SuaraJogja.id - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bantul, terus mengoptimalkan kapasitas pengolahan sampah di berbagai fasilitas pengolahan, baik di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) maupun Tempat Pengolahan Sampah dengan sistem Reduce, Reuse, Recycle (TPS 3R).
Kepala DLH Bantul, Bambang Purwadi Nugroho, menjelaskan bahwa selain fokus pada pengolahan sampah internal di Pasar Niten, pemerintah juga memperkuat pengelolaan di sejumlah titik lain.
Salah satunya adalah TPST Argodadi, Sedayu, yang saat ini mampu mengolah sekitar 30 ton sampah per hari.
Sementara itu, TPST Modalan, Banguntapan, yang baru saja menyelesaikan perawatan rutin pada insineratornya, diharapkan dapat meningkatkan kapasitas pengolahan hingga 16 ton per hari.
Adapun di TPS 3R Sokowaten, Kelurahan Tamanan, fasilitas pengolahan sudah berjalan optimal dengan kemampuan mengolah sekitar delapan ton sampah per hari.
Kapasitas serupa juga dimiliki Rumah Pilah Sampah (RPS) Banguntapan.
Selain itu, DLH Bantul juga tengah menjajaki opsi peningkatan kapasitas di Intermediate Treatment Facility (ITF) Karbonasi Bawuran.
Saat ini, fasilitas tersebut sudah mampu mengolah sekitar 20 ton sampah per hari, namun ditargetkan dapat mencapai kapasitas penuh hingga 49 ton per hari.
Bambang berharap ke depan ada alokasi tambahan agar sembilan ton sampah dari Bantul bisa diolah di ITF Bawuran, meskipun fasilitas ini juga menampung sampah dari Yogyakarta.
Baca Juga: Sidak Asrama Sekolah Rakyat Bantul: Puntung Rokok Ditemukan, Jam Kunjung Jadi Sorotan
"Untuk ITF Bawuran sudah dianggarkan pada 2026. Kami akan terus mendorong kebijakan bupati agar program Bantul Bersih Sampah bisa tercapai dengan dukungan masyarakat," ujarnya dikutip Selasa (19/8/2025).
Bambang juga menekankan pentingnya kesadaran masyarakat dalam memilah sampah sejak dari rumah.
Menurutnya, sekitar 50 persen dari total 100 ton sampah harian di Bantul berasal dari sampah organik, terutama sisa makanan.
"Masyarakat harus membiasakan diri memilah sampah. Kami sudah menyiapkan alat, SDM, dan teknologi agar pengelolaan sampah bisa maksimal," katanya.
Sebagai tambahan, dari hasil pengolahan sampah di TPST tingkat kabupaten, Bantul rutin mengirimkan Refuse Derived Fuel (RDF) atau bahan bakar alternatif ke salah satu pabrik di Cilacap, Jawa Tengah, dengan jumlah rata-rata 25 ton per bulan.
Berita Terkait
Terpopuler
- Insiden Bendera Terbalik saat Upacara HUT RI ke-80, Paskibraka Menangis Histeris
- Jay Idzes Masih Cadangan, Eliano Reijnders Sudah Gacor
- 15 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 17 Agustus: Ada 10.000 Gems dan Pemain 108-111 Gratis
- Kode Mau Bela Timnas Indonesia, Pemain Keturunan Jawa Rp 347,63 Miliar Diincar AC Milan
- 55 Kode Redeem FF Max Terbaru 17 Agustus: Klaim Skin Itachi, Diamond, dan Item 17-an
Pilihan
-
5 Rekomendasi HP Memori 512 GB Harga di Bawah Rp 5 Juta, Pilihan Terbaik Agustus 2025
-
Carut Marut Penyelenggaraan Haji RI Mulai Kuota Hingga Transparansi Dana
-
Berani Banget! Alex Pastoor Bikin Heboh Publik Belanda Gegara Ucapannya
-
10 HP Kamera Terbaik Agustus 2025, iPhone Kalah dari Merek Ini
-
Fakta Unik A-Z Padel: Olahraga Hits yang Bikin Penasaran
Terkini
-
Bantul 'Perang' Lawan Sampah: Strategi Jitu DLH Dongkrak Kapasitas Pengolahan
-
Sleman Diterjang Angin Kencang: Pohon Tumbang, Rumah Rusak Parah di Empat Kapanewon
-
Polresta Sleman Sita 4.231 Botol Miras! Penjual Online Diburu, Ini Ancaman Hukumannya
-
Hujan Angin Kencang Guyur 3 Daerah di DIY, BPBD Laporkan Pohon Tumbang hingg Baliho Roboh
-
Klaim Gizi Siswa Sekolah Rakyat Sleman Terjamin, Guru juga Jaga Ketat Pergaulan Remaja di Asrama