Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo
Rabu, 02 Maret 2022 | 14:39 WIB
Ilustrasi Virus Corona. (Pixabay)

SuaraJogja.id - Dinas Kesehatan Sleman meminta kepada pondok pesantren yang ada di Sleman untuk memiliki ruang karantina khusus, bagi pasien terkonfirmasi positif Covid-19.

Permintaan atas adanya ruang khusus tersebut bersifat imbauan, yang diharapkan menjadi salah satu cara mengurangi tingkat penyebaran kasus Covid-19 di pondok pesantren.

Kepala Dinkes Sleman Cahya Purnama menuturkan, ruang karantina itu hendaknya terpisah dari gedung utama asrama siswa.

Masalah yang seringkali muncul, sekolah asrama hanya memisahkan antara asrama siswa perempuan dan laki-laki. Namun, bila ada kasus positif Covid-19, pasien diisolasi di ruangan berbeda.

Baca Juga: Terdampak PPKM Level 3, Tingkat Kunjungan ke Objek Wisata di Sleman Menurun hingga 50 Persen

"Hanya dipisah lantai juga tidak bisa. Prinsip isolasi adalah gedung. Kalau hanya ruang tidak bisa," terangnya, Rabu (2/3/2022).

Cahya menuturkan, klaster Covid-19 di pondok pesantren banyak diawali kronologinya lewat adanya klaster keluarga. Kemudian anak dari keluarga tadi, bersekolah di ponpes dan tanpa disadari menularkan kepada temannya.

Dengan adanya ruang karantina di ponpes, maka jika ada siswa yang baru dari luar daerah, sebelum masuk ponpes harus diswab dahulu.

"Jika masih bergejala, batuk pilek dikarantina terlebih dahulu. Nanti bisa dilakukan swab kedua. Untuk melihat apakah positif atau tidak," ucapnya.

"Kalau tidak ada gejala, baru bisa bercampur dengan siswa lain," sambung Cahya.

Baca Juga: Naik Tajam, Pemakaman dengan Protokol Covid-19 di Sleman Capai 57 Jenazah

Tercatat ada 60 klaster terjadi di lingkungan pendidikan, lima di perkantoran dan dua klaster padukuhan se-Kabupaten Sleman.

29 Santriwati Ponpes di Mlati Sudah Diisoter, Dinkes Lanjutkan Tracing

Diketahui, sebanyak 29 Santriwati pondok pesantren (ponpes) di Kapanewon Mlati, Kabupaten Sleman dievakuasi ke dua selter Covid-19 milik pemerintah.

Kepala Pelaksana BPBD Sleman Makwan menuturkan, sebanyak 18 santriwati diisolasi di Asrama Haji sedangkan 11 lainnya di Rusunawa 'MBR' Gemawang.

Panewu Mlati Arifin mengatakan, kasus penularan di sebuah ponpes di Mlati ini berawal dari santri yang kembali dari kampung halamannya.

Kemudian dilakukan swab dan hasilnya positif konfirmasi Covid-19. Ia membenarkan santriwati terkonfirmasi positif Covid-19 sudah dibawa ke selter.

Kepala Dinkes Sleman Cahya Purnama menambahkan, penularan kasus Covid-19 bisa terjadi masif di ponpes, mengingat mayoritas santri tidur bercampur [satu kamar] antara satu dengan lainnya. Tak sedikit yang tidur dalam kondisi berdempetan.

Tracing klaster ponpes Mlati masih terus berjalan. Saat ini tracing dilakukan bagi sivitas sekolah dan akan dilanjutkan tracing kepada keluarga. 

Kontributor : Uli Febriarni

Load More