SuaraJogja.id - Masih mahalnya harga minyak goreng turut berimbas kepada naiknya harga minyak kelapa. Salah satunya ialah Sulastri, pembuat minyak kelapa di Padukuhan Mangiran RT 123, Kalurahan Trimurti, Kapanewon Srandakan, Kabupaten Bantul.
Sulastri mengatakan, harga minyak kelapa mengalami kenaikan yang semula Rp17.000 per liter kini naik menjadi Rp22.000. Artinya ada kenaikan sebesar Rp5.000.
"Sekarang harga minyak sawit mahal lalu minyak kelapa juga ikut mahal. Sekarang harganya Rp22.000 per liter tapi saya sudah sejak kapan harganya naik," ucap dia ditemui awak media, Rabu (9/3/2022).
Harga tersebut untuk minyak kelapa yang belum ada dalam kemasan. Untuk pembeli yang ingin mendapatkan dalam bentuk kemasan harus membayar Rp28.000.
Baca Juga: Kemendag Curiga 415 Juta Liter Minyak Goreng Diekspor, Publik: Azab Bagi Penimbun Digoreng di Neraka
"Yang dalam bentuk kemasan itu (minyak kelapa) sudah dimurnikan oleh pabrik yang ada di Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah," jelas Sulastri.
Meski harganya naik tapi orang yang berminat terhadap minyak kelapa semakin banyak. Bahkan permintaan akan minyak kelapa datang dari luar negeri.
"Ya ada permintaan dari luar negeri untuk pesan satu kontainer tapi saya tolak karena sudah tua dan tidak sanggup," ujarnya.
Dalam sehari pihaknya bisa menghasilkan 45 liter minyak kelapa. Untuk bisa menghasilkan 45 liter minyak kelapa dibutuhkan 500 butir kelapa.
"Paling banyak bisa produksi 45 liter, kalau sedang turun cuma 40 liter sehari. Produksi berapapun laku minyaknya dan semakin laris bahkan tidak pernah libur produksi," katanya.
Baca Juga: Polisi Bakal Periksa Oknum Karyawan Gudang Cahaya Setia Utama yang Jual Minyak Goreng ke Keluarga
Ia mengatakan, untuk kelapa-kelapanya ia dapat pasokan dari Kabupaten Kulon Progo. Namun, jika sedang tak ada kiriman dari Kulon Progo maka ia mendapat kiriman dari luar Pulau Jawa.
"Kelapa biasanya disetori dari Panjatan, Kulon Progo. Kalau sedang kosong, saya dapat kiriman dari Jambi, Palembang dan Kalimantan," katanya.
Mengenai proses pembuatan minyak kelapa, katanya, diawali dengan mencongkel daging. Daging kelapa kemudian direndam selama satu malam.
"Keesokan harinya, daging kelapa diparut kemudian diperas. Hasil perasan kelapa selanjutnya dimasukkan ke dalam sebuah drum yang dipanasi atau direbus. Dari hasil perasan itulah kemudian mengeluarkan cairan minyak," ujar perempuan yang sudah membuat minyak kelapa sejak tahun 1980-an ini.
Adapun perbedaan minyak kelapa dan sawit yaitu minyak kelapa disebut lebih sehat. Dari segi rasa juga berbeda.
Berita Terkait
-
Skandal Vonis Lepas Minyak Goreng: Istri Hakim hingga Sopir PN Jakpus Diperiksa Kejagung
-
Geram Mafia Peradilan, Sahroni Minta Kejagung Bongkar Habis Suap Vonis Lepas Kasus CPO
-
Kejagung Endus Pihak Lain yang Ikut Kecipratan Duit Suap Vonis Lepas Perkara Korupsi Migor
-
Ketua PN Jaksel Lakukan Perampokan Keadilan Paling Brutal
-
Sumber Dana Suap Hakim Pada Vonis Lepas Kasus Korupsi Minyak Goreng Terungkap, Siapa Dalangnya?
Terpopuler
- Advokat Hotma Sitompul Meninggal Dunia di RSCM
- Hotma Sitompul Wafat, Pengakuan Bams eks Samsons soal Skandal Ayah Sambung dan Mantan Istri Disorot
- 10 HP Midrange Terkencang Versi AnTuTu Maret 2025: Xiaomi Nomor 1, Dimensity Unggul
- 6 Rekomendasi Parfum Indomaret Wangi Mewah Harga Murah
- Pemutihan Pajak Kendaraan Jatim 2025 Kapan Dibuka? Jangan sampai Ketinggalan, Cek Jadwalnya!
Pilihan
-
Hasil BRI Liga 1: Comeback Sempurna, Persib Bandung Diambang Juara
-
RESMI! Stadion Bertuah Timnas Indonesia Ini Jadi Venue Piala AFF U-23 2025
-
Jenazah Anak Kami Tak Bisa Pulang: Jerit Keluarga Ikhwan Warga Bekasi yang Tewas di Kamboja
-
6 Rekomendasi HP Murah dengan NFC Terbaik April 2025, Praktis dan Multifungsi
-
LAGA SERU! Link Live Streaming Manchester United vs Lyon dan Prediksi Susunan Pemain
Terkini
-
Kisah Udin Si Tukang Cukur di Bawah Beringin Alun-Alun Utara: Rezeki Tak Pernah Salah Alamat
-
Dari Batu Akik hingga Go Internasional: Kisah UMKM Perempuan Ini Dibantu BRI
-
Pertegas Gerakan Merdeka Sampah, Pemkot Jogja Bakal Siapkan Satu Gerobak Tiap RW
-
Lagi-lagi Lurah di Sleman Tersandung Kasus Mafia Tanah, Sri Sultan HB X Sebut Tak Pernah Beri Izin
-
Rendang Hajatan Jadi Petaka di Klaten, Ahli Pangan UGM Bongkar Masalah Utama di Dapur Selamatan