SuaraJogja.id - Presiden Rusia Vladimir Putin dapat memerintahkan serangan ke Ukraina dalam hitungan hari atau minggu, demikian penasihat keamanan nasional Gedung Putih Jake Sullivan memperingatkan pada Minggu (6/2).
Peringatan itu disampaikan ketika Washington dan sekutu Eropa melanjutkan upaya menawarkan jalan keluar diplomatik kepada Putin untuk mengatasi krisis itu.
"Kami sedang menyaksikan. Setiap hari sekarang, Rusia dapat mengambil tindakan militer terhadap Ukraina, atau mungkin beberapa minggu dari sekarang, atau Rusia dapat memilih untuk mengambil jalur diplomatik sebagai gantinya," kata Sullivan kepada program "Fox News Sunday" seperti dikutip dari Antara.
Sullivan menyatakan komentar itu dalam wawancara televisi setelah dua pejabat AS pada Sabtu mengatakan Rusia, yang merebut Krimea dari Ukraina pada 2014, memiliki sekitar 70 persen dari kekuatan tempur yang diyakininya akan dibutuhkan untuk invasi skala penuh ke Ukraina.
Baca Juga: Buntut Konflik Negara, Atlet Rusia dan Ukraina Tak Berteman di Olimpiade Beijing 2022
Ketika Rusia menempatkan lebih dari 100.000 tentara di dekat perbatasan, Moskow mengatakan tidak merencanakan invasi tetapi dapat mengambil tindakan militer yang tidak ditentukan jika tuntutan keamanannya tidak dipenuhi.
Itu termasuk janji bahwa NATO tidak akan pernah mengakui Ukraina, tuntutan yang oleh Amerika Serikat dan 30 negara aliansi keamanan Barat disebut tidak dapat diterima.
Presiden AS Joe Biden berbicara dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron pada Minggu, kata Gedung Putih. Panggilan itu datang menjelang kunjungan Macron ke Moskow pada Senin, puncak dari hari-hari kontak Prancis dengan Rusia dan Ukraina untuk mencoba meredakan ketegangan.
Panggilan telepon selama 40 menit antara Biden dan Macron memungkinkan kedua pemimpin untuk berkoordinasi sebelum perjalanan, kata sumber Kepresidenan Prancis.
Jika Putin tidak terhalang oleh dorongan diplomatik, kemungkinan tindakan Rusia dapat mencakup pencaplokan wilayah Donbass Ukraina (di mana separatis yang didukung Rusia memisahkan diri dari kendali pemerintah Ukraina pada 2014), serangan siber atau invasi skala penuh ke Ukraina, kata Sullivan.
Baca Juga: Serang Ukraina, Rusia Bakal Disanksi Berat Uni Eropa
"Kami percaya bahwa ada kemungkinan yang sangat jelas bahwa Vladimir Putin akan memerintahkan serangan ke Ukraina," kata Sullivan dalam program "This Week" ABC.
Berita Terkait
-
Kuatkan Mental! Rupiah Babak Belur Karena Tarif Trump
-
LG Energy Solution Buka 1.500 Loker, Berapa Gajinya?
-
Daftar 10 Kota di AS yang Punya Gaji Rp1,6 Miliar
-
Lebih 50 Ribu Nyawa Melayang: Perempuan dan Anak Jadi Korban Mayoritas Agresi Israel
-
Trump Bujuk Vietnam, India, Israel Soal Tarif Impor, Cari Jalan Tengah?
Terpopuler
- Dedi Mulyadi Syok, Bapak 11 Anak dengan Hidup Pas-pasan Tolak KB: Kan Nggak Mesti Begitu
- Baru Sekali Bela Timnas Indonesia, Dean James Dibidik Jawara Liga Champions
- JakOne Mobile Bank DKI Diserang Hacker? Ini Kata Stafsus Gubernur Jakarta
- Terungkap, Ini Alasan Ruben Onsu Rayakan Idul Fitri dengan "Keluarga" yang Tak Dikenal
- Review Pabrik Gula: Upgrade KKN di Desa Penari yang Melebihi Ekspektasi
Pilihan
-
PT JMTO Bantah Abu Janda Jadi Komisaris, Kementerian BUMN Bungkam
-
Pantang Kalah! Ini Potensi Bencana Timnas Indonesia U-17 Jika Kalah Lawan Yaman
-
7 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan RAM 8 GB Terbaik April 2025
-
Kurs Rupiah Selangkah Lagi Rp17.000 per Dolar AS, Donald Trump Biang Keroknya
-
Libur Lebaran Usai, Harga Emas Antam Merosot Rp23.000 Jadi Rp1.758.000/Gram
Terkini
-
Kualitas dan Quality Control Jadi Andalan UMKM Gelap Ruang Jiwa dalam Sediakan Produk
-
Update Tol Jogja-Solo usai Lebaran: Pilar Tol Mulai 'Nampak', Tapi Pembebasan Lahan Masih Jadi PR
-
Jadi Binaan BRI, UMKM Unici Songket Silungkang Mampu Tingkatkan Skala Bisnis
-
Arus Balik Lebaran 2025: BRI Hadirkan Posko BUMN di Tol dan Bandara untuk Kenyamanan Pemudik
-
Prabowo Didesak Rangkul Pengusaha, Tarif Trump 32 Persen Bisa Picu PHK Massal di Indonesia?