SuaraJogja.id - G7 pada Selasa (28/6) akan menyepakati paket baru aksi bersama yang ditujukan untuk menekan Rusia terkait perang di Ukraina, kata seorang pejabat tinggi Amerika Serikat, Senin.
Kelompok tujuh negara demokrasi kaya itu juga akan menuntaskan rencana untuk menetapkan pembatasan terhadap harga minyak Rusia, menurut pejabat tersebut.
Pengumuman itu muncul di tengah kabar bahwa Rusia untuk pertama kalinya dalam beberapa dasawarsa tampaknya akan gagal memenuhi jadwal pembayaran utang.
Pengumuman itu juga beredar ketika Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy berpidato pada pertemuan para pemimpin negara-negara G7 di sebuah daerah wisata pegunungan Alpen di Jerman selatan.
"Tujuan ganda para pemimpin G7 diarahkan pada pendapatan (Presiden Rusia Vladimir) Putin, terutama melalui energi, juga untuk meminimalkan limpahan serta dampaknya pada negara-negara ekonomi G7 dan seluruh dunia," kata pejabat AS itu di sela pertemuan puncak G7. Negara-negara G7 memiliki hampir setengah dari pendapatan ekonomi dunia.
Mereka saat ini bertekad meningkatkan tekanan terhadap Rusia tanpa memicu inflasi --yang sudah melonjak dan terutama berdampak buruk pada kawasan dunia di selatan.
Pembatasan harga itu kemungkinan akan menghantam dana perang Rusia, dan pada saat yang sama menurunkan harga energi.
Sementara itu, Gedung Putih dalam laporannya menyebutkan bahwa para pemimpin G7 juga akan membuat "komitmen keamanan jangka panjang yang belum pernah dikeluarkan sebelumnya untuk memberi Ukraina dukungan keuangan, kemanusiaan, militer, dan diplomatik selama diperlukan".
Rangkaian sanksi yang dijatuhkan negara-negara Barat terhadap Rusia telah menghantam keras ekonomi negara itu. Langkah-langkah baru ditujukan untuk semakin menekan pendapatan Rusia dari minyak.
Baca Juga: G7 Sepakat Tinggalkan Energi Batu Bara pada 2035
Negara-negara G7 akan bekerja sama dengan pihak-pihak lain, termasuk India, untuk membatasi pendapatan yang bisa terus dihasilkan Putin, menurut pejabat AS itu.
Berita Terkait
-
Foto Bareng di KTT G7, Jokowi Diapit PM Jerman Olaf Scholz dan Presiden AS Joe Biden
-
Naik Helikopter Militer Jerman, Begini Gaya Jokowi dan PM India Berangkat ke KTT G7
-
Tak Ada Takutnya, Rusia Tetap Bombardir Ukraina Saat Para Pemimpin G7 Berunding
-
Duduk Sebelah PM India, Jokowi Berangkat ke KTT G7 Dengan Helikopter Militer
Terpopuler
- 3 Link DANA Kaget Khusus Hari Ini, Langsung Cair Bernilai Rp135 Ribu
- Karawang di Ujung Tanduk Sengketa Tanah: Pemerintah-BPN Turun Gunung Bahas Solusi Cepat
- 5 Fakta Heboh Kasus Video Panas Hilda Pricillya dan Pratu Risal yang Guncang Media Sosial
- 14 Kode Redeem FC Mobile Hari Ini 7 Oktober 2025, Gaet Rivaldo 112 Gratis
- Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Kota Makassar Bulan Oktober 2025
Pilihan
-
3 Titik Lemah yang Bikin Timnas Indonesia Takluk dari Arab Saudi
-
Masih Ada Harapan! Begini Skenario Timnas Indonesia ke Piala Dunia 2026 Meski Kalah dari Arab Saudi
-
Harga Emas Hari Ini: Antam di Pegadaian Rp 2,4 Juta per Gram, UBS dan Galeri 24 Juga Naik!
-
Ragnar Oratmangoen Ujung Tombak, Ini Susunan Pemain Timnas Indonesia vs Arab Saudi
-
BREAKING NEWS! Tanpa Calvin Verdonk, Ini Pemain Timnas Indonesia vs Arab Saudi
Terkini
-
Radiasi Cesium-137 di Cikande Bisa Bertahan 30 Tahun, Pakar Ingatkan Bahayanya
-
Skema Baru Prabowo: Dana Rp200 T Siap Cair, Kampus Jogja Jadi 'Problem Solver' Industri
-
Bukan Asal Manggung! Ini 7 Spot Resmi Pengamen di Malioboro, Ada Lokasi Tak Terduga
-
Nataru 2025: Pemerintah Gercep Benahi Infrastruktur, AHY Janjikan Libur Aman dan Nyaman!
-
Pasca Tragedi Ponpes Al-Khoziny, AHY Minta Pemda Perketat Pengawasan Bangunan Pesantren