SuaraJogja.id - Akun dengan username @khrisnanteoo membagikan sebuah video di TikTok (15/6/2022) yang mengambil gambar seorang penjual kue putu. Namun, ada yang terlihat berbeda di dalam video pendek tersebut.
Video tersebut memperlihatkan sang penjual kue putu yang sedang sibuk menyiapkan pesanan. Namun, setelah diperhatikan lagi, terdapat sebuah walkie talkie yang digantungkan di celana milik pedagang.
Pemilik video juga mengedit video itu dengan lagu milik Tulus yang berjudul Hati-Hati Di Jalan. Membuat video yang diunggah ini terasa lucu.
“Ku kira kita asam dan garam,” begitu nyanyi Tulus pada sound video. Bagian lirik ini juga diulang berkali-kali selama video menyorot walkie talkie milik penjual kue putu.
Kolom komentar dipenuhi tulisan-tulisan yang bernada bercanda seperti video tersebut. Netizen bercanda dengan menyebutkan kalau penjual tersebut adalah intel dulunya. Namun karena dagangan malah jadi laris, ia memutuskan untuk terus berjualan.
“Dulunya dia intel, tapi setelah laris, dia malah lanjut dagang wkwkwk,” tulis @allena850.
“Intel: “awalnya tugas, eh kelanjut yauda terusin aja”,” tulis @ameliapi.
Ada juga netizen yang bertanya-tanya apabila sang penjual ternyata benar seorang intel. Sang netizen takut penyamaran sang penjual justru ketahuan karena divideokan seperti ini.
“Maaf nih kak, kalau kakak up vt kayak gini dan ternyata abangnya beneran intel, apa nggak ganggu tugas beliau. Kalau ini fyp ke targetnya pie?,” tanya @injunnie00.
Baca Juga: Inspiratif, Kisah Pasutri Penjual Mainan di Jombang Tahunan Menabung Sampai Akhirnya Bisa Haji
“Biar targetnya ketar-ketir,” balas @khrisnanteoo sang pemilik video.
Beberapa netizen lainnya juga bercerita kalau mereka pernah mengalami hal yang sama. Namun berbeda profesi. Bukannya menjual kue putu, tapi menjual hal lain.
“Gue juga pernah ketemu beginian, tapi bedanya abang tukang bakwan malang. Keliatan banget bingung racikan bumbunya apa aja, dan bener aja ga enak,” ungkap @van.gallery.
“Kalo di rumah gue tukang somay tapi ga bawa ht, ketauannya pas mau ambil kembalian eh id cardnya keliatan wkwk,” tulis @tropicanasleep.
Bahkan ada netizen yang bercerita kalau ternyata sang ayah dulunya adalah seorang intel. Ayahnya disebutkan berjualan es dawet di Tangerang. Namun kini sudah tidak berjualan lagi, karena sudah pensiun.
“Ternyata bapa saya intel dulunya, saya taunya dia dagang es dawet di Tangerang. Tapi kok duitnya banyak mulu heran. Tau-tau udah pensiun,” tulis @kuemari__.
Berita Terkait
-
Viral Driver Ojol Penuh Totalitas, Nyanyi Lagu Selamat Ulang Tahun saat Hantar Kue ke Lelaki Ini
-
Video Pendek Lebih Efektif dalam Menyampaikan Pesan, SnackVideo Beri Pelatihan untuk LSM
-
Duh, Harga Daging Ayam di Balikpapan Makin Tak Wajar, Penjual di Pasar Klandasan Mengaku Ini
-
Viral Wajah Ganteng Penjual Ayam Geprek di Bukittinggi Mirip Stefan William, Netizen: Mirip Sekali
-
Mirip Stefan William, Sosok Penjual Ayam Geprek Ganteng Ini Bikin Warganet Kesengsem
Terpopuler
- 5 Pilihan Produk Viva untuk Menghilangkan Flek Hitam, Harga Rp20 Ribuan
- 7 Mobil Bekas di Bawah Rp50 Juta untuk Anak Muda, Desain Timeless Anti Mati Gaya
- 7 Rekomendasi Mobil Matic Bekas di Bawah 50 Juta, Irit dan Bandel untuk Harian
- 5 Mobil Mungil 70 Jutaan untuk Libur Akhir Tahun: Cocok untuk Milenial, Gen-Z dan Keluarga Kecil
- 7 Sunscreen Mengandung Niacinamide untuk Mengurangi Flek Hitam, Semua di Bawah Rp60 Ribu
Pilihan
-
Nasib Sial Mees Hilgers: Dihukum Tak Main, Kini Cedera Parah dan Absen Panjang
-
5 HP dengan Kamera Beresolusi Tinggi Paling Murah, Foto Jernih Minimal 50 MP
-
Terungkap! Ini Lokasi Pemakaman Raja Keraton Solo PB XIII Hangabehi
-
BREAKING NEWS! Raja Keraton Solo PB XIII Hangabehi Wafat
-
Harga Emas Turun Hari ini: Emas Galeri di Pegadaian Rp 2,3 Jutaan, Antam 'Kosong'
Terkini
-
Rayakan HUT Balairung ke-40, Kagama Persma Soroti Bahaya Algoritma dan Krisis Kepercayaan Media
-
Rem Mendadak Picu Tabrakan Beruntun di Sleman, 1 Orang Luka
-
Melawan Keterbatasan, Seniman Disabilitas Jogja Pamerkan Karya Memukau di Tengah Mahalnya Bahan Baku
-
Stunting Sleman Turun Jadi 4,2 Persen, Rokok dan Pola Asuh Masih Jadi Musuh Utama
-
Demokrasi di Ujung Tanduk? Disinformasi dan Algoritma Gerogoti Kepercayaan Publik