SuaraJogja.id - Walaupun tren kasus COVID-19 semakin melandai, DIY saat ini harus memperpanjang PPKM Level 3. Kebijakan ini akan diberlakukan hingga dua minggu kedepan hingga 18 April 2022.
Padahal kota-kota di sekitar DIY sudah bisa menerapkan PPKM Level 2. Kondisi ini terjadi disebabkan sejumlah faktor yang menjadi kendala DIY bisa turun level. Salah satunya DIY dianggap masih lemah dalam melakukan testing dan tracing kasus COVID-19. Selain itu kasus positif yang masih cukup tinggi.
Gubernur DIY, Sri Sultan HB X di Kompleks Kepatihan Yogyakarta, Selasa (05/04/2022) mengakui, kasus positif di DIY masih cukup tinggi saat ini. Hal ini yang juga menjadi salah satu penyebab sulitnya DIY turun level PPKM.
Berdasarkan data Satgas COVID-19, kasus aktif di DIY per 3 April 2022 mencapai 6.750 kasus. Angka ini muncul setelah ada penambahan 25 kasus baru.
"Kasus aktif masih banyak ya, di gunung kidul misalnya ada 2.000-3000 orang yang OTG, berarti yang isoman kan segitu," ujarnya.
Sultan kembali menegaskan, mobilitas masyarakat yang sulit dikendalikan menjadikan kasus positif di DIY masih tinggi. Apalagi sebentar lagi arus mudik ke DIY menjelang Lebaran akan terjadi.
"Orang yang datang ke jogja saat ini bukannya makin kurang tapi semakin banyak," tandasnya.
Sementara Sekda DIY, Baskara Aji mengungkapkan, berdasar data Kementerian Kesehatan (kemenkes), tracing kasus COVID-19 di DIY masih dalam kategori terbatas dibawah 5 persen, terhitung pada 13 Maret hingga 2 April 2022. Sedangkan testing kasus COVID-19 baru masuk kategori sedang sekitar 5-15 persen.
"Kalau memang targetnya kan 1 orang [positif covid-19] yang ditracing 15 orang [kontak erat]. Kalau ada 5 orang kena [covid-19], itu minimal harus 75 orang ditracing. Tapi setelah ditracing hanya 25 orang, ya sudah masak kita cari orang lain untuk menggenapi," ungkap
Baca Juga: Gelar Operasi Curat 14 Hari, Polda DIY Ungkap 39 Kasus dan Amankan 41 Tersangka
Positivity rate DIY juga disebut masih tinggi pada saat ini. Bahkan DIY masuk lima besar propinsi yang angka positivity rate-nya tinggi dibawah Aceh, Bali, Banten dan Bengkulu. Rata-rata mingguan positivity rate di DIY hingga saat ini masih di angka 7,03.
"Bed Occupancy Rate atau keterisian tempat tidur bagi pasien COVID-19 juga dianggap masih tinggi," imbuhnya.
Berita Terkait
-
Jawa Barat Hari Ini Jadi Penyumbang Kasus COVID-19 Tertinggi Kedua di Tanah Air
-
Catat! 32 Daerah di Sumut Berstatus Zona Kuning
-
Update Covid-19 RI: Kasus Baru Tambah 2.282, 85.204 Orang Masih Dirawat, 72 Jiwa Meninggal
-
Virus Corona Semakin Berkembang, BPOM AS Menyarankan untuk Selalu Memperbarui Vaksin Covid-19
Terpopuler
- 3 Kerugian AFF usai Menolak Partisipasi Persebaya dan Malut United di ASEAN Club Championship
- Mengenal Klub Sassuolo yang Ajukan Tawaran Resmi Rekrut Jay Idzes
- Moto G100 Pro Resmi Debut, HP Murah Motorola Ini Bawa Fitur Tangguh dan Baterai Jumbo
- 5 HP Harga Rp1 Jutaan RAM 8/256 GB Terbaik 2025: Spek Gahar, Ramah di Kantong
- 45 Kode Redeem FF Max Terbaru 4 Juli: Klaim Gloo Wall, Bundle Apik, dan Diamond
Pilihan
-
Daftar 6 Sepatu Diadora Murah untuk Pria: Buat Lari Oke, Hang Out Juga Cocok
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Baterai Jumbo Terbaik Juli 2025, Lebih dari 5.000 mAh
-
7 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan RAM 8 GB Terbaru Juli 2025, Multitasking Pasti Lancar!
-
Sekali klik! Link Live Streaming Piala Presiden 2025 Persib vs Port FC
-
7 Rekomendasi Tumbler Kekinian, Kuat Antikarat Dilengkapi Fitur Canggih
Terkini
-
Kicking Off a New Horizon: BRI Mulai Perjalanan Transformasi Berkelanjutan
-
Tak hanya Takbirdha, Dua Orang Penganiaya Driver ShopeeFood di Sleman Juga jadi Tersangka
-
Ricuh Kurir ShopeeFood di Sleman hingga Rusak Mobil, Dua Orang Ditetapkan jadi Tersangka
-
Mengamankan Diri dari Desakan Massa, Penganiaya Driver ShopeeFood di Sleman jadi Tersangka
-
Dalang Penggantian Plat BMW Maut Sleman Terungkap: Kenal Dekat dengan Keluarga Tersangka?