SuaraJogja.id - Belum lama ini aktris Prilly Latuconsina mengumumkan kepemilikan atas Persikota Tangerang. Menteri BUMN Erick Thohir, yang telah lama berkecimpung di industri olahraga, lantas memberi saran soal pengelolaan klub sepak bola kepadanya.
Dalam siaran langsung melalui Instagram bersama Prilly, Senin, Erick mengatakan bahwa strategi pengelolaan klub sepak bola Eropa tidak bisa serta merta diimplementasikan di Indonesia.
Bahkan, pria yang pernah dipercaya sebagai Direktur Keuangan Persija Jakarta itu menjelaskan pengelolaan klub sepak bola di Eropa juga berbeda dari Amerika Serikat.
Di Amerika Serikat, Erick menjelaskan, pendapatan klub sepak bola berasal dari televisi, tiket menonton pertandingan, dan merchandise. Sementara di Eropa, pendapatan klub sepak bola berasal dari televisi, sponsorship, tiket menonton pertandingan dan merchandise.
Baca Juga: Erick Thohir Ingatkan Prilly Latuconsina: Di Sepak Bola, Ada Godaan Bernama Ego
"Bukannya di Amerika tidak perlu sponsor, tapi memang media market di Amerika luar biasa powerful mereka perlu konten sebanyak-banyaknya. Di Indonesia beda lagi, kita memang kebanyakan masih dari sponsor, lalu ticketing, medianya sedikit, merchandise-nya sedikit," kata Erick.
Dengan perbedaan pendapatan seperti itu, Erick mengatakan bahwa Prilly perlu memiliki cara mengatur budget yang agak berbeda.
"Contoh kalau saya bilang 55 persen pengeluaran berdasarkan revenue, kalau di Amerika mungkin mudah diprediksi, kalau di Eropa juga mudah tetapi masalahnya kalau di Eropa bola sudah sesuatu yang dikutiin setiap hari, mereka kadang tidak disiplin masalah gaji," kata Erick.
"Di Indonesia memang masih mencari bentuk, karena pendapatan masih dari sponsor, jadi itulah kenapa mestinya di Indonesia harus mesti disiplin lagi karena ketidakpastian pendapatan dari income bukan dari media."
Pria yang pernah menjadi Wakil Komisaris Persib Bandung itu juga mengingatkan kepada Prilly bahwa sepak bola punya godaan yang bernama "ego."
Baca Juga: Prilly Akuisisi Persikota, Erick Thohir: Strategi Klub Eropa Tak Bisa Diterapkan di Indonesia
Ego, menurut Erick, dapat menutup mata pemilik untuk melihat klub sepak bola dari sudut pandang bisnis.
Berita Terkait
-
Kritik Pedas Media Asing Soal Liga 1 Kalah Level dengan Kamboja Premier League
-
Asnawi Mangkualam Perkuat ASEAN All Stars, Erick Thohir Singgung Kluivert
-
PSSI Segera Rekrut Direktur Teknik, Makin Serius Cari Talenta Potensial
-
Erick Thohir: Lolos Langsung ke Piala Dunia 2026, Peluangnya Masih 50:50
-
Tanpa Persiapan, Luna Maya dan Maxime Bouttier Ceritakan Kisah di Balik Lamarannya di Jepang
Terpopuler
- Pemutihan Pajak Kendaraan Jatim 2025 Kapan Dibuka? Jangan sampai Ketinggalan, Cek Jadwalnya!
- Emil Audero Menyesal: Lebih Baik Ketimbang Tidak Sama Sekali
- Forum Purnawirawan Prajurit TNI Usul Pergantian Gibran hingga Tuntut Reshuffle Menteri Pro-Jokowi
- 5 Rekomendasi Moisturizer Indomaret, Anti Repot Cari Skincare buat Wajah Glowing
- Kata Anak Hotma Sitompul Soal Desiree Tarigan dan Bams Datang Melayat
Pilihan
-
Emansipasi Tanpa Harus Menyerupai Laki-Laki
-
Laga Sulit di Goodison Park: Ini Link Live Streaming Everton vs Manchester City
-
Pemain Keturunan Jawa Bertemu Patrick Kluivert, Akhirnya Gabung Timnas Indonesia?
-
Jadwal Dan Rute Lengkap Bus Trans Metro Dewata di Bali Mulai Besok 20 April 2025
-
Polemik Tolak Rencana Kremasi Murdaya Poo di Borobudur
Terkini
-
Insiden Laka Laut di DIY Masih Berulang, Aturan Wisatawan Pakai Life Jacket Diwacanakan
-
Tingkatkan Kenyamanan Pengguna Asing, BRImo Kini Hadir dalam Dua Bahasa
-
Ribuan Personel Polresta Yogyakarta Diterjunkan Amankan Perayaan Paskah Selama 24 Jam
-
Kebijakan Pemerintah Disebut Belum Pro Rakyat, Ekonom Sebut Kelas Menengah Terancam Miskin
-
Soroti Maraknya Kasus Kekerasan Seksual Dokter Spesialis, RSA UGM Perkuat Etika dan Pengawasan