Tidak ada garis tebal pembatas keyakinan antara dirinya dengan rekan kerjanya di rumah sakit swasta tempatnya bekerja dulu. Di tempat tinggalnya di ibu kota, lingkungannya tak pernah sama sekali membahas soal apa yang dia yakini selama ini.
Berkhidmat untuk masyarakat hampir dua tahun lamanya di Klinik Asih Sasama, Yuyun pun mulai lancar beradaptasi. Bahkan untuk mendalami agama lebih mudah baginya, tanpa ada tuntutan pekerjaan sepadat di ibu kota.
Namun, bidan 54 tahun ini juga tak menutup mata dari konflik di Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat, di mana pada Jumat (3/9/2021), sebuah masjid bernama Miftahul Huda, tempat beribadah Jemaat Ahmadiyah, dibakar warga.
"Mereka juga memiliki ulama, di mana pandangannya berbeda-beda. Memang ada beberapa "Islam" yang cukup keras, dan kalau berbeda, bukan golongan mereka. Parahnya itu, [mereka] harus diperangi, halal darahnya untuk dibunuh, padahal itu tidak ada di dalam Al-Qur'an. Saya meyakini Islam itu cinta damai," ujar dia.
Yuyun yakin, ada saatnya umat beragama terketuk hatinya untuk memahami adanya perbedaan. Bagi Yuyun, perbedaan bukan halangan untuk berbuat baik terhadap sesama manusia. Namun, dia hanya bisa menyerahkan semua pada Allah, yang memiliki kehendak di atas segalanya.
Cerita Pegawai Muhammadiyah di Klinik Asih Sasama
Klinik Asih Sasama di Kalurahan Ngloro diisi oleh tenaga medis dari berbagai latar belakang. Ada satu pegawai pria asal Bantul yang merupakan seorang perawat di klinik itu. Ia tak pernah gelisah meski berada di lingkungan yang berbeda.
Edy Muryanto, pria 28 tahun tersebut, awalnya tak mengetahui jika fasyankes tersebut merupakan sayap kanan Ahmadiyah. Satu tahun bekerja di klinik itu, tidak ada diskriminasi yang dia alami.
"Januari 2021 saya sudah bergabung di sini. Jadi ada pemberitahuan dari bapak kalau di klinik ini sedang membutuhkan tenaga medis dan saya mengirim lamaran. Awalnya bekerja di sini saya tidak tahu [klinik dari Ahmadiyah], tapi lama-lama akhirnya tahu, jadi saya tidak melihat latar belakang tempat saya bekerja, tapi saya ke sini sebagai tenaga profesional saja," kata Edy, ditemui di klinik setempat, Rabu (26/1/2022).
Baca Juga: Masjid Jemaah Ahmadiyah Dibongkar dan Kalimat Syahadatnya Dicopot, Guntur Romli Murka
Ayah satu anak yang sebelumnya bekerja di Wisma ODGJ, Panti Hafara, Bantul tersebut mengaku tahu bagaimana keyakinan Ahmadiyah, yang mempercayai masih ada nabi selanjutnya setelah Muhammad SAW. Baginya, sebelum dan sesudah dirinya bergabung di klinik setempat, tidak ada masalah yang timbul dari perbedaan keyakinan.
"Apa yang diberitakan di luar sana tidak seperti yang dibayangkan ya. Saya nyaman di sini, bekerja pun juga tidak ada sekat-sekat. Semuanya berjalan dengan baik dan tidak ada perbedaan Anda Ahmadiyah atau Muhammadiyah," kata Edy, yang sejak lahir tumbuh di lingkungan Muhammadiyah.
Tidak ada kegundahan yang mengganggu keyakinan Edy selama satu tahun bertugas di Klinik Asih Sasama. Ajakan untuk memahami ajaran Ahmadiyah juga tak sekali pun ia dapatkan. Semua civitas klinik bekerja untuk satu tujuan—memberi pelayanan kesehatan kepada masyarakat Ngloro dan sekitarnya.
Bahkan, lanjut Edy, klinik ini sudah menjadi keluarga baru dalam bagian hidupnya. Meski dengan latar belakang yang berbeda terkait keyakinan, Edy menaruh hormat terhadap rekan lain yang saling menjaga perbedaan.
Klinik Asih Sasama Dibangun untuk Masyarakat
Klinik Asih Sasama dibangun oleh panggilan hati seorang dokter asal Jakarta bernama Gianne Panji Putri. Ibu dua anak ini sudah bercita-cita mendedikasikan diri untuk masyarakat di bidang kesehatan.
Berita Terkait
-
Masjid Jemaah Ahmadiyah Dibongkar dan Kalimat Syahadatnya Dicopot, Guntur Romli Murka
-
Kemenag Minta Masjid Ahmadiyah Difungsikan sebagai Tempat Ibadah Seluruh Umat Islam
-
Kecam Pembongkaran Paksa Masjid Milik Komunitas Ahmadiyah di Sintang, Ini Permintaan YLBHI ke Jokowi
-
Perjuangan Berat Ahmadiyah Sintang dan Opsi Bupati Jarot Winarno yang Mengecewakan Mereka
-
Perintah Pembongkaran Masjid Ahmadiyah di Sintang dan Bentuk Contoh Buruk Kepala Daerah Tidak Taat Konstitusi
Terpopuler
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 5 Oktober: Ada 20.000 Gems dan Pemain 110-113
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Kedua 6-12 Oktober 2025
- Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Kota Makassar Bulan Oktober 2025
Pilihan
-
Harga Emas Naik Berturut-turut! Antam Tembus Rp 2,399 Juta di Pegadaian, Rekor Tertinggi
-
Pihak Israel Klaim Kantongi Janji Pejabat Kemenpora untuk Datang ke Jakarta
-
Siapa Artem Dolgopyat? Pemimpin Atlet Israel yang Bakal Geruduk Jakarta
-
Seruan Menggetarkan Patrick Kluivert Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
-
Perbandingan Spesifikasi vivo V60 Lite 4G vs vivo V60 Lite 5G, Kenali Apa Bedanya!
Terkini
-
24 Jam di Malioboro Tanpa Kendaraan: Wali Kota Pantau Langsung, Evaluasi Ketat Menuju Pedestrian Permanen
-
Target Ambisius Bantul, Kemiskinan Bakal Hilang di 2026, Ini Strateginya
-
Setelah Musala Al-Khoziny Ambruk: Saatnya Evaluasi Total Bangunan Sekolah & Ponpes, Ini Kata Ahli UGM
-
Kabar Baik Petani Sleman: Penutupan Selokan Cuma 5 Tahun Sekali! Ini Kata Bupati
-
DIY Kena Pangkas Anggaran Rp170 Miliar! Begini Strategi Pemda Selamatkan APBD