SuaraJogja.id - Belakangan ini publik digegerkan oleh berbagai video penemuan ular di berbagai wilayah di perkampungan warga. Merebaknya penemuan ular di berbagai rumah penduduk atau warga ini, membuat seorang pria yang berprofesi sebagai dokter hewan mengunggah utas edukasi yang membahas mengenai ular.
Dalam utasnya pada Minggu (15/05/22), @piyopikavet ini juga mengunggah beberapa slide gambar edukasi tentang ular. Ia mengungkapkan jika beberapa slide gambar tersebut merupakan buatan dari Nathan Rusli.
"Karena lagi heboh penemuan ular di perumahan. Baru inget sempet sama anak-anak IHF dulu edukasi + kasi awareness ke masyarakat di perumahan di Bogor. Beberapa slide presentasinya ok banget buat pencerahan di sini. Slide hasil buatan Nathan Rusli, ilustrasi dari Probo Guritno," tulisnya di awal utas, dikutip Senin (16/5/2022).
Pada awal utas, @piyopikavet menjelaskan mengenai ciri-ciri ular. Ullar merupakan hewan yang tidak memiliki kelopak mata, tidak memiliki lubang telinga, lidah bercabang, dan tidak memiliki kaki.
Selanjutnya, dokter hewan ini menjelaskan berbagai mitos dan fakta yang tersebar di masyarakat mengenai ular. Fakta pertama, ular merupakan hewan yang cenderung menghindari manusia dan jarang mengejar. Namun hal ini tidak berlaku ketika ular merasa terancam.
Fakta kedua, ular tidak takut terhadap garam, karena ular bukanlah golongan mollusca yang bisa mati jika terkena garam. Fakta ketiga, ular tidak bisa mendengar, ular akan lebih sensitif dengan sebuah gerakan.
"Ular ga bisa mendengar.. mereka lebih sensitif dengan gerakan. Jadi harus hati-hati jangan bergerak tiba2 saat bertemu ular yah," jelas dokter hewan ini.
Selanjutnya adalah mitos mengenai ular, yaitu mitos mengenai ular yang berbisa selalu memiliki kepala segitiga. @piyopikavet menjelaskan bahwa ular yang memiliki pucuk kepala segitiga bisanya rendah dan tidak berbahaya.
"Ini mitos banget yah. Jenis-jenis ular berbisa tinggi seperti weling, kobra, kepalanya bunder-bunder. Ular pucuk yang segitiga malah bisanya rendah dan harmless banget," tulisnya.
Pada utasnya, ia juga menjelaskan beberapa jenis ular yang umum ditemui di wilayah pemukiman warga. Yang pertama adalah ular pucuk dan ular Majapahit.
"Berikut beberapa jenis ular yg umum ditemui di pemukiman dan kerap dilaporkan masyarakat. Contoh ini ular pucuk dan ular majapahit [viper!] Sama-sama ijo, sama-sama kepala , yang satu ga berbisa. Yang satu berbisa tinggi [yang ada tanda seru]," ungkapnya.
Jenis ular yang sering ditemui dipemukiman warga lainnya adalah ular tampar, ular genteng, ular macan air, ular picung, ular kadut, ular, ular kobra, ular kobra, ular kopi, ular cabai kecil, dan ular sanca.
Di akhir menjelang utasnya, ia membagikan tips langkah yang harus dilakukan ketika manusia bertemu dengan seekor ular. Jika bertemu di area hutan atau kebu, pastikan jangan mengganggu ular, jangan melakukan gerakan tiba-tiba, dan menjauhlah dari ular secara perlahan-lahan.
Kemudian, jika menemui ular di dalam rumah, langkah yang bisa dilakukan adalah jangan mengganggu ular, jangan melakukan gerakan tiba-tiba, amati dan buatlah jarak yang aman, bila memungkinkan usir ular dengan menggunakan sapu atau kayu panjang, dan bila memungkinkan lagi hubungi pihak penanganan ular yang terlatih.
Utas yang dibuat oleh @piyopikavet ini telah disukai oleh 17 ribu warganet. Utas ini juga telah diretweet sebanyak 6 ribu kali.
Berbagai macam komentar juga dilontarkan warganet pada utas ini.
"Thanks infonya mas berguna banget buat saya yang uda dua kali dapet tamu ginian," tulis warganet.
"Sering banget nemu ini di dapur dok. Heran aja dateng darimana padahal rumah di rapihin tiap hari," kata warganet.
"Ular laut juga ngeri sih, aku kalo ke pantai pasti jalannya digeser kalo masuk air, dulu pernah ada yg kegigit ular laut dan ga lama meninggal. Pertolongan pertama di tengah laut kalo sampe kegigit lukanya dibeset pake silet, terus minum kopi kentel biar bisanya keluar," ungkap warganet.
"Kalo ketemu uler diluar ga boleh dibunuh, tapi kalau nemu di dalem rumah, udah halal dibunuh," tambah warganet.
Kontributor : Dita Alvinasari
Berita Terkait
-
Program vs Popularitas: Menyongsong Pemilu dengan Pemilih yang Lebih Bijak
-
Strategi PAFI Pulang Pisau dalam Pengelolaan Obat dan Edukasi Masyarakat
-
Review DADOO: Nostalgia Game Ular Tangga yang Bisa Main Multiplayer Secara Online
-
Fenomena Lipstick Effect: Korban FOMO atau Memang Tak Bijak Mengatur Uang?
-
Memperingati 28 Oktober dengan Berkunjung ke Museum Sumpah Pemuda
Terpopuler
- Keponakan Megawati jadi Tersangka Kasus Judol Komdigi, PDIP: Kasus Alwin Jabarti Kiemas Contoh Nyata Politisasi Hukum
- Ngaku SMA di Singapura, Cuitan Lawas Chilli Pari Sebut Gibran Cuma SMA di Solo: Itulah Fufufafa..
- Hukum Tiup Lilin Dalam Islam, Teganya Geni Faruk Langsung Padamkan Lilin Ultah saat Akan Ditiup Ameena
- Kevin Diks: Itu Adalah Ide yang Buruk...
- Sebut Jakarta Bakal Kembali Dipimpin PDIP, Rocky Gerung: Jokowi Dibuat Tak Berdaya
Pilihan
-
Mahasiswa Universitas Lampung Ajak Warga Gotong Royong Peduli Lingkungan
-
Jangan Lewatkan! Amalan Malam Jumat untuk Perlindungan dari Fitnah Dajjal
-
Setelah Pilkada, Harga Emas Antam Meroket Jadi Rp1.513.000/Gram
-
Mempelajari Efektivitas Template Braille pada Pesta Demokrasi
-
Ingat! Penurunan Harga Tiket Pesawat Domestik 10 Persen Hanya Berlaku Hingga 3 Januari
Terkini
-
Pasca Pilkada 2024, Jusuf Kalla sebut Minimnya Konflik Bukti Demokrasi di Indonesia telah Dewasa
-
Pilkada di DIY Lancar, Tapi Sleman Diwarnai Bagi-Bagi Uang Saat Pencoblosan
-
Dapur Soto Ludes Terbakar di Bantul, Kerugian Rp50 Juta
-
7 Tahun Sukses, INNSiDE by Melia Yogyakarta Perkuat Jalinan dengan 50 Perusahaan
-
Hasil Quick Count: Endah-Joko Pimpin Pilkada Gunungkidul, Raih 40,83 Persen Suara