Scroll untuk membaca artikel
Eleonora PEW
Rabu, 18 Mei 2022 | 08:45 WIB
Danendra Imam Khadafie, dalang cilik termuda beraksi dalam Festival Dalang Cilik UNY 2022. - (SuaraJogja.id/HO-Festival Dalang Cilik UNY)

SuaraJogja.id - Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) menggelar Festival Dalang Cilik 2022, pada 15-19 Mei 2022. Salah satu dalang termuda yang berpartisipasi dalam perhelatan itu adalah Danendra Imam Khadafie.

Danendra merupakan siswa kelas II SD Negeri Mojo 1, Ngawi yang mengaku sudah tertarik dengan wayang sejak ia berusia 4 tahun.

"Awalnya sering melihat pentas wayang Ki Seno dan lakon yang dimainkan beliau, lewat Youtube," tutur pedalang cilik kelahiran Jember 12 April 2016 itu.

Putra semata wayang pasangan David dan Aisyah ini mengungkap, kali ini ada aktivitas mendalangnya kali kedua. Sebelumnya ia pernah beraksi saat perayaan tahun baru di Ngawi.

Baca Juga: Seniman Wayang Kulit Curi Perhatian Saat Pegelaran DEWG G20 di Yogyakarta

"Kali ini saya memainkan lakon ‘Gatotkaca Jedhi’," ungkap warga Desa Mojo, Kecamatan Bringin, Kabupaten Ngawi ini.

Berlatih di Sanggar Mastuti Budaya, Danendra menilai wayang sebagai hal yang menyenangkan baginya.

Pelatih Danendra, yakni Sukadi menjelaskan, sebagai pedalang Danendra berlatih setiap usai subuh serta pulang sekolah, yakni antara pukul 14.00 WIB hingga 16.00 WIB. Terkadang Danendra kembali berlatih pukul 20.00 WIB hingga 21.00 WIB.

"Metode pelatihan menggunakan sistem hybrid, yaitu gabungan latihan daring dan luring," terangnya.

"Untuk berlatih suluk misalnya, bisa secara luring atau daring. Namun untuk pelatihan cepengan harus didampingi secara luring," tambah Sukadi. Menurut dia, Danendra beruntung telah menguasai dasar-dasar wayang.

Baca Juga: Lukisan Wayang Kamasan: Produk Kreatif Desa Kamasan Klungkung Bali

Ketua panitia Festival Dalang Cilik UNY, Sukisno menyatakan, dalang merupakan salah satu profesi yang terhitung sulit di dunia seni.

Sebab dalam waktu bersamaan seorang dalang harus bisa memecah dirinya menjadi beberapa aktivitas. Misalnya kaki menjejak keprak, tangan bermain wayang, mulutnya menyuarakan antawacan dialog. Ditambah lagi, telinganya mendengarkan iringan gamelan.

"Itu sangat sulit dan kompleks, bila tidak bisa fokus, maka dalang tidak bisa menampilkan permainan yang indah dan harmoni untuk ditonton," imbuh Sukisno.

Ia berharap, para dalang cilik yang berpartisipasi pada festival bisa ngurubke dan ngirabke kebudayaannya sendiri.

Kontributor : Uli Febriarni

Load More