Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo | Hiskia Andika Weadcaksana
Selasa, 19 April 2022 | 18:46 WIB
Puncak gunung Merapi mengeluarkan asap putih terlihat dari Balerante, Kemalang, Klaten, Jawa Tengah, Kamis (10/3/2022). Berdasarkan data pengamatan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi terjadi luncuran awan panas guguran sejauh lima kilometer mengarah ke tenggara pada Rabu (9/3/2022) malam. [ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho/foc.]

SuaraJogja.id - Aktivitas Gunung Merapi di perbatasan DIY dan Jawa Tengah masih terus berlangsung. Terbaru Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mencatat ada dua lokasi sumber guguran di kubah barat daya.

Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida mengatakan bahwa dua lokasi sumber guguran itu teramati dari survei melalui drone di sekitar area puncak. 

"Foto udara dari survei drone menunjukkan dua lokasi sumber guguran di kubah barat daya yang keduanya mengarah ke Kali Bebeng," ujar Hanik dalam keterangannya, Selasa (19/4/2022).

Sedangkan dari pengamatan yang sama, sumber guguran di kubah lava tengah kawah berada pada bekas longsoran tanggal 9 - 10 Maret 2022 lalu. 

Baca Juga: BPPTKG: Gunung Merapi Mengalami 86 kali Gempa Guguran

Disampaikan Hanik, berdasarkan analisis foto dari Stasiun Kamera terakhir tidak ada perubahan volume yang signifikan dari dua kubah lava yang ada. Untuk volume kubah lava barat daya terhitung sebesar 1.672.000 meter kubuk dan kubah tengah sebesar 2.582.000 meter kubik.

Intensitas kegempaan Merapi juga terpantau masih cukup tinggi. Sedangkan untuk deformasi Gunung Merapi yang dipantau dengan menggunakan EDM menunjukkan laju pemendekan jarak sebesar 0,2 cm per hari.

Pada pengamatan terbaru Selasa (19/4/2022), Gunung Merapi kembali mengeluarkan awan panas guguran. Tercatat awan panas itu terjadi pada pukul 13.32 WIB siang tadi.

"Di seismogram tercatat dengan amplitudo 37 mm dan durasi 156 detik. Jarak luncur 2.000 meter ke arah barat daya. Arah angin ke timur," ungkapnya. 

Diketahui bahwa status Gunung Merapi pada tingkat Siaga atau Level III itu sudah berlangsung sejak 5 November 2020 lalu. 

Baca Juga: Sambangi BPPTKG Selama 30 Menit, Menteri ESDM Cek Kondisi Merapi Terkini

Sedangkan gunung api yang berada di perbatasan DIY dan Jawa Tengah itu memasuki fase erupsi sejak tanggal 4 Januari 2021. Saat itu ditandai dengan munculnya kubah lava di tebing puncak sektor barat daya dan di tengah kawah.

Hanik menambahkan potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awanpanas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km. Lalu untuk Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km. 

Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.

"Masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya, mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi serta mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi," pungkasnya.

Load More