SuaraJogja.id - Hari yang menimbulkan perasaan campur aduk telah dilalui petenis Rusia Daniil Medvedev. Ketika dia dikukuhkan sebagai petenis nomor 1 dunia, negara asalnya menginvansi Ukraina. Ia pun memilih untuk menyerukan perdamaian di seluruh dunia.
Juara US Open Medvedev, yang bertanding di Acapulco, Meksiko, beberapa jam setelah kekalahan Djokovic pada perempat final di Dubai yang akan membuat petenis berusia 26 tahun itu menggantikannya di puncak peringkat putra, Senin, mengaku tidak mudah menonton berita mengenai hal itu.
"Dengan menjadi pemain tenis, saya ingin mempromosikan perdamaian di seluruh dunia," kata Medvedev setelah mencapai semifinal turnamen ATP 500 dengan mengalahkan petenis Jepang Yoshihito Nishioka, dikutip dari Reuters, Jumat.
"Kami bermain di begitu banyak negara berbeda. Saya telah bermain di begitu banyak negara berbeda sebagai junior dan profesional. Tidak mudah mendengar semua berita ini. Saya mendukung perdamaian."
Rekan senegaranya, Andrey Rublev, peringkat ketujuh dunia, berpasangan dengan petenis Ukraina Denys Molchanov untuk memenangi gelar ganda di Marseille pekan lalu.
"Ini luar biasa karena saya pikir orang harus tetap bersama dan itu yang paling penting," kata Medvedev, merujuk pada kolaborasi antara Rublev dan Molchanov.
"Pada saat ini, Anda mengerti bahwa tenis terkadang tidak begitu penting," katanya, sambil menambahkan bahwa dia ingin memenangi pertandingannya.
"Itu jelas tidak mudah untuk dimainkan dan saya senang bahwa saya berhasil memenangi pertandingan. Itu adalah hari yang sedikit seperti roller-coaster."
Rublev mengatakan dia mendapatkan beberapa komentar buruk secara online karena situasi di Ukraina.
Baca Juga: Konflik Rusia dan Ukraina, Buya Syafii Minta Indonesia Bertindak Sewajarnya
"Pada saat-saat ini Anda menyadari bahwa pertandingan saya tidak penting. Ini bukan tentang pertandingan saya, bagaimana hal itu mempengaruhi saya. Apa yang terjadi jauh lebih mengerikan," kata Rublev setelah kemenangannya atas petenis Amerika Mackenzie McDonald di Kejuaraan Dubai Kamis malam.
"Anda menyadari betapa pentingnya perdamaian dunia dan untuk saling menghormati apapun yang terjadi, untuk bersatu. Ini tentang itu. Kita harus menjaga bumi kita dan satu sama lain. Ini adalah hal yang paling penting." [ANTARA]
Berita Terkait
-
Konflik Rusia dan Ukraina, Buya Syafii Minta Indonesia Bertindak Sewajarnya
-
Harga Minyak Dunia Naik, Konflik Rusia - Ukraina Bikin Kementerian ESDM Khawatir
-
Pemerintah Diminta Pertimbangkan Evakuasi WNI dari Ukraina
-
Polandia, Swedia, dan Ceko Ogah Mainkan Playoff Piala Dunia 2022 di Rusia
-
Rafael Nadal Hadapi Daniil Medvedev di Semifinal Mexican Open 2022
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- 5 Bedak Padat yang Bagus dan Tahan Lama, Cocok untuk Kulit Berminyak
- 5 Parfum Aroma Sabun Mandi untuk Pekerja Kantoran, Beri Kesan Segar dan Bersih yang Tahan Lama
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Jenderal TNI Muncul di Tengah Konflik Lahan Jusuf Kalla vs GMTD, Apa Perannya?
-
Geger Keraton Solo: Putra PB XIII Dinobatkan Mendadak Jadi PB XIV, Berujung Walkout dan Keributan
-
Cetak 33 Gol dari 26 Laga, Pemain Keturunan Indonesia Ini Siap Bela Garuda
-
Jawaban GoTo Usai Beredar Usul Patrick Walujo Diganti
-
Waduh, Rupiah Jadi Paling Lemah di Asia Lawan Dolar Amerika Serikat
Terkini
-
Ingin Pergi ke Banjarmasin? Ini Tempat Wisata Terbaik untuk Itinerary Weekend
-
Jogja Darurat Sampah Jelang Nataru, Timbangan Digital Jadi Senjata Kontrol
-
7 Saksi Diperiksa, Palang Pintu Tertahan Truk, Polisi Dalami Kelalaian Kecelakaan Maut Prambanan
-
Korban Jiwa Kecelakaan Kereta di Prambanan Bertambah, Bayi Meninggal Setelah Dirawat Intensif
-
Miris! Mahasiswa Asal Papua Tinggalkan Bayi di Teras Rumah Warga Sleman, Ini Alasannya