Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo | Rahmat jiwandono
Kamis, 02 Juni 2022 | 08:12 WIB
Ilustrasi sapi terjangkit sapi PMK. [Dok.Covesia.com]

SuaraJogja.id - Adanya sapi yang terpapar penyakit mulut dan kuku (PMK) membuat sejumlah pasar hewan di DIY ditutup. Karena itu, Paguyuban Pedagang Daging Sapi (PPDS), Kalurahan Segoroyoso, Kapanewon Pleret, Kabupaten Bantul memutuskan untuk tidak beroperasi selama tiga hari.

"Penutupan tempat penyembelihan sapi tutup mulai hari ini sampai besok Jumat (3/6/2022)," kata Ketua PPDS Segoroyoso, Rejo Mulyo, Rabu (1/6/2022). 

Rejo menyatakan bahwa penutupan ini murni atas inisiatif dari kelompok sendiri. Ini menyusul penutupan pasar sapi yang ditemukan PMK. 

"Seperti di Pasar Sapi Siyono Gunungkidul, Pasar Sapi Prambanan Sleman, dan Pasar Sapi Muntilan. Jadi pihak penyuplai kesulitan mencari sapi," ungkapnya. 

Baca Juga: Klaster Sekolah Makin Meluas sejak PTM 100 Persen, DIY Catat 43 Kasus Baru

PPDS Segoroyoso baru akan kembali beroperasi apabila pasar hewan sudah kembali dibuka. 

"Belum tahu kapan, yang jelas baru akan dibuka kalau pasar-pasarnya sudah tidak ditutup lagi," kata dia.  

Dalam satu hari pihaknya dapat menerima 50 ekor sapi untuk disembelih. Sejauh ini, belum ada sapi yang dinyatakan terkena PMK. 

"Kalau di sini belum ada sapi yang terpapar PMK tapi di pasar hewan mungkin ada," ujarnya. 

Akibat tidak beroperasinya PPDS Segoroyoso memaksa pedagang daging sapi lainnya tidak bisa kulakan. Terlebih, PPDS Segoroyoso adalah penyuplai daging sapi terbesar untuk wilayah DIY. 

Baca Juga: Harga Telur Ayam di DIY Melebihi HET, Segini Harganya di Pasar Beringharjo

"Penjual daging sapi lainnya terpaksa tidak bisa jualan karena sini tutup. Tempat kami kan penyuplai (daging sapi) terbesar untuk wilayah DIY," ujar dia. 

Ia tak menampik bahwa dampak PMK ialah harga satu ekor sapi menjadi mahal dan sulit didapatkan. 

"Untuk harga daging sapi sendiri seharusnya Rp93.000 cuma sekarang jadi lebih dari Rp120.000 per kilogram," imbuhnya. 

Harapannya pasar hewan dibuka lagi sehingga fasilitas pemotongan juga bisa bekerja lagi. Namun, ia mengimbau untuk tidak memasukkan sapi yang terindikasi PMK. 

"Ya hewan yang terjangkiti PMK jangan sampai dibawa ke sini. Dengan begitu kami bisa beroperasi lagi," katanya. 

Load More