SuaraJogja.id - Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kulon Progo mengakui sulit untuk mengarahkan masyarakat melakukan isolasi di selter yang telah disedikan oleh pemerintah desa maupun kabupaten. Masyarakat lebih memilih untuk melakukan isolasi mandiri (isoman) di rumah ketika terpapar Covid-19.
"Ini memang karakter masyarakat kita itu merasa lebih nyaman kalau dia berada di rumah. Pengalaman kita untuk tahun kemarin di saat kita ada puncak kasus (delta) itupun sulit untuk membawa masyarakat ke selter rusunawa di Giripeni," kata Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kulon Progo Baning Rahayujati, saat dikonfirmasi awak media, Selasa (8/3/2022).
Baning menuturkan memang ada yang beberapa masyarakat yang dengan sadar memilih menuju selter terdekat untuk melakukan isolasi. Namun tidak sedikit juga kemudian yang memilih tetap di rumah saja.
"Ini karakter masyarakat yang memang sulit sekali membawa mereka ke selter. Satu dua kasus membutuhkan tapi mayoritas warga Kulon Progo asli yang masih punya keluarga besar sulit untuk dibawa ke sana (selter)," terangnya.
Baca Juga: Termasuk Nakes, Ratusan ASN Dinkes Kabupaten Bandung Positif Covid-19
Kendati demikian, Baning memastikan bahwa semua selter baik yang dimiliki oleh pemerintah baik di desa maupun selter Rusunawa Giripeni dalam kondisi siap untuk digunakan. Jika memang nanti kembali terjadi lonjakan kasus di wilayahnya.
Tidak hanya kesiapan terkait dengan tempat saja. Dalam hal ini juga sudah akan meliputi petugas yang ditempatkan serta sarana dan prasarana pendukung lainnya.
"Prinsipnya di saat dibutuhkan selter Rusunawa Giripeni adalah siap untuk digunakan. Kita semua petugas ada posnya masing-masing untuk bisa digerakkan dalam waktu cepat. Tempat juga sudah kita siapkan, selalu kita pantau bahwa siap untuk dipakai," ungkapnya.
Untuk tetap menekan penularan Covid-19 di masyarakat, Baning mengimbau jika memang ada satu orang yang sakit sebaiknya satu rumah melakukan karantina. Sekaligus menunggu hasil swab diketahui.
Kemudian apabila ternyata di rumah itu tidak bisa dilakukan isolasi dengan maksimal dalam artian karena kamar terbatas. Lebih baik semua penghuni rumah juga melakukan isolasi selama 10 hari.
Baca Juga: Selama 2022 Ada 69 Kasus Kematian Covid-19 di Sleman, 47 Belum Vaksin
Meskipun begitu dengan kondisi rumah sakit dan oksigen yang masih mencukupi, Baning mengimbau masyarakat yang terkonfirmasi positif Covid-19 terlebih dengan gejala ke arah sedang hingga berat wajib dibawa ke rumah sakit.
"Jadi tidak boleh dirawat di rumah. Kita memang untuk kasus-kasus yang saat ini adalah mayoritas tanpa gejala atau gejala ringan. Namun yang gejala berat sudah ditangani di rumah sakit," tuturnya.
Diharapkan Baning, masyarakat tidak mencoba menangani sendiri dengan memaksakan melakukan isolasi mandiri (isoman) letima kondisinya bergerjala sedang hingga berat. Sehingga akan lebih baik jika penanganan tersebut langsung diserahkan ke rumah sakit karena masih mencukupi.
"Rumah sakit masih cukup tempatnya masih luas. Masih banyak bangsal yang kosong. Sehingga harapannya tidak ada masyarakat yang menggunakan oksigen itu di rumah," tegasnya.
"Jadi silakan kalau ada keluarganya yang positif kemudian gejalanya mengarah ke sedang dan berat artinya terjadi gangguan di pernapasan, saturasi menurun segera saja ke rumah sakit. Rumah sakit masih cukup," sambungnya.
Ketua Satgas Covid-19 Kulon Progo, Fajar Gegana mengatakan pihaknya meminta masyarakat untuk selalu disiplin menjalankan protokol kesehatan (prokes). Terlebih saat beraktivitas di pusat keramaian publik.
Ia juga mengimbau penerapan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 3 dengan disiplin. Selain juga memastikan pelaksanaan isolasi dengan baik bagi yang positif serta tracing dan testing kepada kontak erat dan suspek.
"Kami juga meminta masyarakat selalu meningkatkan disiplin menjalankan protokol kesehatan terutama di pusat keramaian publik," kata Fajar.
Diketahui bahwa tercatat ada sebanyak 132 tempat tidur yang sudah disiapkan untuk pasien Covid-19 baik di dua rumah sakit rujukan milik pemerintah atau swasta. Ada pula layanan shelter isolasi yang tersedia 822 tempat tidur dan belum ada penghuninya.
Berita Terkait
-
Status Pandemi Dicabut, Perawatan Pasien Covid-19 Bakal Ditanggung BPJS
-
INFOGRAFIS Tutupnya Operasional RSDC Wisma Atlet Kemayoran
-
Yang Tertinggal, Bekas Pusat Isolasi Pasien Covid-19 Saat Pandemi
-
Kini Resmi Ditutup, Kilas Balik Sejarah Wisma Atlet Hingga Jadi RS Darurat Covid-19
-
Pasien COVID-19 Bertambah 222 Orang Hari Ini, Warga DIminta Tidak Lengah
Terpopuler
- Dicoret Shin Tae-yong 2 Kali dari Timnas Indonesia, Eliano Reijnders: Sebenarnya Saya...
- Momen Suporter Arab Saudi Heran Lihat Fans Timnas Indonesia Salat di SUGBK
- Elkan Baggott: Hanya Ada Satu Keputusan yang Akan Terjadi
- Elkan Baggott: Pesan Saya Bersabarlah Kalau Timnas Indonesia Mau....
- Kekayaan AM Hendropriyono Mertua Andika Perkasa, Hartanya Diwariskan ke Menantu
Pilihan
-
Dua Juara Liga Champions Plus 5 Klub Eropa Berlomba Rekrut Mees Hilgers
-
5 Rekomendasi HP Infinix Sejutaan dengan Baterai 5.000 mAh dan Memori 128 GB Terbaik November 2024
-
Kenapa KoinWorks Bisa Berikan Pinjaman Kepada Satu Orang dengan 279 KTP Palsu?
-
Tol Akses IKN Difungsionalkan Mei 2025, Belum Dikenakan Tarif
-
PHK Meledak, Klaim BPJS Ketenagakerjaan Tembus Rp 289 Miliar
Terkini
-
Logistik Pilkada Sleman sudah Siap, Distribusi Aman Antisipasi Hujan Ekstrem
-
Seharga Rp7,4 Miliar, Dua Bus Listrik Trans Jogja Siap Beroperasi, Intip Penampakannya
-
Skandal Kredit Fiktif BRI Rp3,4 Miliar Berlanjut, Mantri di Patuk Gunungkidul Mulai Diperiksa
-
Pakar Ekonomi UMY Minta Pemerintah Kaji Ulang Terkait Rencana Kenaikan PPN 12 %
-
DIY Perpanjang Status Siaga Darurat Bencana hingga 2 Januari 2025