SuaraJogja.id - Sebuah video singkat yang memperlihatkan sejumlah mayat bergelimpangan di jalanan yang dinarasikan merupakan korban invasi Rusia di Ukraina viral di media sosial.
Dalam video yang salah satunya diunggah akun @infokomando.official tersebut terlihat dua orang tengah mendorong sepedanya melewati jalanan yang sunyi dan di samping kanan kirinya tampak mayat tergeletak.
Di sudut lain terlihat beberapa orang tergeletak di pinggir jalan dengan kondisi salah satunya tangannya terikat di belakang.
Pemandangan menyedihkan itu diduga terjadi di Kota Bucha yakni kota di pinggiran Ibukota Kiev, Ukraina. Rusia dituding menjadi biang kengerian yang terjadi di kawasan tersebut.
Menanggapi hal itu, Ketua Duma, majelis rendah parlemen Rusia, mengatakan bahwa pembunuhan warga sipil di kota Bucha, Ukraina, adalah bagian dari tindakan curang Barat untuk mendiskreditkan Rusia.
"Situasi di Bucha adalah provokasi untuk mendiskreditkan Rusia," kata Vyacheslav Volodin seperti dikutip dari Antara.
"Washington dan Brussels penulis skenario dan sutradaranya, dan Kiev adalah aktor-aktornya," kata Volodin. "Tidak ada fakta, hanya kebohongan."
Sejak pasukan Rusia ditarik mundur dari kota-kota di sekitar ibu kota Ukraina, Kiev, pekan lalu, tentara Ukraina telah memperlihatkan kepada wartawan mayat-mayat yang mereka sebut sebagai warga sipil yang dibunuh oleh pasukan Rusia, rumah-rumah yang hancur dan mobil-mobil yang dibakar.
Rusia membantah semua tuduhan itu.
Baca Juga: Imbas Perang Ukraina-Rusia, Pemerintah Bakal Batasi Pupuk Subsidi
Wali Kota Bucha pada Minggu mengatakan 300 warganya telah tewas selama kotanya diduduki oleh Rusia.
Di kota yang berjarak hanya 37 km dari ibu kota Kiev itu wartawan Reuters melihat mayat-mayat tergeletak di jalan-jalan. Tangan dan kaki para korban tewas menyembul dari liang kuburan massal yang masih terbuka di halaman sebuah gereja.
Amerika Serikat dan Eropa pada Selasa berencana menjatuhkan sanksi baru kepada Rusia atas pembunuhan warga sipil di Ukraina, sementara Presiden Volodymyr Zelenskyy mengatakan jumlah korban yang ditemukan mungkin akan bertambah.
Presiden AS Joe Biden mendesak sebuah pengadilan kejahatan perang terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin.
AS, Jerman dan Prancis juga mengancam Moskow dengan sanksi-sanksi baru.
Berita Terkait
-
Dari Driver Gocar Jadi Investor? Menteri PUPR Terinspirasi Kisah Anak Muda Ini!
-
Trump Bujuk Vietnam, India, Israel Soal Tarif Impor, Cari Jalan Tengah?
-
Tarif Impor Trump 32 Persen, JK: Jangan Terlalu Khawatir Seakan-akan Mau Kiamat Dunia Ini
-
Tumis Haseum: Si Ajaib Penyelamat Lauk Sisa Lebaran yang Viral di TikTok
-
Siapa Sosok Walid? Tokoh Pemimpin Sekte di Serial Bidaah yang Viral di TikTok
Terpopuler
- Dedi Mulyadi Sebut Masjid Al Jabbar Dibangun dari Dana Pinjaman, Kini Jadi Perdebatan Publik
- Baru Sekali Bela Timnas Indonesia, Dean James Dibidik Jawara Liga Champions
- Terungkap, Ini Alasan Ruben Onsu Rayakan Idul Fitri dengan "Keluarga" yang Tak Dikenal
- Yamaha NMAX Kalah Ganteng, Mesin Lebih Beringas: Intip Pesona Skuter Premium dari Aprilia
- JakOne Mobile Bank DKI Bermasalah, PSI: Gangguan Ini Menimbulkan Tanda Tanya
Pilihan
-
Hasil Liga Thailand: Bangkok United Menang Berkat Aksi Pratama Arhan
-
Prediksi Madura United vs Persija Jakarta: Jaminan Duel Panas Usai Lebaran!
-
Persib Bandung Menuju Back to Back Juara BRI Liga 1, Ini Jadwal Lengkap di Bulan April
-
Bocoran dari FC Dallas, Maarten Paes Bisa Tampil Lawan China
-
Almere City Surati Pemain untuk Perpanjang Kontrak, Thom Haye Tak Masuk!
Terkini
-
Tanggapi Langkah Tarif Trump, Wali Kota Jogja: Kuatkan Produk Lokal!
-
Masa WFA ASN Diperpanjang, Pemkot Jogja Pastikan Tak Ganggu Pelayanan Masyarakat
-
Kurangi Kendaraan Pribadi Saat Arus Balik, Menhub Lepas 22 Bus Pemudik di Giwangan
-
Puncak Arus Balik H+3 dan H+4, 350 Ribu Kendaraan Tinggalkan DIY
-
Gunung Merapi Masih Luncuran Ratusan Lava, Simak Aktivitas Terkini Sepekan Terakhir