SuaraJogja.id - Pakar virologi molekuler Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) UGM Aris Haryanto menyatakan bahwa virus penyebab penyakit mulut dan kuku (PMK) dapat bertahan dalam berbagai kondisi. Hal itu yang membuat penanganan dan antisipasi harus dilakukan secara serius.
Ia menyebut bahwa virus penyebab PMK dapat bertahan di luar tubuh hewan penderita selama 2 minggu. Kemudian virus itu juga tahan berbulan-bulan dalam semen, epitel, kelenjar limfa serta makanan produk asal hewan serta olahannya.
"Virus penyebab PMK juga tahan terhadap kekeringan dan angin. Hewan penderita PMK dapat mengeluarkan virus baru selama 50 jam dan menular ke ternak lain di sekitarnya pada radius 100 km," kata Aris dalam keterangannya, Sabtu (18/6/2022).
Tidak hanya itu, disampaikan Aris bahwa hewan penderita atau yang sudah terpapar PMK dapat bertindak sebagai carrier dam waktu cukup lama. Setidaknya virus itu dapat bertahan selama 8-24 bulan.
Baca Juga: Meski ada Penutupan Pasar Hewan, Pasokan Daging Sapi di Kudus Masih Lancar
Penularan PMK sendiri, kata Aris dapat terjadi melalui kontak langsung hewan penderita dengan hewan lain yang lebih rentan. Selain itu bisa juga melalui kontak tidak langsung dari alat atau sarana transportasi.
Bahkan manusia yang sudah terkontaminasi virus PMK pun juga dapat menularkan ke hewan. Selain juga penyebaran dapat terjadi melalui udara.
"Penyebaran melalui udara dapat menjangkau sejauh 170 km di darat dan 250 km di laut," ujarnya.
Terdapat beberapa gejala yang diderita hewan ternak ketika terpapar PMK. Mulai dari demam tinggi, nafsu makan hilang, produksi air liur secara berlebihan.
Selain itu hewan ternak juga terlihat memiliki atau terbentuknya lepuh-lepuh berisi cairan pada mukosa mulut, hidung, bibir, dan lidah. Kemudian juga muncul lesi pada kaki, kuku, sela jari.
Baca Juga: Cegah PMK Jelang Idul Adha, Mentan Syahrul Yasin Limpo Pimpin Vaksinasi di Sukoharjo
Hal itu membuat hewan enggan bergerak hingga pincang. Kemudian dibarengi juga dengan kuku yang mengelupas.
"Hewan yang terinfeksi dapat mengeluarkan virus melalui cairan vesikel, air liur, susu, urine, dan feses. Virus dapat dikeluarkan 1-2 hari sebelum hewan tertular menunjukkan gejala klinis," terangnya.
Kendati demikian, ditambahkan Aris, pengobatan dasarnya penyakit viral tidak dapat diobati. Sehingga upaya yang dapat dilakukan adalah dengan peningkatan imunitas dan ketahanan tubuh ternak yang terinfeksi.
Langkah tersebut dapat dilakukan melalui terapi suportif dengan memberikan vitamineral dan feed suplement. Serta terapi sesuai gejala dengan memberikan penurun panas, penghilang rasa nyeri, dan antibiotik untuk mencegah infeksi ikutan.
Berita Terkait
-
H-2 Lebaran, Arus Mudik di Bandara Soekarno-Hatta Mulai Menurun
-
WFA Jadi Kunci Sukses Urai Kepadatan Mudik Lebaran 2025? Menko PMK Ungkap Faktanya
-
Dari Mudik Gratis Hingga Diskon Tarif Tol, Ini Cara Pemerintah Pastikan Arus Lalu Lintas Lancar
-
Menko PMK Pratikno Sentil Kepala Daerah: Pembangunan Jalan Jangan Sampai Bikin Banjir!
-
Mudik 2025: Pemerintah Siapkan Kejutan! Diskon Tol dan Aplikasi Mudik Gratis Jadi Andalan?
Terpopuler
- Jadwal Pemutihan Pajak Kendaraan 2025 Jawa Timur, Ada Diskon hingga Bebas Denda!
- Pemain Keturunan Maluku: Berharap Secepat Mungkin Bela Timnas Indonesia
- Marah ke Direksi Bank DKI, Pramono Minta Direktur IT Dipecat hingga Lapor ke Bareskrim
- 10 Transformasi Lisa Mariana, Kini Jadi Korban Body Shaming Usai Muncul ke Publik
- Jawaban Menohok Anak Bungsu Ruben Onsu Kala Sarwendah Diserang di Siaran Langsung
Pilihan
-
Dari Lapangan ke Dapur: Welber Jardim Jatuh Cinta pada Masakan Nusantara
-
Dari Sukoharjo ke Amerika: Harapan Ekspor Rotan Dihantui Kebijakan Kontroversial Donald Trump
-
Sekantong Uang dari Indonesia, Pemain Keturunan: Hati Saya Bilang Iya, tapi...
-
Solusi Pinjaman Tanpa BI Checking, Ini 12 Pinjaman Online dan Bank Rekomendasi
-
Solusi Aktivasi Fitur MFA ASN Digital BKN, ASN dan PPPK Merapat!
Terkini
-
Peringatan Dini BMKG Terbukti, Sleman Porak Poranda Diterjang Angin Kencang
-
Sultan HB X Angkat Bicara, Polemik Penggusuran Warga Lempuyangan Dibawa ke Keraton
-
Konten Kreator TikTok Tantang Leluhur Demi Viral? Keraton Yogyakarta Meradang
-
'Saya Hidupkan Semua!' Wali Kota Jogja Kerahkan 10 Mesin untuk Tangani 300 Ton Sampah Per Hari
-
Curhat Petani Gulurejo, Ladang Terendam, Harapan Pupus Akibat Sungai Mendangkal