Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo | Muhammad Ilham Baktora
Kamis, 07 April 2022 | 14:02 WIB
Djarot, pedagang peyek di Umbulharjo mengantri minyak goreng curah subsidi saat pembagian di kompleks Balai Kota Yogyakarta, Kamis (7/4/2022). [Muhammad Ilham Baktora / SuaraJogja.id]

SuaraJogja.id - Antrean panjang terjadi di kompleks Balai Kota Yogyakarta Kamis (7/4/2022) pagi itu. Tiap warga terlihat berbaris sambil menenteng jerigen ukuran lima literan. 

Cuaca pagi itu juga tak secerah hari-hari sebelumnya. Benar saja tak menunggu waktu lama, hujan deras mengguyur antrean warga untuk membeli minyak goreng (migor) curah subsidi ini.

Meski hujan banyak warga yang datang dengan jas hujan dan ikut mengantre di dalam barisan. Hal itu tak menyurutkan niat mereka untuk mendapat jatah migor curah Rp14 ribu. 

Djarot Sutrisno misalnya, warga Semaki, Umbulharjo ini rela menerobos hujan untuk mendapat minyak goreng curah

Baca Juga: Khawatir Klitih, Pria Ini Putuskan Pulang Liburan dari Yogyakarta Lebih Cepat: Meresahkan Bund

"Ya tadi kan hujan deras, jadwal pembagiannya jam 09.30 WIB. Meskipun hujan saya berangkat dulu saja. Tapi tidak lama langsung reda," ujar Djarot ditemui suarajogja.id usai membeli minyak goreng curah di Balai Kota Yogyakarta, Kamis (7/4/2022). 

Pria 42 tahun ini tak begitu terburu-buru untuk datang ke Balai Kota Yogyakarta, pasalnya beberapa warga sudah diberikan jatah untuk bisa mendapat minyak goreng curah subsidi. Djarot mengaku telah didaftarkan oleh ketua RW-nya. 

Djarot sendiri adalah pelaku UMKM yang setiap hari menggoreng peyek. Hasil produksinya dijual ke berbagai warung makan dan juga angkringan yang ada di Kota Jogja. 

"Sebenarnya terbantu juga kalau ada minyak curah murah seperti ini. Hasil laba dari produksi kita kan jadi lebih banyak," katanya. 

Diakui Djarot hampir 2 pekan lamanya ia menggunakan minyak goreng kemasan. Dimana harga per liternya sekitar Rp24-25 ribu. 

Baca Juga: Jadwal Imsak dan Subuh untuk Wilayah Yogyakarta dan Sekitarnya 7 April 2022 Lengkap Bacaan Niat Sebelum Puasa Ramadhan

Memang selama berjualan peyek, Djarot menggoreng menggunakan minyak kemasan. Minyak goreng curah yang dia beli saat ini baru dicoba untuk beberapa hari ke depan. 

"Jujur kalau yang kemasan ini kan harganya mahal. Kalau hasil jualan atau omzet tetap ada. Tapi ya sedikit sekali, maka dari itu karena dapat jatah minyak curah ini saya gunakan yang murah dulu saja," terang dia. 

Selain Djarot, pedagang gorengan asal Semaki Kulon, Krisnowo Hertanto cukup senang dengan pembagian minyak goreng curah di Balai Kota itu. 

"Dapat informasi dari RT kemarin kalau saya dapat jatah untuk minyak goreng curah. Ya alhamdulilah bisa dapat yang murah. Apalagi minyak kan sedang langka juga," katanya. 

Dalam dua sehari Krisnowo membutuhkan 4 liter minyak goreng untuk membuat gorengan. Selama ini dia harus mengeluarkan kocek lebih untuk membeli migor curah. 

"Kalau yang sekarang di pasaran itu harganya Rp16 ribu per liter (minyak curah). Yang saya beli di sini Rp14 ribu, lebih murah kan," katanya. 

Load More