Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Ilham Baktora
Senin, 06 Juni 2022 | 23:55 WIB
perbedaan gejala cacar monyet dan cacar air (freepik)

SuaraJogja.id - Virus cacar monyet atau monkeypox yang ditemukan dan sempat mewabah di Inggris pada Mei 2022 tetap diantisipasi. Kendati demikian, Guru Besar Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada (FKH UGM) Prof Wayan Tunas Artama berharap masyarakat tidak khawatir berlebihan dengan kasus cacar monyet ini.

"Edukasi dan peningkatan kewaspadaan masyarakat terhadap faktor risiko dapat dijadikan strategi utama untuk menurunkan paparan terhadap virus cacar monyet itu," kata Wayan.

Menurut dia, upaya pencegahan dapat dilakukan dengan menghindari kontak langsung dengan orang bergejala cacar monyet.

Gejala penyakit cacar monyet pada manusia, kata dia, memiliki kemiripan dengan penyakit cacar, antara lain muncul demam di atas 38,5 derajat Celcius, lemah, menggigil dengan atau tanpa keringat, nyeri tenggorokan dan batuk, pegal-pegal, pembengkakan kelenjar limfa, serta sakit kepala.

Baca Juga: Singgung Komentar Guru Besar UGM, John Tobing: Jangan Pilih Rektor Baru yang Dukung Radikalisme dan Terorisme

Berikutnya diikuti dengan kemunculan ruam makular-papular berbatas jelas, vesikular, pustular, hingga lesi berkeropeng.

"Masa inkubasi cacar monyet berkisar enam hingga 13 hari," kata dia.

Ia menjelaskan cacar monyet merupakan penyakit zoonosis yang menular dari hewan ke manusia saat mengonsumsi atau melakukan kontak langsung dengan hewan yang terinfeksi.

Cacar monyet, kata dia, ditransmisikan melalui berbagai jenis satwa liar dari hewan pengerat seperti tikus dan tupai dan primata yaitu kera dan monyet.

Penularan secara kontak langsung, kata dia, juga dapat terjadi antarhewan.

"Penularan cacar monyet dari manusia ke manusia utamanya melalui droplet pernapasan yang secara umum perlu kontak erat yang cukup lama," kata dia.

Load More