SuaraJogja.id - Peristiwa pasang surut air laut terjadi akibat gaya tarik (gravitasi) antara bulan dan matahari terhadap bumi adalah benar adanya.
Pertanyaannya kini, mengapa hal tersebut bisa terjadi? Dan mengapa bulan yang berada jauh di luar angkasa bisa memengaruhi pasang surut air laut? Simak ulasan berikut ini!
Bulan merupakan satelit alami bumi yang berjarak sekitar 30 kali diameter bumi dari permukaan bumi. Seperti bumi, bulan juga memiliki gaya gravitasi. Selain bulan, matahari juga memiliki pengaruh dalam pasang surut air laut ini, namun pengaruhnya lebih kuat karena adanya fenomena dari bulan.
Melansir dari YouTube chanel KEF id yang diakses pada Kamis (3/2/2022), peristiwa pasang surut air laut terjadi dalam dua kondisi.
Baca Juga: 6 Rekomendasi Buku Berbagai Genre, Siap Temani Februari Kamu!
Pertama adalah saat bulan baru, dan yang kedua saat bulan purnama. Pada dua kondisi itu, air laut akan mengalami pasang yang besar pada waktu bulan purnama, dan terendah pada saat bulan baru.
Saat bulan purnama, jarak air laut dan pusat bulan lebih dekat daripada jarak bumi dengan pusat bulan. Akibatnya bulan menarik air laut lebih kuat.
Sementara pada saat bulan baru, jarak antara air laut dan pusat bula lebih jauh dari jarak pusat ke bumi ke bulan. Akibatnya bulan menarik bumi lebih kuat dari air laut di bagian tersebut dan membuat air sedikit tertinggal.
Lantas bagaimana dengan peristiwa air surut? Hal tersebut terjadi karena daerah air laut tersebut tidak terkena peristiwa bulan purnama atau bulan baru. Karena sebagian air ditarik oleh gravitasi bulan yang kemudian menyebabkan berkurangnya air di daerah tersebut.
Kemudian mengenai air yang sedikit tertinggal, penjelasannya, karena air merupakan sesuatu yang berbeda dengan benda padat yang mana selalu tertarik oleh gaya gravitasi. Sedangkan air akan berubah – ubah saat dikenai gaya.
Baca Juga: Serahterima Jabatan Komandan KRI Tombak-629 di Dermaga Semayang Balikpapan, Ini yang Istimewa
Seperti air yang ada di dalam gelas, apabila diketuk, maka air akan bergetar. Dan hal tersebut akan berbeda dengan benda padat. Pada setiap harinya, peristiwa pasang surut ini terjadi sebanyak dua kali.
Berita Terkait
-
Fesyen Keren Tak Harus Merusak Alam, Saatnya Beralih ke Sustainable Fashion
-
Sisa Pagar Laut di Tangerang Kembali Dibongkar KKP
-
Pergi ke Luar Angkasa, Katy Perry: Saya Sangat Merekomendasikan Ini
-
Ria Ricis Bela Pengunjung Pantai yang Dihina Gegara Berpakaian Rapi: Itu Hak Masing-Masing!
-
Flores Bakal Jadi Pulau Panas Bumi, Amankah Buat Lingkungan?
Terpopuler
- Advokat Hotma Sitompul Meninggal Dunia di RSCM
- Hotma Sitompul Wafat, Pengakuan Bams eks Samsons soal Skandal Ayah Sambung dan Mantan Istri Disorot
- 10 HP Midrange Terkencang Versi AnTuTu Maret 2025: Xiaomi Nomor 1, Dimensity Unggul
- 6 Rekomendasi Parfum Indomaret Wangi Mewah Harga Murah
- Pemutihan Pajak Kendaraan Jatim 2025 Kapan Dibuka? Jangan sampai Ketinggalan, Cek Jadwalnya!
Pilihan
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Memori 256 GB Terbaik April 2025
-
Hasil BRI Liga 1: Comeback Sempurna, Persib Bandung Diambang Juara
-
RESMI! Stadion Bertuah Timnas Indonesia Ini Jadi Venue Piala AFF U-23 2025
-
Jenazah Anak Kami Tak Bisa Pulang: Jerit Keluarga Ikhwan Warga Bekasi yang Tewas di Kamboja
-
6 Rekomendasi HP Murah dengan NFC Terbaik April 2025, Praktis dan Multifungsi
Terkini
-
Kisah Udin Si Tukang Cukur di Bawah Beringin Alun-Alun Utara: Rezeki Tak Pernah Salah Alamat
-
Dari Batu Akik hingga Go Internasional: Kisah UMKM Perempuan Ini Dibantu BRI
-
Pertegas Gerakan Merdeka Sampah, Pemkot Jogja Bakal Siapkan Satu Gerobak Tiap RW
-
Lagi-lagi Lurah di Sleman Tersandung Kasus Mafia Tanah, Sri Sultan HB X Sebut Tak Pernah Beri Izin
-
Rendang Hajatan Jadi Petaka di Klaten, Ahli Pangan UGM Bongkar Masalah Utama di Dapur Selamatan