SuaraJogja.id - Rencana Pemda DIY untuk melakukan penyekatan daerah perbatasan dalam rangka mengantisipasi makin masifnya penularan COVID-19 tampaknya sulit dilakukan saat ini sebab kebijakan tersebut disebut tak efektif untuk menghalau wisatawan untuk masuk ke DIY.
Saat ini jumlah wisatawan yang masuk ke DIY sangat banyak setiap harinya. Bus-bus wisata pun berseliweran keluar masuk DIY di berbagai kawasan wisata meski DIY masih menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 3.
"Kita sekarang sudah sulit mengatur wisatawan karena keinginan masyarakat untuk wisata ke Jogja sudah cukup tinggi. Kemudian upaya untuk penyekatan juga tidak efektif dan kontraproduktif," ungkap Sekda DIY Baskara Aji di Kompleks Kepatihan Yogyakarta, Rabu (23/2/2022).
Menurut Aji, penyekatan bus dan kendaraan yang masuk ke perbatasan DIY hanya akan menimbulkan kemacetan. Bila hal itu dilakukan pun, banyak sopir bus yang menghindari pemeriksaan petugas dengan mengambil jalan alternatif untuk masuk ke DIY.
Akibatnya, banyak jalan yang rusak karena dilewati bus-bus pariwisata. Bila dibiarkan akan terjadi pemborosan anggaran untuk perbaikan infrastruktur.
"Wong tidak ada penyekatan aja macet, apalagi ada penyekatan. Disekat pun mereka akan cari jalan lain. Jalan-jalan yang tidak seharusnya dilalui, nanti repot. Pertama boros dan merusak jalan jalan yang seharusnya tak dilewati bus tapi dilewati bus," tandasnya.
Karena itu, lanjut Aji, Pemda lebih memilih melakukan pengetatan penggunaan PeduliLindungi. Semua destinasi wisata dan hotel harus memastikan wisatawan yang masuk melakukan scan barcode PeduliLindungi.
Petugas pun wajib berkeliling untuk memastikan kapasitas destinasi wisata tidak melanggar aturan PPKM Level 3. Bila terjadi pelanggaran, maka destinasi wisata akan diberi sanksi.
Asosiasi seperti Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) serta Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA) DIY, pengelola mal, dan lainnya diminta untuk mengatur anggotanya dalam pengetatan PeduliLindungi.
Baca Juga: Mayoritas Pasar di Kota Bandung Belum Terapkan Pedulilindungi
Kontributor : Putu Ayu Palupi
Berita Terkait
-
Mayoritas Pasar di Kota Bandung Belum Terapkan Pedulilindungi
-
Wisata Naik Gerobak Sapi di Jodog Bantul, Berapa Tarifnya?
-
Sempat Hilang, Aplikasi PeduliLindungi Kembali Tersedia di App Store Apple
-
Kemenkes Hapus Kewajiban Tes PCR Kedua untuk Ubah Warna PeduliLindungi
-
Kombes Yulli Kurniawan: Aplikasi PeduliLindungi Tahap Awal Seleksi Status Kesehatan Seseorang
Terpopuler
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- Gary Neville Akui Salah: Taktik Ruben Amorim di Manchester United Kini Berbuah Manis
- 5 Mobil Bekas 30 Jutaan untuk Harian, Cocok buat Mahasiswa dan Keluarga Baru
- Belanja Mainan Hemat! Diskon 90% di Kidz Station Kraziest Sale, Bayar Pakai BRI Makin Untung
Pilihan
-
5 Fakta Wakil Ketua DPRD OKU Parwanto: Kader Gerindra, Tersangka KPK dan Punya Utang Rp1,5 Miliar
-
Menkeu Purbaya Tebar Surat Utang RI ke Investor China, Kantongi Pinjaman Rp14 Triliun
-
Dari AMSI Awards 2025: Suara.com Raih Kategori Inovasi Strategi Pertumbuhan Media Sosial
-
3 Rekomendasi HP Xiaomi 1 Jutaan Chipset Gahar dan RAM Besar, Lancar untuk Multitasking Harian
-
Tukin Anak Buah Bahlil Naik 100 Persen, Menkeu Purbaya: Saya Nggak Tahu!
Terkini
-
Deadline Proyek di Gunungkidul Dikejar: DPRD Tak Ingin Hujan Jadi Alasan
-
Setelah Diperiksa Intensif, Mantan Bupati Sleman Sri Purnomo Resmi Ditahan Terkait Kasus Korupsi
-
WNA Tiongkok 'Nakal' di Yogyakarta: Alih-Alih Pelatihan, Malah Kerja Ilegal?
-
Trauma Mendalam, Terdakwa Kecelakaan Maut BMW Menangis di Persidangan: 'Saya Bukan Pembunuh'
-
Raih Saldo Gratis? Ini Trik Jitu dan 4 Link Aktif untuk Klaim DANA Kaget buat Warga Jogja