SuaraJogja.id - Puskesmas Seyegan, Kabupaten Sleman melakukan upaya pencegahan terhadap penyakit yang berpotensi muncul dari jajanan atau makanan di sekolah. Hal itu untuk mengantisipasi adanya keracunan makanan yang pernah terjadi pada 2015 lalu.
"Terkait agar jajanan anak-anak di sekolah itu aman. Maka dari pihak puskesmas juga melatih pedagang ini membuat dan mengolah makanan yang mereka jual lebih higienis," terang Kepala Puskesmas Seyegan, Ratih Susila ditemui wartawan di puskesmas setempat, Selasa (14/6/2022).
Ia menjelaskan dalam mengantisipasi kasus yang pernah terjadi, Puskesmas bersama lintas sektor di Kapanewon Seyegan membentuk paguyuban pedagang jajanan sekolah.
"Jadi kita rutin ambil sampling jenis makanannya dan kita tes, apakah mengandung zat berbahaya atau tidak," ujar dia.
Ketika makanan tersebut aman, maka gerobak milik pedagang bakal ditempeli stiker yang menunjukkan makanan terbebas dari zat berbahaya. Sehingga mereka diperkenankan berjualan di sekitar sekolah.
Meski pandemi Covid-19 sebelumnya menghentikan pembelajaran tatap muka, saat ini siswa di setiap jenjang pendidikan sudah kembali masuk. Pihak puskesmas juga sudah melakukan uji sampling, dan hasilnya tidak ada makanan yang terindikasi mengandung zat berbahaya.
"Kemarin kita sudah mengambil beberapa sampling, dan hasilnya tidak ada yang mengandung zat berbahaya. Ini terus kita lakukan agar kesehatan anak tetap terjaga," ujar Ratih.
Pengambilan sampling pelatihan dan cara pengolahan makanan yang baik dilakukan selama 3 bulan sekali. Menurunnya kasus Covid-19 nantinya akan kembali dilakukan menyusul aktivitas PTM di sekolah sudah berjalan normal.
Ratih menjelaskan, terdapat lebih kurang 60 pedagang yang masuk dalam paguyuban pedagang jajanan sekolah.
"Kita latih pengolahannya, termasuk PHBS agar makanan yang mereka jual juga higienis," terang dia.
Pengawasan tak hanya dilakukan oleh puskesmas. Pihak sekolah juga ikut mendampingi sistem yang sudah dibangun oleh lintas sektor di Kapanewon Seyegan.
"Karena ada paguyubannya, jadi lebih aware untuk saling mengingatkan. Sehingga kalau ada pedagang baru, mereka [pihak sekolah] mengirim sampel saja untuk dicek. Kita ada klinik sanitarian juga di puskesmas," kata Ratih.
Tag
Berita Terkait
-
Kesehatan Anak Jadi Prioritas, Puskesmas Seyegan Ramah Anak Luncurkan Program Selasa Ceria
-
Puji Penampilan Sederet Pedagang Kaki Lima, Aksi Pria Ini Banjir Dukungan
-
Viral Pedagang Kaki Lima di Jepang Bangun Lapak hingga Layani Pelanggan Sendiri, Bikin Publik Kagum
-
Foto Jadul Suasana di Kereta Tahun 1985 Jadi Sorotan, Publik Salfok Lihat Jajanan Ini
-
Viral Jajanan Anak Meresahkan Dompet, Emak-emak: Gegara Rafathar nih!
Terpopuler
- 5 Pilihan Produk Viva untuk Menghilangkan Flek Hitam, Harga Rp20 Ribuan
- 7 Mobil Bekas di Bawah Rp50 Juta untuk Anak Muda, Desain Timeless Anti Mati Gaya
- 7 Rekomendasi Mobil Matic Bekas di Bawah 50 Juta, Irit dan Bandel untuk Harian
- 5 Mobil Mungil 70 Jutaan untuk Libur Akhir Tahun: Cocok untuk Milenial, Gen-Z dan Keluarga Kecil
- 7 Sunscreen Mengandung Niacinamide untuk Mengurangi Flek Hitam, Semua di Bawah Rp60 Ribu
Pilihan
-
Nasib Sial Mees Hilgers: Dihukum Tak Main, Kini Cedera Parah dan Absen Panjang
-
5 HP dengan Kamera Beresolusi Tinggi Paling Murah, Foto Jernih Minimal 50 MP
-
Terungkap! Ini Lokasi Pemakaman Raja Keraton Solo PB XIII Hangabehi
-
BREAKING NEWS! Raja Keraton Solo PB XIII Hangabehi Wafat
-
Harga Emas Turun Hari ini: Emas Galeri di Pegadaian Rp 2,3 Jutaan, Antam 'Kosong'
Terkini
-
Rem Mendadak Picu Tabrakan Beruntun di Sleman, 1 Orang Luka
-
Melawan Keterbatasan, Seniman Disabilitas Jogja Pamerkan Karya Memukau di Tengah Mahalnya Bahan Baku
-
Stunting Sleman Turun Jadi 4,2 Persen, Rokok dan Pola Asuh Masih Jadi Musuh Utama
-
Demokrasi di Ujung Tanduk? Disinformasi dan Algoritma Gerogoti Kepercayaan Publik
-
Jalan Tol Trans Jawa Makin Mulus: Jasa Marga Geber Proyek di Jateng dan DIY