SuaraJogja.id - Misteri temuan sebuah benda mengapung di Perairan Pantai Baron yang semula diduga sebagai peralatan Early Warning System (EWS) Tsunami akhirnya terungkap usai Tim Peneliti Badan Metereologi Klimatologi Geofisika (BMKG) DIY diterjunkan ke lokasi tempat ditambatkannya benda tersebut di Pantai Baron.
Tim Peneliti BMKG Pusat, Muhammad Najib mengungkapkan ternyata benda yang ditemukan tersebut bukan EWS Tsunami, benda tersebut merupakan Bouy Rama milik NOA. NOA adalah lembaga mirip BMKG yang bermarkas di Amerika Serikat. Ada beberapa kemungkinan peralatan canggih tersebut sampai ke Indonesia.
"Jadi itu bukan EWS milik kita, tetapi dari Amerika Serikat,"ujar dia.
Sepanjang yang ia ketahui, alat tersebut merupakan pendeteksi suhu atmosfer permukaan dan bawah laut. Dengan hardwere diluarnya banyak terpasang sensor baik di permukaan air dan sensor yang tertambat di tali jangkar.
Alat tersebut merupakan pendeteksi atmosfer laut dan biasa digunakan untuk mengatur suhu udara di tengah laut dan darat. Alat ini mampu mengirimkan data terkait perubahan iklim permukaan yang sangat berguna untuk membaca cuaca terutama prediksi akan adanya badai.
"Alat tersebut sepertinya terpasang di Pulau Crismes yang terletak di lepas laut samudra Hindia,"papar dia.
Jika kemudian ditemukan di perairan Pantai Baron Gunungkdiul, kemungkinan alat tersebut terlepas dari jangkar yang mengikatnya. Kemudian terbawa arus dan terombang-ambing di lautan hingga akhirnya sampai ke perairan Gunungkidul dan ditemukan oleh nelayan.
Alat yang ditemukan nelayan pantai Baron tersebut merupakan salah dari 8 yang terpasang di sepanjang australia hingga mendekati India. Sebenarnya, sejak tahun 2015 lalu, ia bersama tim peneliti dari berbagai negara melakukan ekspedisi mencari keberadaan Bouy Rama tersebut.
"Dari sekian jumlah yang ada, hanya satu yang tidak ditemukan maupun terdeteksi di radar, bahkan sudah tidak mengirimkan data lagi,"ungkap dia.
Baca Juga: Resmikan Taman Budaya Gunungkidul, Sultan: Harus Jadi Inkubator Budaya
Awalnya, para tim peneliti sudah menganggap jika salah satu alat tersebut sudah karam atau terbawa arus dan tenggelam. Namun, saat mendapat informasi ada temuan yang ciri cirinya sama seperti Bouy Rama, BKMG khususnya mendapat kehormatan untuk mencari informati dari data di dalam alat tersebut.
Najib mengungkapkan usai mencermati alat tersebut, ternyata ada beberapa Hardwere yang hilang. Namun ia merasa beruntung karena masih ada satu tabung sebagai core pengumpul data. Dan ia yakin data data yang ada didalamnya masih aman sebagai bahan kajian temuan terakhir sebelum terbawa arus.
“Untuk kondisi diluar masih terlihat utuh, namu ada 3 komponen yang sudah hilang,” jelasnya.
Kontributor : Julianto
Terpopuler
- 4 Sepatu Lokal Senyaman On Cloud Ori, Harga Lebih Terjangkau
- 5 Body Lotion Niacinamide untuk Cerahkan Kulit, Harganya Ramah Kantong Ibu Rumah Tangga
- Menguak PT Minas Pagai Lumber, Jejak Keluarga Cendana dan Konsesi Raksasa di Balik Kayu Terdampar
- 5 HP Murah Terbaik 2025 Rekomendasi David GadgetIn: Chip Mumpuni, Kamera Bagus
- 55 Kode Redeem FF Terbaru 9 Desember: Ada Ribuan Diamond, Item Winterlands, dan Woof Bundle
Pilihan
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
-
OJK: Kecurangan di Industri Keuangan Semakin Canggih
-
PT Tusam Hutani Lestari Punya Siapa? Menguasai Lahan Hutan Aceh Sejak Era Soeharto
-
Harga Minyak Melonjak: AS Sita Kapal Tanker di Lepas Pantai Venezuela
Terkini
-
Jangkau 3T, Berikut Rahasia BRI Bawa Layanan Keuangan hingga Ujung Negeri
-
Target Wisata Sleman Saat Libur Nataru Turun, Dispar Pasang Proyeksi Lebih Realistis
-
Mahasiswa UNY Didakwa Bakar Tenda Polisi saat Demo di Mapolda DIY Agustus 2025 Lalu
-
Duh! 17 Ribu Lebih Titik Kebutuhan Penerangan Jalan di Sleman, Baru Setengahnya yang Standar
-
Peduli Satwa Dilindungi, Bocah Sleman Serahkan Trenggiling Temuan ke BKSDA Yogyakarta