SuaraJogja.id - Belum lama ini warganet dihebohkan dengan penjual online shop yang menjual udara sehat siap pakai yang dikemas dalam kemasan plastik.
Toko online shop tersebut mengklaim menjual udara sehat siap pakai dengan tiga macam varian harga sesuai dengan besaran liter yang dijual.
Harga udara sehat paling murah di toko tersebut dijual senilai Rp10 ribu dengan varian ukuran 1/4 liter, sedangkan untuk 1 liter udara sehat siap pakai seharga Rp30 ribu.
Banyak warganet yang mempertanyakan keaslian penjual tersebut, setelah ditelusuri memang benar terdapat satu toko online yang menjual tiga produk “Udara Sehat Siap Pakai”.
Baca Juga: Kualitas Udara Jakarta Buruk, Ini Kata BMKG
Dalam keterangan deskripsinya toko tersebut mengatakan jika tokonya produk udara sehat tersebut selalu ready stock. Udara yang dijualnya juga diklaim bebas dari polusi, karbon monoksida dan virus.
Penjualan produk nyelenah di online shop ini dipicu oleh data yang disampaikan oleh Lembaga data kualitas udara IQ Air menempatkan Jakarta sebagai kota paling berpolusi di Indonesia dengan indeks kualitas udara menduduki angka 193 pada Senin (20/6/2022) pagi lalu.
Sementara itu, secara global, kualitas udara di Jakarta pagi ini menduduki peringkat terburuk di atas kota Santiago di Chile yang memiliki indeks 175 dan Johannesburg di Afrika Selatan dengan indeks 158.
Dilansir laman resmi IQ Air di Jakarta, kualitas udara ibu kota masuk kategori tidak sehat karena konsentrasi PM2.5 saat ini 27,4 kali dari nilai pedoman kualitas udara tahunan Badan Kesehatan Dunia (WHO). Konsentrasi PM2.5 di Jakarta berada pada angka 136,9 gram per meter kubik.
PM2.5 mengacu pada materi mikroskopis tertentu dengan diameter 2,5 mikrometer atau kurang, dengan berbagai efek merugikan pada kesehatan manusia dan lingkungan, dan karena itu merupakan salah satu polutan utama yang digunakan dalam menghitung kualitas udara kota atau negara secara keseluruhan.
Baca Juga: Kualitas Udara Jakarta Terburuk di Dunia, Sampai Ada yang Jualan Udara Sehat di Marketplace
Namun BMKG menjabarkan faktor penyebabnya adalah konsentrasi PM2.5 yang tinggi di Jakarta dipengaruhi oleh berbagai sumber emisi baik yang berasal dari sumber lokal, seperti transportasi dan residensial, maupun dari sumber regional dari kawasan industri dekat dengan Jakarta.
Berita Terkait
-
Parah! Hari Kedua Masuk Kerja usai Lebaran, Polusi Udara Jakarta Masuk Kategori Terburuk di Dunia
-
Jokowi Nyerah Lawan Polusi Jakarta, WALHI Sindir Banyak Politisi jadi Pengusaha, Ada Kaitannya?
-
Udara Bersih, Paru Sehat: Harapan untuk Pemerintahan Baru di Hari Paru Sedunia
-
Curhat 12 Hari Batuk Tak Sembuh, RK Tawarkan Solusi Ini untuk Tekan Angka Polusi Udara di Jakarta
-
Polusi Terparah di Atas Kolkata India hingga London, Pagi Ini Kualitas Udara Jakarta Terburuk Ketiga di Dunia
Terpopuler
- Pemutihan Pajak Kendaraan Jatim 2025 Kapan Dibuka? Jangan sampai Ketinggalan, Cek Jadwalnya!
- Emil Audero Menyesal: Lebih Baik Ketimbang Tidak Sama Sekali
- Forum Purnawirawan Prajurit TNI Usul Pergantian Gibran hingga Tuntut Reshuffle Menteri Pro-Jokowi
- 5 Rekomendasi Moisturizer Indomaret, Anti Repot Cari Skincare buat Wajah Glowing
- Kata Anak Hotma Sitompul Soal Desiree Tarigan dan Bams Datang Melayat
Pilihan
-
Emansipasi Tanpa Harus Menyerupai Laki-Laki
-
Laga Sulit di Goodison Park: Ini Link Live Streaming Everton vs Manchester City
-
Pemain Keturunan Jawa Bertemu Patrick Kluivert, Akhirnya Gabung Timnas Indonesia?
-
Jadwal Dan Rute Lengkap Bus Trans Metro Dewata di Bali Mulai Besok 20 April 2025
-
Polemik Tolak Rencana Kremasi Murdaya Poo di Borobudur
Terkini
-
Insiden Laka Laut di DIY Masih Berulang, Aturan Wisatawan Pakai Life Jacket Diwacanakan
-
Tingkatkan Kenyamanan Pengguna Asing, BRImo Kini Hadir dalam Dua Bahasa
-
Ribuan Personel Polresta Yogyakarta Diterjunkan Amankan Perayaan Paskah Selama 24 Jam
-
Kebijakan Pemerintah Disebut Belum Pro Rakyat, Ekonom Sebut Kelas Menengah Terancam Miskin
-
Soroti Maraknya Kasus Kekerasan Seksual Dokter Spesialis, RSA UGM Perkuat Etika dan Pengawasan