SuaraJogja.id - Sekolah di Kabupaten Sleman larang siswanya bertukar makanan dan saling pinjam alat tulis kantor (ATK) dan alat dukung pembelajaran lainnya.
Kebijakan untuk sebagai bentuk antisipasi penularan dan penyebaran penyakit hepatitis akut, yang menyerang anak di bawah 16 tahun dan ramai dibicarakan belakangan ini.
Kepsek SD Negeri Sidorejo, Selomartani Kalasan, yakni Ustadiyatun misalnya.
Ustadiyatun mengatakan, anak-anak yang masuk telah diminta untuk membawa bekal sendiri. Mereka juga diimbau agar menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS).
"Sehingga tidak jajan sembarangan," tuturnya, Jumat (13/5/2022).
Bukan hanya itu, siswa diminta terus menerapkan protokol kesehatan yang berlaku sejak tatap muka digelar di tengah pandemi Covid-19, yang dinilai turut membantu pencegahan penularan hepatitis. Misalnya menggunakan masker dan mencuci tangan sebelum masuk kelas.
"Anak-anak diminta untuk sementara tidak saling meminjam. Tukar-menukar ATK atau alat pembelajaran. Sementara tidak diizinkan," terangnya.
"[Termasuk tukar-menukar makanan] iya. Kemarin ada siswa yang protes, lalu kami terangkan bahwa tidak apa-apa kan sekarang ada kasus," tegasnya.
Sekolah sejauh ini juga tidak mendata pedagang kaki lima (PKL) yang kerap mangkal di lingkungan sekolah. Karena sejak pandemi hingga hari ini, tidak PKL berjualan di lingkungan sekolah tersebut.
Baca Juga: Try Hamdani Bersyukur Bisa Merapat ke PSS Sleman
Namun demikian, sekolah menyosialisasikan kepada orang tua siswa, agar mendampingi dan memberi perhatian lebih kepada anak mereka, khususnya ketika berurusan dengan jajan di luar rumah.
"Jadi anak-anak tidak asal jajan," tuturnya.
Menurut dia, bila saat ini ada PKL yang menjajakan makanan ringan untuk anak-anak, sudah dapat dipastikan tidak laku.
Pasalnya, siswa setempat sudah diminta membawa bekal makanan dari rumah. Opsi lainnya, di jam-jam tertentu orang tua datang ke sekolah, mengantarkan makanan bagi anak mereka masing-masing.
"Kami telah memberikan pengertian pula kepada orang tua, bila ada anaknya yang kurang fit, kami sarankan istirahat di rumah. Kalau tidak ada perkembangan yang baik, kami sarankan periksa ke Puskesmas," ucapnya.
Sementara itu, tak jauh berbeda dengan Kepala SMP Negeri 3 Mlati Nurhadiyati.
Berita Terkait
-
Hepatitis Akut Misterius Hantui Siswa, Ima PDIP Minta Kantin Sekolah di Jakarta Ditutup
-
Selain Covid-19, Hepatitis Akut Jadi Hal yang Dikhawatirkan saat PTM Usai Lebaran 2022
-
Kadinkes Bintan: Masyarakat Lebih Khawatir Covid-19 Daripada Penyakit Hepatitis Akut
-
Kota Tangerang Umumkan Waspada Hepatitis Akut untuk Anak Sekolah: Bawa Makanan dari Rumah, Awas Alami Kulit Kuning
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 10 Mobil Bekas Rp75 Jutaan yang Serba Bisa untuk Harian, Kerja, dan Perjalanan Jauh
Pilihan
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
-
Agensi Benarkan Hubungan Tiffany Young dan Byun Yo Han, Pernikahan di Depan Mata?
-
6 Smartwatch Layar AMOLED Murah untuk Mahasiswa dan Pekerja, Harga di Bawah Rp 1 Juta
Terkini
-
Dukung Konektivitas Sumatra Barat, BRI Masuk Sindikasi Pembiayaan Flyover Sitinjau Lauik
-
Hidup dalam Bayang Kejang, Derita Panjang Penderita Epilepsi di Tengah Layanan Terbatas
-
Rayakan Tahun Baru di MORAZEN Yogyakarta, Jelajah Cita Rasa 4 Benua dalam Satu Malam
-
Derita Berubah Asa, Jembatan Kewek Ditutup Justru Jadi Berkah Ratusan Pedagang Menara Kopi
-
BRI Perkuat Pemerataan Ekonomi Lewat AgenBRILink di Perbatasan, Seperti Muhammad Yusuf di Sebatik