Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo
Rabu, 06 April 2022 | 20:42 WIB
Gunung Merapi di Yogyakarta dan Jawa Tengah [Foto: Antara]

SuaraJogja.id - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sleman mencatat banjir lahar dingin cukup tinggi di sejumlah sungai di lereng Gunung Merapi. Hal itu disebabkan oleh curah hujan yang cukup tinggi di wilayah puncak. 

Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Sleman Bambang Kuntoro mengatakan bahwa banjir lahar itu terjadi pada Selasa (5/4/2022) kemarin. Saat itu hujan di kawasan puncak Merapi sudah terjadi sejak pukul 19.30 WIB dan dilaporkan pada pukul 21.00 WIB aliran banjir sudah mulai terlihat.

"Sekitar jam 21.00 WIB malam itu, informasi arus Sungai Kuning, Gendol, dan Boyong sudah cukup tinggi, tiga sungai itu," kata Bambang saat dihubungi awak media, Rabu (6/4/2022).

Disampaikan Bambang, aliran material banjir lahar di Sungai Gendol itu sudah sampai di DAM yang ada di wilayah Dusun Kopeng, Kepuharjo, Cangkringan. Namun memang kondisi itu belum terlalu mengkhawatirkan.

Baca Juga: Tiga EWS di Lereng Merapi Tidak Berfungsi, Ada yang Rusak hingga Lenyap Dicuri

Dalam artian aliran banjir lahan masih berjarak cukup jauh dari pemukiman warga terdekat. Selain itu material banjir lahar pun masih mengisi lubang-lubang hasil galian tambang sebelumnya.

"Masih mandali (aman terkendali) kok. Kita pantau terus patroli tersebut. Kalau kita lihat curah hujan di atas tinggi, kan sudah ada EWS di masing-masing titik untuk lahar dingin itu," paparnya. 

"Kalau volumenya belum tahu pasti. Tapi sudah sampai itu berarti sudah cukup gede. Di DAM yang Kopeng itu belum penuh tapi dah sampai situ berarti kan aliran sudah gede, ngisi di atas dan terlewati lalu yang bawah-bawah dan masih material halus saja," paparnya.

Sementara itu, Kepala Seksi Mitigasi Bencana BPBD Sleman, Joko Lelono menyebut hingga saat ini aktivitas penambangan di Sungai Gendol masih dihentikan. Mengingat intensitas material dari Gunung Merapi yang masuk ke sana.

"Untuk saat ini karena intensitas cukup rutin masuk ke Sungai Gendol dihentikan semua aktivitas penambangan," ujar Joko.

Baca Juga: Awan Panas hingga Ratusan Kali Lava Masih Meluncur dari Puncak Merapi dalam Sepekan Terakhir

Selain itu, ada jembatan yang menghubungkan Srunen dan Kaliadem di sebelah barat yang hingga saat ini tidak beroperasi. Disebabkan oleh galian yang sudah tertutup oleh air sehingga tergenang.

"Di situ tidak ada pemeliharaan jalan jadi terputus jalan dari Srunen ke barat itu terputus hanya sepeda motor yang bisa," tuturnya.

"Secara keseluruhan masih mandali. Karena areal yang paling rawan material belum masuk ke sana. Jadi mengisi lubang-lubang galian hasil tambang," sambungnya.

Load More