SuaraJogja.id - Beberapa waktu lalu geger sebuah unggahan di medsos yang memperlihatkan adanya rendang babi yang diperjualbelikan. Polemik soal adanya rendang non halal itupun mendapat tanggapan dari Gus Miftah hingga Ustadz Adi Hidayat.
Seperti diketahui, menu rendang babi dalam sepekan terakhir ramai jadi polemik. Menu rendang babi mencuat lewat kicauan Ustadz Hilmi Firdaus yang menyoroti adanya restoran padang bernama Babiambo yang menjual menu rendang babi.
Meski si pemilik sudah memberi klarifikasi bahwa restonya sudah tak beroperasi sejak dua tahun silam, tetapi menu rendang babi masih terus menuai sorotan publik, termasuk di antara para pemuka agama yakni Gus Miftah hingga ustadz Adi Hidayat.
Lewat akun Instagramnya, Gus Miftah mula-mula mengucapkan terima kasih kepada penjual makanan yang telah memberikan label non halal pada makanan haram.
Lebih lanjut, Gus Miftah kemudian memberikan saran kepada umat muslim untuk tidak membeli makanan haram tersebut.
"Ketika melihat makanan non halal yang kita lakukan jangan emosi cukup nggak usah dibeli," katanya.
Setelah menyampaikan hal tersebut, pengasuh Pondok Pesantren Ora Aji di Sleman, Yogyakarta itu melontarkan pertanyaan dengan diiringi senyuman.
"Eeh ngomong-ngomong, sejak kapan rendang punya agama?" kata Gus Miftah.
Terpisah, pertanyaan Gus Miftah terkait rendang dan agamanya itu muncul di sebuah channel YouTube Hendri Official yang disandingkan dengan bahasan serupa dari ustadz Adi Hidayat.
Baca Juga: Rendang dan Bumbu Pecel Pengobat Rindu Jemaah Haji di Tanah Suci
Dalam video yang diunggah, Ustadz Adi Hidayat seolah memberikan jawaban atas pertanyaan Gus Miftah soal sejak kapan rendang punya agama.
Menurut pendiri Quantum Akhyar Institute itu, mempertanyakan agama rendang bukanlah hal yang berfaedah. Sama halnya dengan mempertanyakan kewarganegaraan batik atau angklung yang sudah identik dengan Indonesia.
"Sejak kapan rendang itu punya agama? Sejak batik, calung, angklung punya kewarganegaraan. Kalau batik diklaim Malaysia mau tidak?... Itu pertanyaan yang tidak berfaedah karena memang itu sudah menjadi bagian yang melekat," ucap Ustadz Adi Hidayat.
Kemudian Ustadz Adi Hidayat menyebutkan bahwa segala sesuatu yang sudah dikenal dan melekat itu sudah menjadi hukum. Oleh karena itu, hal yang berbeda dari norma adat akan dianggap menyimpang.
Lebih lanjut, pengasuh Pondok Pesantren al-Qur'an al-Hikmah ini menyebutkan bahwa rendang merupakan produk masyarakat Minang yang mengenal falsafah adat 'bersanding syara, syara berbanding kitabullah'.
Oleh sebab itu, setiap yang keluar dari Minang melekat dengan syariat Islam termasuk makanan sekalipun.
Tag
Berita Terkait
-
Pria Korea Ini Santap 2 Bungkus Nasi Padang Lauk Rendang: Harus Pakai Tangan
-
Ustaz Adi Hidayat soal Kapan Rendang Punya Agama: Sejak Batik Punya Kewarganegaraan
-
6 Artis Naik Haji Jalur Undangan dari Arab Saudi, Deddy Corbuzier Berangkat Bersama Gus Miftah
-
Rendang dan Bumbu Pecel Pengobat Rindu Jemaah Haji di Tanah Suci
-
Bawa Bekal Makanan Khas Indonesia ke Tanah Suci, Jemaah Calon Haji: Biar Semangat Makannya
Terpopuler
- JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
- Nikmati Belanja Hemat F&B dan Home Living, Potongan Harga s/d Rp1,3 Juta Rayakan HUT ke-130 BRI
- 5 Mobil Diesel Bekas di Bawah 100 Juta, Mobil Badak yang Siap Diajak Liburan Akhir Tahun 2025
- Sambut HUT ke-130 BRI: Nikmati Promo Hemat Hingga Rp1,3 Juta untuk Upgrade Gaya dan Hobi Cerdas Anda
- Nikmati Segarnya Re.juve Spesial HUT ke-130 BRI: Harga Istimewa Mulai Rp13 Ribu
Pilihan
-
Kehabisan Gas dan Bahan Baku, Dapur MBG Aceh Bertahan dengan Menu Lokal
-
Saham Entitas Grup Astra Anjlok 5,87% Sepekan, Terseret Sentimen Penutupan Tambang Emas Martabe
-
Pemerintah Naikkan Rentang Alpha Penentuan UMP Jadi 0,5 hingga 0,9, Ini Alasannya
-
Prabowo Perintahkan Tanam Sawit di Papua, Ini Penjelasan Bahlil
-
Peresmian Proyek RDMP Kilang Balikpapan Ditunda, Bahlil Beri Penjelasan
Terkini
-
BRI Gelar RUPSLB, Aset Tembus Rp2.123 Triliun Hingga Q3 2025
-
BRI Pastikan Pembayaran Dividen Interim Saham 2025 pada Januari 2026
-
Pohon Tumbang Jadi Momok saat Cuaca Ekstrem, BPBD DIY Waspadai Dampak Siklon Mendekat
-
Antisipasi Scam di Wisata Keraton Jogja saat Nataru, BPPD DIY Perketat Pengawasan
-
100 Tahun Perjuangan Perempuan Masih Jauh dari Keadilan, Stigma Korban KDRT Masih Seputar Pakaian