SuaraJogja.id - Salah satu wisata bahari di Kepulauan Seribu, nama Pulau Laki memang tak setenar pulau lain seperti Pulau Pramuka, Pulau Bidadari, atau Pulau Macan.
Pulau Laki memang jarang terdengar di telinga wisatawan. Namun pulau yang mulai dibuka untuk wisata laut tahun 1988 itu langsung melejit namanya pada awal tahun 2021.
Sayang keviralan Pulau Laki saat itu bukan karena keindahannya, tapi karena tragedi jatuhnya pesawat terbang.
Ya, Pulau Laki menjadi lokasi jatuhnya pesawat Sriwijaya Air tujuan Jakarta-Pontianak. Pada 9 Januari 2021, pesawat dinyatakan hilang kontak dan ditemukan di sekitar Pulau Laki beberapa jam kemudian.
Lalu, apa saja fakta menarik tentang Pulau Laki yang konon sangat angker ini?
Pulau Terbengkalai
Pulau Laki memiliki luas mencapai 1,5 Ha yang dikelilingi oleh kawasan hutan bakau. Secara geografis, Pulau Laki masuk wilayah Kelurahan Pulau Pari, Kecamatan Kepulauan Seribu Selatan, Kabupaten Kepulauan Seribu, Provinsi DKI Jakarta.
Ada puluhan unit penginapan, kolam renang, lapangan tenis, hingga lapangan golf. Namun karena suatu hal, berbagai fasilitas tersebut tidak lagi beroperasi.
TNI Angkatan Laut kemudian dijadikan sebagai area pelatihan sejak tahun 2001. Pulau Laki juga menjadi laboratorium alam.
Baca Juga: Sempat Buron, Pengedar Sabu 5 Kg Ditangkap Polres Kepulauan Seribu di Banten
Meski banyak fasilitasnya yang terbengkalai, Pulau Laki masih kerap disambangi wisatawan. Biasanya wisatawan yang datang ke Pulau Laki hanya untuk memancing atau sekadar bermain di pantai karena ombaknya yang tidak terlalu tinggi.
Pulau Laki memiliki kawasan yang masih asri, air laut yang bening, dan keanekaragaman biota laut. Pulau ini juga menawarkan keindahan pemandangan sunset.
Para akademisi biasa datang ke pulau berpasir putih ini untuk mempelajari burung. Terdapat 27 spesies burung yang dapat dijumpai, di antaranya Perkutut (Geopelia striata) dan Gagak Hutan (Corvus enca).
Lalu bagaimana menuju ke kawasan ini? Pulau Laki dapat dijangkau dari Pantai Mauk di Tangerang menggunakan kendaraan seperti speed boat selama 25 menit.
Pengunjung bisa menggunakan kapal motor dari Pantai Mauk maupun Muara Angke, Jakarta Utara. Tersedia juga tempat untuk berkemah.
Sejarahnya, Pulau Laki dahulu merupakan gudang rempah-rempah milik VOC di masa Hindia Belanda. Beberapa gedung peninggalan VOC juga masih ditemukan berdiri, salah satunya bekas kelab malam.
Berita Terkait
-
40 Warga Positif Covid-19 Jalani Isolasi di Gedung SMKN 61 Jakarta Pulau Tidung
-
Gedung SMKN 61 Jakarta Disulap Jadi Tempat Isolasi Pasien Covid-19 di Pulau Tidung
-
Pengedar Sabu 5 Kg Dibekuk Polres Kepulauan Seribu di Banten
-
Sempat Buron, Pengedar Sabu 5 Kg Ditangkap Polres Kepulauan Seribu di Banten
-
Hari Ini, 1 Tahun Insiden Jatuhnya Sriwajaya Air SJ182 di Kepulauan Seribu
Terpopuler
- Susunan Tim Pelatih Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2025, Indra Sjafri Ditopang Para Legenda
- 7 Sunscreen yang Wudhu Friendly: Cocok untuk Muslimah Usia 30-an, Aman Dipakai Seharian
- Gugat Cerai Hamish Daud? 6 Fakta Mengejutkan di Kabar Perceraian Raisa
- Pria Protes Beli Mie Instan Sekardus Tak Ada Bumbu Cabai, Respons Indomie Bikin Ngakak!
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 23 Oktober 2025: Pemain 110-113, Gems, dan Poin Rank Up Menanti
Pilihan
-
Harga Emas Sabtu 25 Oktober 2025: Antam Masih 'Hilang', UBS dan Galeri 24 Menguat
-
Superkomputer Prediksi Arsenal Juara Liga Champions 2025, Siapa Lawan di Final?
-
Bayar Hacker untuk Tes Sistem Pajak Coretax, Menkeu Purbaya: Programmer-nya Baru Lulus SMA
-
Perbandingan Spesifikasi HONOR Pad X7 vs Redmi Pad SE 8.7, Duel Tablet Murah Rp 1 Jutaan
-
Di GJAW 2025 Toyota Akan Luncurkan Mobil Hybrid Paling Ditunggu, Veloz?
Terkini
-
Mengulik Festival Angkringan Yogyakarta 2025, Dorong Transformasi Digital Pasar dan UMKM Lokal
-
Ironi Distribusi Sapi: Peternak NTT Merugi, Konsumen Jawa Bayar Mahal, Kapal Ternak Jadi Kunci?
-
Rejeki Nomplok Akhir Pekan! 4 Link DANA Kaget Siap Diserbu, Berpeluang Cuan Rp259 Ribu
-
Petani Gunungkidul Sumringah, Pupuk Subsidi Lebih Murah, Pemkab Tetap Lakukan Pengawasan
-
Makan Bergizi Gratis Bikin Harga Bahan Pokok di Yogyakarta Meroket? Ini Kata Disperindag