Scroll untuk membaca artikel
Eleonora PEW | Muhammad Ilham Baktora
Jum'at, 01 April 2022 | 19:07 WIB
Suasana antre pengendara saat mengisi BBM di SPBU Semaki, Jalan Kusumanegara, Umbulharjo, Kota Jogja, Jumat (1/4/2022). - (SuaraJogja.id/Muhammad Ilham Baktora)

SuaraJogja.id - Pemerintah telah menetapkan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertamax di harga Rp12.500 per liter. Meski tidak menyentuh hingga Rp16.000 per liter yang diprediksi sebelumnya, hal itu tetap berdampak ke masyarakat.

Seorang pelaku usaha burjo di Jalan Kenari, Umbulharjo, Kota Jogja, Tatang Mulyana (32) merasa keberatan dengan kenaikan harga itu.

"Kalau sudah seperti ini mau protes kemana lagi. Dulu waktu pak SBY (Susilo Bambang Yudhoyono) menaikkan harga BBM Rp500 perak saja langsung demo. Sekarang malah tenang-tenang saja," ujar Tatang ditemui suarajogja.id di warung makan miliknya, Jumat (1/4/2022).

Ia menyayangkan, kenaikan harga Pertamax cukup tinggi mencapai Rp3.500. Jumlah itu terlalu banyak dan akan berimbas dengan kebutuhan dia.

Baca Juga: Harga Pertamax Resmi Naik, Modal Kulakan Penjual Eceran Membengkak

"Kalau Rp9.000 per liter itu sudah sangat cukup untuk aktivitas saya tiap pagi ketika berbelanja kebutuhan jualan. Biasanya saya isi Rp20 ribu bisa untuk seminggu, tapi belum tahu untuk ke depannya seperti apa," kata dia.

Pria yang biasa menggunakan kendaraan berbahan bakar Pertamax ini hanya bisa mengikuti kebijakan yang ada. Jika hanya menunggu ada penurunan harga, Tatang tidak yakin terjadi.

Selain Tatang, mahasiswa yang tengah menempuh pendidikan di Jogja, Valendra (19) harus lebih berhemat dengan pengeluaran hariannya.

"Memamg biasanya pakai Pertamax, karena motor juga harus pakai bahan bakar ini. Karena harganya naik, harus lebih hemat lagi," kata dia dihubungi via telepon.

Valendra memilih memasak sendiri untuk kebutuhan perutnya. Selain itu mengingat aktivitas kuliah yang dominan online, dirinya juga tak ada keinginan untuk bepergian jauh dengan motornya.

Baca Juga: Tak Mampu Beli Pertamax, Masyarakat di Kota Semarang Beralih ke BBM Beroktan Rendah

"Mungkin saat pulang ke rumah saja menghabiskan banyak bahan bakar. Kalau saat ini lebih baik beraktivitas di kos," ujar laki-laki asal Tegal, Jawa Tengah itu.

Imbas naiknya harga Pertamax ini, berpotensi mengalihkan kebutuhan warga untuk menggunakan Pertalite.

Menanggapi adanya potensi tersebut, Area Manager Communication, Relations, and CSR Jawa Bagian Tengah Pertamina Patra Niaga, Brasto Galih Nugroho memastikan ketersediaan stok bahan bakar tersebut tercukupi.

"Ketahanan stok Pertalite dan Pertamax Series di Jateng serta DIY masih bagus, yaitu rata-rata 11,5 hari, itu belum termasuk ketahanan stok di kilang dan kapal. Dengan demikian, konsumen tidak perlu khawatir," ujar dia dalam keterangan tertulisnya, Jumat.

Meskipun masih cukup aman, untuk pengawasan ketersediaan Pertalite tetap dilakukan oleh jajarannya.

Pertamina akan terus menyediakan kebutuhan konsumen dengan kondisi kenaikan harga Pertamax saat ini.

"Ke depan kami mengimbau masyarakat yang mampu agar menggunakan Pertamax Series sesuai spesifikasi kendaraan," katanya.

Load More