Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Ilham Baktora | Rahmat jiwandono
Rabu, 15 Juni 2022 | 17:40 WIB
Suasana Hutan Pinus Mangunan, Kapanewon Dlingo, Bantul sepi pengunjung akibat pemberlakuan PPKM level 4 sampai 2 Agustus 2021. (SuaraJogja.id/Rahmat Jiwandono).

SuaraJogja.id - Jumlah wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Bantul dalam sepekan terakhir anjlok sebesar 20 persen apabila dibandingkan jumlah wisatawan seminggu yang lalu.

Menurut data Dinas Pariwisata (Dinpar) Kabupaten Bantul pada 6-12 Juni terdapat 43.789 wisatawan dengan pendapatan mencapai Rp425 juta.

"Sementara per 30 Mei 2022 sampai 5 Juni 2022 tercatat ada 54.823 wisatawan dengan pendapatan sekitar Rp532 juta," papar Kepala Seksi Promosi dan Informasi Dinpar Bantul Markus Purnomo Adi, Rabu (15/6/2022).

Pria yang akrab disapa Ipung ini menyatakan bahwa turunnya 20 persen jumlah wisatawan pekan lalu karena tidak ada libur tengah pekan.

Baca Juga: Jasa Foto di Lokasi Wisata Bantul Kejepret Berkah Lebaran, Hari Bisa Kantongi Rp1 Juta Dalam Sehari

"Minggu kemarin kan tidak ada hari libur di tengah pekan, sedangkan minggu sebelumnya ada," katanya.

Namun demikian, jumlah wisatawan yang berlibur ke Bumi Projotamansari saat akhir pekan pada 10-12 Juni terjadi kenaikan dibanding weekend sebelumnya. Ia menyebut ada 31.061 wisatawan dengan pendapatan sekitar Rp301 juta.

Sementara pada 3-5 Juni terdapat 29.649 wisatawan dengan pendapatan sekitar Rp287 juta. Dengan begitu, ada kenaikan jumlah wisatawan mencapai 4,7 persen.

"Kenaikan ini diperkirakan karena ada event lari yaitu coast to coast di Pantai Depok," jelas dia.

Dia menambahkan, wisatawan didominasi berasal dari Provinsi Jawa Tengah (Jateng). Hal Ini berdasarkan data wisatawan yang telah melakukan reservasi melalui aplikasi Visiting Jogja.

Baca Juga: Promosikan Wisata Bantul, Dinas Pariwisata Kerja Sama dengan Pemkab Cirebon

"Dari Jateng itu persentasenya mencapai 57,77 persen. Kemudian ada Provinsi Jawa Timur kurang lebih 18,1 persen," katanya.

Di urutan ketiga yaitu Provinsi Jawa Barat (Jabar) tercatat persentasenya mencapai 13,63 persen. Untuk dua provinsi yang persentasenya di bawah lima persen yakni Provinsi DIY dan Provinsi DKI Jakarta.

"Wisatawan yang dari DIY sendiri cuma 3,79 persen dan yang dari ibu kota DKI Jakarta sekitar 3,3 persen," ujarnya.

Load More