Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo
Selasa, 07 Juni 2022 | 15:19 WIB
Kawasan hutan Amazon. (Shutterstock)

SuaraJogja.id - Angkatan Laut Brazil pada Senin (6/6) mengerahkan 10 personel untuk mencari keberadaan jurnalis Inggris Dom Phillips dan pakar masyarakat adat, Bruno Pereira.

Phillips dan Pereira hilang saat melakukan peliputan di sebuah daerah terpencil dan tanpa hukum di hutan hujan Amazon dekat perbatasan dengan Peru.

Keduanya terakhir kali terlihat pada Minggu (5/6) dini hari.

Phillips (57 tahun) adalah wartawan lepas yang pernah menulis soal Brazil untuk surat kabar Guardian, Washington Post, New York Times, dan berbagai media lainnya.

Baca Juga: Sejumlah Petinggi Amazon Mengundurkan Diri, Perusahaan Laporkan Kerugian Rp28 Triliun

Ia bersama Pereira dilaporkan melakukan perjalanan jurnalistik di Lembah Javari.

Pereira sendiri adalah salah satu pakar Brazil paling mumpuni menyangkut suku terisolasi.

Javari merupakan daerah tempat keberadaan sebagian besar masyarakat adat yang paling terisolasi di dunia.

Daerah itu memiliki luas seperti Irlandia dan terancam kondisinya oleh pembalak dan pemburu liar.

Selain itu, di daerah tersebut ada peningkatan pergerakan kelompok-kelompok penanam koka yang memproduksi bahan mentah untuk kokaina.

Baca Juga: Setelah 23 Tahun Bekerja, Kepala Eksekutif Bisnis Konsumen Amazon Dave Clark Mengundurkan Diri

Juru bicara angkatan laut Brazil, Cibelly Lopes, mengatakan tim pencari dari AL Brazil akan tiba di daerah terisolasi Atalaia do Norte sekitar pukul 19.00 waktu setempat.

Tim itu, kata Lopes, kemudian akan mengarah ke wilayah permukiman tepi sungai Sao Gabriel, tempat Phillips dan Pereira terakhir kali terlihat pada Minggu.

Melalui pernyataan soal hilangnya kedua sosok itu, Persatuan Masyarakat Adat Lembah Javari (UNIVAJA) mengatakan ada sejumlah ancaman yang muncul dalam beberapa hari belakangan ini.

Tidak ada kejelasan apakah ancaman tersebut ditujukan pada para anggota UNIVAJA atau pada Phillips dan Pereira.

Sementara itu menurut Survival International, sebuah lembaga nirlaba yang membela masyarakat adat, Pereira sebelumnya pernah mendapat sejumlah ancaman terkait kegiatannya selama bertahun-tahun bersama suku-suku asli.

Karena itu, kata Survival International, "tindakan perlu segera diambil untuk mengetahui keberadaan dia dan Dom."

UNIVAJA mengatakan Phillips dan Pereira melakukan perjalanan dengan sebuah perahu kecil, namun wilayah itu sulit ditembus karena hutan yang lebat serta banyak tanaman terapung dan merambat.

UNIVAJA sudah mengerahkan dua tim untuk ikut mencari keberadaan kedua pria itu.

Juru bicara kementerian luar negeri Inggris mengatakan pihaknya terus menjalin kontak dengan pihak berwenang Brazil.

Load More