SuaraJogja.id - Indonesia tercatat menduduki peringkat 115 dari 151 negara dengan angka stunting tertinggi secara global.
Hal itu disampaikan oleh Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Kesehatan dan Pembangunan Kependudukan Kemenko PMK Agus Suprapto dalam Apel Siaga Tim Pendamping Keluarga Nusantara Bergerak yang diikuti secara daring di Jakarta, Kamis (12/5/2022).
“Permasalahan stunting di Indonesia, saat ini menjadi tantangan kita bersama. Secara global kita berada pada urutan 115 dari 151 negara yang ada di dunia,” katanya.
Agus menuturkan selain menduduki peringkat 115 secara global, dalam Presidensi G20, Indonesia berada pada urutan kedua setelah India dalam hal angka stunting. Hal tersebut terlihat dari sejumlah dimensi yang ada pada data SSGI, EPPGBM dan Pendataan Keluarga 2021 (PK21).
Data-data tersebut, kata Agus, membuktikan bahwa Tim Pendamping Keluarga (TPK) masih mampu menguasai persoalan di lapangan agar program yang ada dalam Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Stunting Indonesia (RAN PASTI) dapat berjalan sesuai dengan komitmen bersama.
“Komitmen bersama antarkementerian/lembaga bisa tepat pada sasaran tadi. Sudah disampaikan betul bahwa target itu harus tercapai dengan pasti dengan sasaran penguasaan lapangan tadi,” ujar dia.
Selain melakukan pendataan keluarga, TPK di tingkat provinsi dan kabupaten/kota juga bersinergi bersama pemerintah daerah dengan menggerakkan kader-kader di lapangan sebagai ujung tombak implementasi intervensi kekerdilan, baik secara spesifik maupun sensitif.
Tim tersebut juga akan berkolaborasi bersama pemerintah desa dan kelurahan mengoptimalkan kinerja untuk mengembangkan potensi yang ada di desa dengan memanfaatkan kearifan lokal dalam mendukung penurunan kekerdilan, yakni melalui Dapur Sehat Atasi Stunting (DASHAT), yang memanfaatkan bahan lokal untuk mengatasi permasalahan kurang gizi di daerahnya masing-masing.
Sementara bersama pemerintah pusat, Kementerian Kesehatan akan segera membagikan alat antropometri di semua posyandu untuk mengukur dan menimbang tubuh anak dan sudah berkoordinasi dengan pihaknya terkait daerah yang mendapatkan alat tersebut.
Baca Juga: Polisi Bebaskan 10 Sandera saat Tangkap Mantan Teroris Pelaku Penculikan Anak
Agus berharap dengan kolaborasi dan komitmen teguh yang dipegang oleh semua pihak, angka prevalensi kekerdilan atau stunting dapat segera turun menjadi 14 persen pada Tahun 2024.
“Saya harap momentum apel keluarga Nusantara bergerak ini dapat menumbuhkan semangat TPK dalam meningkatkan pemahaman tentang pelaksanaan pendampingan keluarga dan melayani keluarga berisiko stunting di Indonesia,” ucap Agus. [ANTARA]
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Sleman Ukir Sejarah, Quattrick Juara Umum Porda DIY, Bonus Atlet Dipastikan Naik
-
WNA Yordania Jadi Tersangka di Yogyakarta: Izin Investasi Fiktif Terbongkar
-
Strategi Jitu Sekda DIY Atasi Kemiskinan: Libatkan Asisten Hingga Mandiri Fiskal
-
Saldo DANA Kaget Langsung Cair? Ini Tiga Link Aktif yang Bisa Bikin Dompet Digitalmu Gendut
-
Tragis! Ratusan Siswa Keracunan Makan Bergizi Gratis, JCW Soroti Pengawasan Bobrok