SuaraJogja.id - Kepala Seksi Mitigasi Bencana BPBD Sleman, Joko Lelono menyatakan bahwa ada tiga early warning system (EWS) di lereng Gunung Merapi yang tidak berfungsi. Selain karena rusak ada juga EWS yang hilang dicuri.
"Tiga titik (EWS) di Srunen, Banjarsari dan Tangkisan. Sementara yang kondisinya belum bisa operasional tiga itu," kata Joko saat dihubungi awak media, Rabu (6/4/2022).
Disampaikan Joko, penyebab tiga dari 20 EWS yang ada di kawasan lereng Merapi itu tidak berfungsi bermacam-macam. Untuk satu EWS yang berada di Srunen dan Tangkisan tidak dapat dioperasikan akibat ampli yang mati.
Kemudian satu EWS di Banjarsari tidak berfungsi akibat banyaknya peralatan yang hilang. Hilangnya EWS itu sebenarnya sudah diketahui sekitar satu tahun lalu namun memang belum bisa untuk diperbaiki.
Baca Juga: Awan Panas hingga Ratusan Kali Lava Masih Meluncur dari Puncak Merapi dalam Sepekan Terakhir
"Iya. Jadi EWS kita hilang dicuri karena di pinggir jalan kebetulan enggak ada penjagannya di sana. Itu malah EWS baru sebenarnya," ungkapnya.
"Jadi yang dicuri itu dari bawah yang di dalam boks semua hilang, ada ampli, ada mobile sirine, terus stasiun untuk terminal elektrik, aki, konverter dan sebagainya. Karena di sana ada panel suryanya itu jadi tidak berfungsi," sambungnya.
Jika ditaksir secara keseluruhan, kata Joko, EWS itu bernilai Rp50 juta. Sedangkan untuk paket yang hilang itu mencapai Rp15 juta.
Ia menuturkan perbaikan belum dapat dilakukan karena masih terkendala dana. Sebab banyak perangkat yang harus dibeli dan tidak bisa diambilkan dari dana pemeliharaan melainkan harus dengan pengadaan baru.
"Tidak ada dana, jadi belum ada perbaikan. Karena perangkatnya banyak yang harus dibeli jadi tidak bisa diganti misalnya kalau ampli hilang diganti ampli tok tapi ini karena satu perangkat. Kalau mau membeli kan tidak bisa pakai dana pemeliharaan tapi dengan pengadaan baru, itu kendalanya," jelasnya.
Baca Juga: Sempat Diguyur Hujan, Merapi Kembali Luncurkan Awan Panas Sejauh 2,5 Kilometer ke Barat Daya
Kendati demikian, Joko menyebut untuk EWS banjir lahar yang hilang di Banjarsari yang rusak itu masih bisa dicover dengan EWS yang ada di Bronggang. Untuk Srunen pun ada dua sehingga masih ada satu EWS yang siap digunakan.
Ditambahkan Joko, sebenarnya ada juga satu EWS di Kemiri yang sempat tersambar petir beberapa waktu lalu. Namun saat ini kondisinya sudah berhasil diperbaiki dan berfungsi normal kembali.
"(EWS) tersambar petir kemarin itu di Kemiri. Kemarin sudah diperbaiki. Jadi kemarin ganti antena terus satu perangkatnya ganti sudah. Itu karena kemarin lokasinya di Kemiri di bawah Turgo jadi itu urgent kita gantikan," pungkasnya.
Berita Terkait
-
Ngadu soal Jalan Rusak hingga Minim Puskesmas, Legislator Minta Pemprov Satset Urus Keluhan Warga Jaktim
-
Sejarah Erupsi Gunung Lewotobi dari Masa ke Masa, Terbaru Telan 10 Nyawa
-
Jelang Lengser, Jokowi Masih Resmikan Infrastruktur
-
Mengatasi Masalah Mobil Tidak Bisa Distarter: Penyebab dan Solusi Praktis
-
Baru Satu Jam Beli, Kado Mobil Senilai Nyaris Miliaran untuk Baim Wong Dirusak Paula Verhouven
Terpopuler
- Respons Sule Lihat Penampilan Baru Nathalie Tuai Pujian, Baim Wong Diminta Belajar
- Berkaca dari Shahnaz Haque, Berapa Biaya Kuliah S1 Kedokteran Universitas Indonesia?
- Pandji Pragiwaksono Ngakak Denny Sumargo Sebut 'Siri na Pace': Bayangin...
- Beda Penampilan Aurel Hermansyah dan Aaliyah Massaid di Ultah Ashanty, Mama Nur Bak Gadis Turki
- Jadi Anggota DPRD, Segini Harta Kekayaan Nisya Ahmad yang Tak Ada Seperempatnya dari Raffi Ahmad
Pilihan
-
Selamat Ulang Tahun ke-101, Persis Solo!
-
Freeport Suplai Emas ke Antam, Erick Thohir Sebut Negara Hemat Rp200 Triliun
-
6 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Memori 256 GB, Terbaik November 2024
-
Neta Hentikan Produksi Mobil Listrik Akibat Penjualan Anjlok
-
Saldo Pelaku UMKM dari QRIS Nggak Bisa Cair, Begini Respon Menteri UMKM
Terkini
-
AI Ancam Lapangan Kerja?, Layanan Customer Experience justru Buat Peluang Baru
-
Dampak Kemenangan Donald Trump bagi Indonesia: Ancaman Ekonomi dan Tantangan Diplomasi
-
Pengawasan Miras di DIY sangat Lemah, Sosiolog UGM Tawarkan Solusi Ini
-
Pakar hukum UGM Usul Bawaslu Diberi Kewenangan seperti KPK
-
Ini Perbedaan Alergi Susu dan Intoleransi Laktosa pada Anak