Scroll untuk membaca artikel
Eleonora PEW | Hiskia Andika Weadcaksana
Jum'at, 18 Februari 2022 | 12:41 WIB
Pohon tumbang akibat cuaca ekstrem di Kabupaten Bantul, Kamis (17/2/2022) sore kemarin. - (SuaraJogja.id/HO-BPBD Bantul)

SuaraJogja.id - Cuaca ekstrem berupa hujan yang disertai angin kencang di wilayah Kabupaten Bantul pada Kamis (17/2/2022) sore menimbulkan sejumlah dampak di sejumlah titik. Tidak hanya pohon tumbang, ada pula laporan banjir, tanah bergerak hingga talud sungai yang jebol.

"Dampak hujan disertai angin kencang di Bantul kemarin mengakibatkan sejumlah kejadian, yaitu banjir di empat lokasi, gerakan tanah di tujuh lokasi, pohon tumbang di 19 lokasi dan talud sungai yang jebol ada di satu lokasi," kata Manajer Pusdalops Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bantul Aka Lukluk Firmansyah dikonfirmasi awak media, Jumat (18/2/2022).

Disampaikan Aka bahwa berbagai kejadian akibat cuaca ekstrem kemarin itu tersebar di 10 kapanewon. Dengan setidaknya meliputi 14 Kalurahan di Bumi Projotamansari.

Ia merinci 10 kapanewon yang terdampak itu dimulai dari Kapanewon Banguntapan, Kalurahan Baturetno 1 lokasi;
Kapanewon Bantul, Kalurahan Palbapang ada 1 lokasi. Lalu untuk Kapanewon Imogiri tercatat ada dua kalurahan yang terdampak yakni di Kalurahan Imogiri ada 2 lokasi dan kalurahan Wukrisari ada 8 lokasi.

Baca Juga: Prakiraan Cuaca Kalbar, Jumat 18 Februari, Berikut Daftar Wilayah Kategori Waspada Cuaca Ekstrim

Selanjutnya di Kapanewon Jetis, Kalurahan Canden ada 1 lokasi; Kapanewon Pajangan, Kalurahan Sendangsari ada 5 lokasi; Kapanewon Pandak, Kalurahan Gilangharjo ada 1 lokasi.

Kapanewon Pleret tercatat tiga kalurahan terdampak yakni berada di Kalurahan Bawuran ada 5 lokasi; Kalurahan Segoroyoso ada 1 lokasi; Kalurahan Wonolelo ada 1 lokasi.

Kapanewon Pundong, Kalurahan Srihardono ada 1 lokasi. Kapanewon Sedayu ada dua titik yakni di Kalurahan Argosari 1 lokasi dan Kalurahan Argomulyo 2 lokasi. Terakhir di Kapanewon Sewon, Kalurahan Timbulharjo ada 1 lokasi.

Adapun dampak cuaca ekstrem secara rinci meliputi di antaranya akses jalan dan sejumlah jaringan listrik yang terganggu. Ada pula dampak itu mengenai jembatan, kandang, beberapa talud, rumah, tempat usaha bahkan hingga pondok pesantren.

"Estimasi kerusakan yang diakibatkan kejadian angin kencang tersebut kurang lebih Rp 37.990.000," ungkapnya.

Baca Juga: BMKG Minta Masyarakat Jawa Tengah Waspada dengan Cuaca Ekstrem Hingga 19 Februari 2022

Sebelumnya, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperingatkan masyarakat agar mewaspadai potensi cuaca ekstrem pada 17-23 Februari 2022, berupa hujan sedang-lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang serta gelombang tinggi.

"Masyarakat dihimbau agar tetap waspada dan berhati-hati terhadap potensi cuaca ekstrem seperti hujan lebat-sangat lebat yang dapat disertai kilat/petir, angin kencang, gelombang tinggi, dan lain-lain, serta dampak terhadap bencana hidrometeorologi yang dapat ditimbulkannya seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, pohon tumbang, dan lain-lain," ujar Deputi Bidang Meteorologi Guswanto dalam keterangannya diterima di Jakarta, Rabu (16/2) malam.

Guswanto menjelaskan potensi cuaca ekstrem berdasarkan analisis dinamika atmosfer terkini, BMKG mengidentifikasi adanya potensi peningkatan curah hujan dalam periode sepekan ke depan di beberapa wilayah Indonesia.

Kondisi tersebut dipicu oleh peningkatan aktivitas dinamika atmosfer seperti aktifnya Madden Julian Oscillation (MJO) yang saat ini berada pada fase 3 di sekitar Samudera Hindia, dan menunjukkan kontribusi cukup signifikan terhadap pembentukan awan hujan di wilayah Indonesia.

Kondisi tersebut juga diperkuat dengan fenomena gelombang atmosfer yaitu gelombang Kelvin dan Rossby Ekuatorial yang cukup aktif di beberapa wilayah, adanya pola tekanan tekanan rendah yang memicu terbentuknya pumpunan dan belokan angin yang diperkuat juga dengan adanya pengaruh labilitas udara dalam skala lokal.

Potensi hujan sedang hingga lebat diprediksi terjadi di wilayah Aceh, Sumatera Utara, Riau, Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur.

Kemudian potensi tersebut juga diprediksi di Bali, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara. Maluku, Papua Barat, dan Papua.

Load More