SuaraJogja.id - Pemkot Yogyakarta memutuskan untuk menutup kegiatan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di seluruh jenjang pendidikan baik dari TK, SD dan SMP. Hal itu mengingat peningkatan kasus Covid-19 di Kota Jogja semakin tinggi.
Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kota Yogyakarta Budi Santosa Asrori menerangkan bahwa kasus baru Covid-19 di DIY mencapai 2.000 orang dalam beberapa pekan ini.
"Pekan lalu sudah diatas 2.000 orang positif Covid-19. Ini yang menjadi pertimbangan kami menutup PTM dan semua kegiatan pembelajaran dilakukan secara daring," kata Budi dihubungi wartawan, Selasa (1/3/2022).
Pembelajaran daring ini, lanjut Budi akan dilakukan selama satu pekan ke depan mulai 1-7 Maret 2022. Harapannya bisa menurunkan angka penyebaran Covid-19.
Baca Juga: Dinas Pendidikan Perbolehkan SMA Sederajat di Lampung Gelar PTM Terbatas
"Ya ini salah satu upaya kami untuk menurunkan angka kasus yang tiap hari terus meningkat. Mudah-mudahan dengan pembelajaran daring ini mempercepat penurunan kasus Covid-19 di Jogja," terang dia.
Budi menerangkan laporan yang ia terima bahwa banyak anak sekolah terkonfirmasi Covid-19. Semua jenjang pendidikan sudah mulai terjangkit virus ini.
"Semua tingkatan banyak yang terpapar Covid-19, baik SMA, SMK, SMP semua ada. Tapi memang pelacakan di sekolah itu lebih mudah, dibanding institusi yang lain, seperti pusat bisnis atau pasar, kalau sekolah kan yang datang hanya itu-itu saja," kata dia.
Bahkan, kata Budi guru-guru sekolah juga banyak yang terpapar Covid-19.
"Ini memang penyebarannya cepat sekali. Maka kami mengambil keputusan untuk PTM ditiadakan dan diubah menjadi pembelajaran daring," kata dia.
Baca Juga: Kota Taman Masih Zona Merah, Disdikbud Bontang Umumkan Sekolah Tatap Muka Digelar 1 Maret
Dengan demikian, peran orang tua diminta lebih sering mengawasi anak-anaknya ketika pembelajaran online. Mengingat kondisi lingkungan tempat tinggal siswa dapat mempengaruhi konsentrasi anak ketika belajar.
"Termasuk penerapan prokes di rumah. Selain itu pengawasannya kamin minta dilakukan lebih ketat lagi ke orang tua masing-masing," terang dia.
Selama pembelajaran daring dilakukan, setiap sekolah diminta untuk tetap membenahi kekurangan mulai dari fasilitas dan penerapan prokes ketika PTM dimulai kembali.
"Desinfeksi juga kami minta agar dilakukan tiap sekolah. Hal itu untuk memastikan kebersihan sekolah ketika pembelajaran di sekolah dilakukan kembali," ujar dia.
Berita Terkait
-
Dinas Pendidikan Perbolehkan SMA Sederajat di Lampung Gelar PTM Terbatas
-
Kota Taman Masih Zona Merah, Disdikbud Bontang Umumkan Sekolah Tatap Muka Digelar 1 Maret
-
Kota Cimahi Bakal Kembali Gelar PTM meski Tak 100 Persen
-
Kasus COVID-19 Lebih 2.000 Per Hari, BNPB Minta DIY Perketat Prokes
-
Bertambah 2.750 Orang, Pasien Covid-19 di DIY Mencapai 188.286 Kasus
Terpopuler
- Cerita Pemain Keturunan Indonesia Tristan Gooijer Tiba di Bali: Saya Gak Ngapa-ngapain
- Review dan Harga Skincare GEUT Milik Dokter Tompi: Sunscreen, Moisturizer, dan Serum
- 5 Motor Matic Bekas Murah: Tampang ala Vespa, Harga Mulai Rp3 Jutaan
- Bareskrim Nyatakan Ijazah S1 UGM Jokowi Asli, Bernomor 1120 dengan NIM 1681/KT
- Harley-Davidson Siapkan Motor yang Lebih Murah dari Nmax
Pilihan
-
Shayne Pattynama Tulis Prediksi Skor Timnas Lawan China di Sandal
-
7 Rekomendasi HP Kamera 108 MP Terbaik 2025: Layar AMOLED, Harga Rp2 Jutaan
-
Manchester United Hancur Lebur: Gagal Total, Kehabisan Uang, Pemain Buangan Bersinar
-
Srikandi di Bali Melesat Menuju Generasi Next Level Dengan IM3 Platinum
-
30 Juta Euro yang Bikin MU Nyesel! Scott McTominay Kini Legenda Napoli
Terkini
-
Lewat Bola dan Sponsorship di GFL Series 3, BRI Tanamkan Nilai Positif ke Anak Muda
-
Hadiah Digital yang Bangkitkan Solidaritas Sosial, Klaim 3 Link Saldo DANA Kaget Ini
-
Moratorium Hotel Sumbu Filosofi Diberlakukan, PHRI Desak Penertiban 17 Ribu Penginapan Ilegal
-
Kelanjutan Soal Besaran Pungutan Ekspor Kelapa, Mendag Ungkap Hal Ini
-
Kabupaten Sleman Diganjar ANRI Award, Bupati Ungkap Strategi Jitu Pelestarian Arsip