SuaraJogja.id - Badan Kesehatan Dunia WHO baru saja menyatakan kasus hepatitis akut menjadi Kejadian Luar Biasa (KLB). Di Indonesia sendiri, sejumlah suspect kasus hepatitis akut sudah muncul.
Selain tiga anak asal Jakarta yang diduga terkena virus hepatitis akut, sebanyak 114 suspect lainnya pun muncul di Jawa Timur. Dimungkin supsect hepatitis akut ini akan muncul di kota-kota lainnya, termasuk DIY.
Epidemiolog UGM, Bayu Satria Wiratama pun memberikan komentarnya terkait fenomena hepatitis akut ini. Dihubungi Jumat (06/05/2022), Bayu mengungkapkan munculnya kasus di sejumlah daerah belum bisa dipastikan sebagai hepatitis akut.
Bisa jadi mereka justru terpapar virus Hepatitis jenis lain seperti Hepatitis A, B maupun C. Apalagi gejala awal pasien juga sama yakni infeksi radang hati akibat virus Hepatitis.
Baca Juga: Fokus Penanganan Covid-19 Berubah, Epidemiolog UGM: Ekonomi Bangkit, Tetap Cegah Penularan
"Kalau dibilang kasus [yang terjadi di sejumlah daerah] merupakan hepatitis akut, belum bisa dikatakan itu. Karena yang terjadi kan mereka [yang terpapar] usianya dibawah 16 tahun. Kalau bicara kasus yang [hepatitis] akut ya harus bicara [pasien] juga diatas 16 tahun," ungkapnya.
Menurut Bayu, saat ini belum ada penelitian lebih lanjut terkait kasus Hepatitis akut. Selain itu butuh pemeriksan lebih lanjut pada pasien-pasien suspect tersebut.
Namun yang lebih penting saat ini justru bagaimana mencegah hepatitis jenis apapun muncul. Apalagi di masa libur panjang Lebaran ini, pergerakan atau mobilitas masyarakat sangat tinggi di berbagai daerah.
"Yang penting masyarakat harus tahu kapan harus periksa[bila mengalami gejala hepatitis]. Juga menjaga kesehatan seperti memakai masker, cuci tangan seperti protokol kesehatan biasanya. Jangan sampai seperti kasus di Jakarta yang terlambat sekali datangnya ke rumah sakit sehingga pertolongannya tidak bisa maksimal," ungkapnya.
Bayu menambahkan, bila ada kecurigaan hepatitis akut masuk ke Indonesia, pemerintah perlu melakukan pengawasan yang lebih ketat ke jalur-jalur masuk Indonesia. Misalnya saja di bandar udara (bandara) atau kawasan perbatasan.
Baca Juga: Indonesia Mulai Transisi Pandemi Covid-19 ke Endemi? Begini Penjelasan Epidemiolog UGM
Sebab kasus pertama Hepatitis akut muncul dari sejumlah negara seperti Ingggris, Belgia, Spanyol, Amerika Serikat dan Jepang. Karenanya pengawasan wisatawan yang masuk ke Indonesia dari negara-negara tersebut perlu diperketat.
Berita Terkait
-
Semarakkan HUT DIY, Pameran Produk Unggulan Wirausaha Desa Preneur Digelar
-
Drama Relokasi Teras Malioboro 2: Pedagang Tridharma Vs Pemda, Siapa yang Menang?
-
Kendala Administrasi Hambat Pelaksanaan MBG di DIY
-
Bangkitkan Kreativitas Lewat Proyek DIY, Seni Berkreasi dari Nol
-
Warga DIY dan Jakarta Tenang! Bayar Pajak Kendaraan Tak Naik Meski Ada Opsen
Terpopuler
- Menguak Sisi Gelap Mobil Listrik: Pembelajaran Penting dari Tragedi Ioniq 5 N di Tol JORR
- Kode Redeem FF SG2 Gurun Pasir yang Aktif, Langsung Klaim Sekarang Hadiahnya
- Dibanderol Setara Yamaha NMAX Turbo, Motor Adventure Suzuki Ini Siap Temani Petualangan
- Daftar Lengkap HP Xiaomi yang Memenuhi Syarat Dapat HyperOS 3 Android 16
- Xiaomi 15 Ultra Bawa Performa Jempolan dan Kamera Leica, Segini Harga Jual di Indonesia
Pilihan
-
Link Live Streaming AC Milan vs Inter Milan: Duel Panas Derby Della Madonnina
-
FULL TIME! Yuran Fernandes Pahlawan, PSM Makassar Kalahkan CAHN FC
-
Libur Lebaran, Polresta Solo Siagakan Pengamanan di Solo Safari
-
Dipermak Nottingham Forest, Statistik Ruben Amorim Bersama MU Memprihatinkan
-
Partai Hidup Mati Timnas Indonesia vs China: Kalah, Branko Ivankovic Dipecat!
Terkini
-
Arus Lalin di Simpang Stadion Kridosono Tak Macet, APILL Portable Belum Difungsikan Optimal
-
Kunjungan Wisatawan saat Libur Lebaran di Gunungkidul Menurun, Dispar Ungkap Sebabnya
-
H+2 Lebaran, Pergerakan Manusia ke Yogyakarta Masih Tinggi
-
Exit Tol Tamanmartani Tidak Lagi untuk Arus Balik, Pengaturan Dikembalikan Seperti Mudik
-
Putra Prabowo Berkunjung ke Kediaman Megawati, Waketum PAN: Meneduhkan Dinamika Politik