Scroll untuk membaca artikel
Eleonora PEW | Rahmat jiwandono
Kamis, 17 Maret 2022 | 23:32 WIB
FMS ditanyai Kapolres Bantul AKBP Ihsan dalam jumpa pers di Mapolres Bantul pada Kamis (17/3/2022) sore. - (SuaraJogja.id/Rahmat Jiwandono)

SuaraJogja.id - Aksi tawuran pelajar di Ring Road Selatan, Kapanewon Kasihan, Kabupaten Bantul pada Kamis (17/3/2022) dini hari berhasil digagalkan oleh polisi. Alhasil, sebanyak 11 pelajar dari salah satu SMK di Kota Jogja ditangkap Polres Bantul.

Adapun inisial ke-11 pelajar tersebut yakni FSM (16), RMS (15), NR (18), RYS (18), ANM (16), AHM (17), RNL (15), IRF (15), AY (18), HAK (15). Sedangkan satu pelajar yang rumahnya dijadikan tempat berkumpul tak disebutkan inisialnya.

Dari tangan mereka, polisi menyita barang bukti sembilan bilah senjata tajam (sajam) mirip celurit serta dua bom molotov yang akan dipakai untuk tawuran. Ternyata senjata tajam itu dibuat oleh FMS.

FMS mengaku butuh dua jam untuk menyelesaikan pembuatan sajam tersebut. Sajam dibuat dari besi bekas dan memang akan dipakai untuk tawuran.

Baca Juga: Polres Bantul Temukan Dua Bom Molotov Saat Gagalkan Tawuran Pelajar di Ring Road Selatan

"Memang akan dipakai untuk tawuran. Saya buatnya dari besi bekas yang ada di rumah saya," ujarnya saat dihadirkan dalam jumpa pers di Mapolres Bantul, Kamis (17/3/2022).

Ia membuat sajam dengan menggunakan gerinda yang dipinjamnya dari tetangga.

Pada kesempatan yang sama, ayah FMS menuturkan bahwa ia ragu bila sajam itu dibuat di rumahnya. Namun, tak menutup kemungkinan, sajam dibuat saat dia sedang bekerja di pabrik.

"Saya tidak punya gerinda di rumah dan yang tidak masuk akal itu kapan dibuatnya karena pasti ada bunyi. Mungkin dibuatnya ketika saya sedang kerja di pabrik," kata dia.

Kendati begitu, ibunya juga ada di rumah, sehingga setiap ada aktivitas pasti diketahui.

Baca Juga: Tiga Bulan Terakhir Sita 92 Sajam, Polisi: Tren Kasus Tawuran di Bogor Menurun

"Bisa saja (sajamnya) dibuat di luar karena kalau di rumah itu ada istri saya. Dan anak saya selama ini tidak pernah pegang gerinda," ujarnya.

Kala ditanya saat anaknya hendak tawuran dini hari, ia mengatakan baru pulang ke rumah sekitar pukul 23.00 WIB. Ia tidak sempat mengecek apakah anaknya berada di kamar.

"Kemarin saya ada rapat baru pulang jam 23.00 WIB dan baru sadar dia tidak ada di rumah saat subuh baru saya cari," tambahnya.

Load More