SuaraJogja.id - Negara-negara Barat harus mempelajari kegagalan dalam mencegah invasi Rusia ke Ukraina dan jangan sampai mengulang kesalahan itu pada Taiwan dalam "melindungi perdamaian dan stabilitas di selat Taiwan," kata Menteri Luar Negeri Inggris Liz Truss, Kamis.
Taiwan, pulau yang memiliki pemerintahan demokratis, diklaim China sebagai wilayahnya.
Ketegangan antara Taiwan dan China meningkat dalam beberapa tahun belakangan ini, sementara China meningkatkan aksi militernya di dekat Taiwan untuk menekan pemerintahan pulau itu agar menerima kekuasaan China.
Truss mengatakan bahwa Barat, dan terutama negara-negara kawasan Indo-Pasifik, harus memastikan bahwa Taiwan terlindungi.
"Yang saya katakan adalah bahwa kita perlu belajar dari kasus Ukraina, yaitu bahwa kita seharusnya bisa memastikan Ukraina memiliki kemampuan mempertahankan diri lebih dini," kata Truss kepada radio LBC.
"Dan itu seharusnya bisa lebih memungkinkan untuk mencegah (Presiden Rusia Vladimir) Putin melakukan invasi ... dan itu adalah pendekatan serupa yang kita perlukan untuk negara-negara berdaulat lainnya, termasuk Taiwan." katanya.
Dalam pertemuan NATO (Pakta Pertahanan Atlantik Utara) pada Rabu (29/6), Truss mengatakan di pertemuan panel bahwa China sedang "memperluas pengaruhnya melalui pemaksaan ekonomi dan membangun kemampuan militer."
Selain itu, kata Truss, "ada kemungkinan nyata bahwa mereka memiliki ide yang salah, menyebabkan salah perhitungan yang bisa membawa bencana, seperti melakukan invasi terhadap Taiwan."
Pada Kamis, menlu Inggris itu menghindari pertanyaan soal apakah ia menganggap Inggris harus mempersenjatai Taiwan.
Baca Juga: Presiden Jokowi Jadi Pemimpin Asia Pertama Kunjungi Ukraina yang Sedang Berperang Melawan Rusia
Truss hanya mengatakan, "Kita juga perlu memastikan bahwa secara bersama, dunia yang bebas memastikan Taiwan memiliki kemampuan pertahanan seperti yang dibutuhkannya."
Ia juga mengatakan Inggris harus terus membangun hubungan perdagangan dengan China tapi jangan sampai tergantung pada negara itu.
"Tentu, kita harus melanjutkan perdagangan dengan China. Tapi kita harus berhati-hati untuk tidak bergantung secara strategis pada China," katanya.
Menurut investigasi Reuters tahun lalu, Inggris dan sedikitnya enam negara lainnya telah membantu Taiwan dalam program rahasia untuk membuat kapal-kapal selam.
Berita Terkait
-
Dino Patti: Upaya Jokowi Damaikan Ukraina-Rusia Harus Berkelanjutan
-
Paus Fransiskus Tuding Rusia Lakukan Agresi dan Imperialisme di Ukraina
-
Presiden Jokowi Jadi Pemimpin Asia Pertama Kunjungi Ukraina yang Sedang Berperang Melawan Rusia
-
8 Keturunan Kerajaan Inggris yang Punya Profesi Seperti Orang Biasa
Terpopuler
- Operasi Zebra 2025 di Sumut Dimulai Besok, Ini Daftar Pelanggaran yang Disasar
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Mobil Keluarga Bekas Paling Dicari 2025, Murah dengan Performa Mumpuni
- 5 Mobil Sedan Bekas Pajak Murah dan Irit BBM untuk Mahasiswa
- 5 Rekomendasi Smartwatch Selain Apple yang Bisa QRIS MyBCA
Pilihan
-
Aksi Jatuh Bareng: Rupiah dan Mata Uang Asia Kompak Terkoreksi
-
4 HP RAM 12 GB Paling Murah, Pilihan Terbaik untuk Gamer dan Multitasker Berat
-
Perusahaan BUMN dan Badan Negara Lakukan Pemborosan Anggaran Berjamaah, Totalnya Rp43 T
-
RKUHAP Resmi Jadi UU: Ini Daftar Pasal Kontroversial yang Diprotes Publik
-
Permintaan Pertamax Turbo Meningkat, Pertamina Lakukan Impor
Terkini
-
Program TJSL BRI Dapat Apresiasi dari Menteri UMKM dan Raffi Ahmad
-
Rumput yang Menghidupi: Cerita Pemuda Sleman Sukses Jadi 'Bakul Suket Online'
-
Tragedi Dini Hari! Pria di Sleman Tewas Tertabrak KA Malioboro Express
-
Kasus Penganiayaan Driver Ojol di Sleman: Massa Mengawal, Polisi Bergerak
-
Warga Jogja Merapat! Saldo DANA Kaget Rp 299 Ribu Siap Bikin Hidup Makin Santuy, Sikat 4 Link Ini!