SuaraJogja.id - Dunia seni kembali kehilangan maestronya di tahun ini. Seniman pantomim Indonesia, Jemek Supardi berpulang di usianya ke-69 tahun.
Pria bernama asli Supardi ini meninggal karena didera penyakit yang sudah lama ia derita. Sakit bronkitis yang dialami Jemek Supardi memaksa dirinya hiatus dari seni pantomim beberapa bulan belakangan.
Seni pantomim sendiri sudah dikenal sejak lama di Indonesia. Namun bisa dikatakan populer pada era 1970-an. Jemek Supardi yang disebut sebagai bapak pantomim Indonesia ini menjadi orang yang membawa nuansa baru seni tersebut ke Bumi Pertiwi.
Terjun ke Dunia Seni Melalui Teater
Baca Juga: Bapak Pantomim Indonesia, Jemek Supardi Meninggal Dunia
Jemek Supardi diketahui menekuni seni pantomim ini sekitar 1976. Pria yang lahir di Sleman, 14 Maret 1954 ini memulai karirnya di dunia teater.
Ada banyak teater yang ia ikuti, mulai dari Teater Alam, Teater Boneka hingga Teater Dinasti.
Menekuni Pantomim sejak 1976
Meski ikut di banyak pentas teater, Jemek Supari cukup kesulitan menghafal naskah. Sadar akan kelemahannya ini ia menekuni seni pantomim yang tak banyak mengandalkan kata-kata dan suara.
Seni ini ia pelajari secara otodidak, Jemek Supardi mengandalkan intuisi untuk menyalurkan hasrat berekspresinya dan dilampiaskan dalam sebuah pantomim.
Berpantomim di Tempat Tak Lazim
Jemek Supardi menampilkan seni pantomimnya tanpa melihat lokasi. Aksi tunggalnya ini sempat dilakukan di sekitar makam, jalanan bahkan sampai di rumah sakit jiwa.
Tidak dijabarkan khusus mengapa dirinya berpantomim di lokasi-lokasi tersebut.
Kerap Dituding Orang Gila
Tahun 1970-an, seni pantomim masih awam untuk dilihat oleh orang lain. Bahkan tak jarang orang menilai sebagai orang gila. Namun bagi Jemek Supardi, seni pantomim adalah penyaluran hasrat yang tak mudah dimaknai orang-orang.
Bahkan dalam satu sesi wawancara, Jemek menganggap, gilanya dia, berbeda jauh dengan gilanya orang lain. Jemek mengaggap gilanya dia adalah untuk mengkritik hal-hal yang salah.
Tak Jarang Mengkritik Pemerintah
Menjabarkan arti gila yang dimaksud oleh Jemek Supardi, tak jarang tudingan gila yang dia terima adalah bentuk-bentuk kritik yang dilayangkan kepada pemerintah.
Membawa seni yang berbeda pada waktu itu, Jemek Supardi menganggap bahwa karya seni dan pantomim yang dia tekuni juga dilakukan untuk menyindir pemerintah yang dirasa salah dalam menjalankan kepemerintahannya.
Berita Terkait
-
AI Mengguncang Dunia Seni: Kreator Sejati atau Ilusi Kecerdasan?
-
Kabar Duka! Legenda Persebaya Putut Wijanarko Meninggal Dunia
-
Ariel Tatum Bagikan Kabar Duka: Tidak Pernah Merasakan Sakit Macam ini..
-
Kehilangan Subarkah Hadisarjana, Ulin Yusron: Pak Barkah Sudah Nggak Lucu Lagi
-
Riwayat Penyakit Subarkah Hadisarjana, Idap Kanker 3 Tahun
Terpopuler
- Kode Redeem FF 2 April 2025: SG2 Gurun Pasir Menantimu, Jangan Sampai Kehabisan
- Ruben Onsu Pamer Lebaran Bareng Keluarga Baru usai Mualaf, Siapa Mereka?
- Aib Sepak Bola China: Pemerintah Intervensi hingga Korupsi, Timnas Indonesia Bisa Menang
- Suzuki Smash 2025, Legenda Bangkit, Desain Makin Apik
- Rizky Ridho Pilih 4 Klub Liga Eropa, Mana yang Cocok?
Pilihan
-
4 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan Lancar Main Free Fire, Terbaik April 2025
-
9 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan Lancar Main Game, Terbaik April 2025
-
Seharga Yamaha XMAX, Punya Desain Jet: Intip Kecanggihan Motor Listrik Masa Depan Ini
-
Demi Jay Idzes Merapat ke Bologna, Legenda Italia Turun Gunung
-
Misi Mathew Baker di Piala Asia U-17 2025: Demi Negara Ibu Tercinta
Terkini
-
Harga Kebutuhan Pokok di Kota Yogyakarta Seusai Lebaran Terpantau Stabil
-
Tiga Wisatawan Terseret Ombak di Pantai Parangtritis, Satu Masih Hilang
-
Cerita UMKM Asal Bantul Dapat Pesanan dari Amerika di Tengah Naiknya Tarif Impor Amerika
-
Diserbu 110 Ribu Penumpang Selama Libur Lebaran, Tiket 50 Perjalanan KA YIA Ludes
-
Kilas DIY: Bocah Jabar Nekat Curi Motor di Bantul hingga Penemuan Mayat di Sungai Progo