Scroll untuk membaca artikel
Eleonora PEW | Hiskia Andika Weadcaksana
Selasa, 15 Maret 2022 | 15:39 WIB
Operasi pasar minyak goreng di Sidoluhur, Godean, Sleman, Selasa (15/3/2022) - (SuaraJogja.id/Hiskia Andika)

SuaraJogja.id - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sleman menyiapkan 34 ribu liter minyak goreng dalam operasi pasar yang dilakukan untuk menyasar masyarakat miskin. Jumlah tersebut rencananya akan dibagi dan distribusikan ke sejumlah kalurahan yang ada di Bumi Sembada.

Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo menuturkan bahwa operasi pasar minyak goreng yang digelar untuk menyasar warga miskin di Sleman ini bekerja sama dengan Bulog DIY. Dibantu pula dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) baik di kabupaten maupun provinsi.

"Jumlah lokasi untuk masing-masing kalurahan itu sebanyak 1.000 liter, sehingga total minyak goreng yang kita salurkan kepada masyarakat itu kurang lebih 34 ribu liter," kata Kustini kepada awak media, Selasa (15/3/2022).

Disampaikan Kustini, minyak goreng itu akan disebar ke sejumlah kalurahan. Tercatat setidaknya ada 34 kalurahan dari 7 kapanewon di Sleman: Kapanewon Godean, Minggir, Moyudan, Gamping, Kalasan, Berbah, dan Ngemplak.

Baca Juga: Diduga Jadi Pemicu Minyak Goreng Langka, MAKI Laporkan Dugaan Penyimpangan Ekspor CPO Ke Kejagung

Jumlah sasaran sendiri mencapai 17 ribu kepala keluarga (KK). Dengan rincian 70 persen tergolonh warga miskin dan 30 persen sisanya adalah warga rentan miskin.

"Sasaran kami adalah warga miskin sebanyak 17 ribu KK dengan target 70 persen warga miskin dan nanti 30 persennya warga rentan miskin yang ada di Kabupaten Sleman," ujarnya.

Nantinya, kata Kustini, alokasi minyak goreng dari Bulog tersebut akan langsung didistribusikan ke masing-masing padukuhan. Dalam operasi pasar kali ini minyak goreng akan dijual seharga Rp14 ribu.

Setiap KK juga akan dibatasi pembelian minyak goreng itu sebanyak maksimal 2 liter saja. Diharapkan dengan operasi pasar seperti ini dapat lebih menjangkau masyarakat dengan tepat sasaran.

"Kalau orang yang sudah mampu ya saya harapkan beli di pasar. Namun karena banyak warga yang kurang mampu, kita akomodir dengan bekerja sama dengan pak lurah dan pak dukuh supaya sasarannya tepat," terangnya.

Baca Juga: Bias Minyak Goreng, Antara Pasar Gelap dan Kemandirian Harga

Terkait dengan alasan operasi pasar yang tidak dibuka secara umum, disampaikan Kustini sebagai upaya untuk meminimalisir terjadinya kerumunan warga. Pasalnya saat ini DIY termasuk Sleman masih berstatus PPKM level 4.

Pihaknya sudah bekerja sama dengan Lurah dan Dukuh setempat untuk mendata setiap warga miskin yang ada. Kemudian diberikan informasi terkait operasi pasar minyak goreng tersebut lebih lanjut.

"Nanti pengambilannya di tempatnya dukuh masing-masing dengan membawa persyaratan, di antaranya yaitu daftar nama, membawa KTP dan sekaligus uang pembayaran dan menandatangi surat pernyataan," paparnya.

Kustini berharap operasi pasar yang dilakukan ini dapat menanggulangi masalah kelangkaan minyak goreng di DIY khususnya Kabupaten Sleman. Selain itu ia mengimbau masyarakat untuk tetap bijak saat berbelanja.

"Kepada semua masyarakat di Kabupaten Sleman tidak usah perlu sampai panic buying karena Insya Allah minyak goreng tetap ada, tidak kekurangan apabila kita tidak panic buying," tandasnya.

Salah satu warga Sidoluhur, Godean, Sri Hadiyati (47) mengaku senang dengan adanya operasi pasar kali ini. Mengingat dalam beberapa waktu terakhir harga minyak goreng masih belum stabil atau naik turun.

"Bagi ibu rumah tangga seperti saya ya senang ada ini (operasi pasar). Sehingga harga minyak itu ya nggak naik turun. Sebenarnya di pasar ada tapi harganya melambung. 600 ml harganya Rp14 ribu, kalau terakhir yang satu liter Rp20 ribu," kata Sri.

Load More