SuaraJogja.id - Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada (Fisipol UGM) Wawan Masudi menanggapi langkah KPU RI yang memperbolehkan kampanye politik di lingkungan kampus. Ia menilai, ada beberapa hal yang kemudian perlu lebih utama diperhatikan agar tidak terjerumus dalam politik praktis saja.
"Saya pertama melihatnya dari frame besarnya bahwa proses penyelenggaraan pemilu ke depan itu memang harus dan perlu untuk memperkuat dan mengedepankan isu-isu programatik," kata Wawan dihubungi awak media, Rabu (27/7/2022).
Dimensi programatik atau tentang bagaimana ide dan gagasan kebijakan itu dideterminasikan secara luas kepada publik penting untuk dilakukan.
Sebab hal itu untuk mengimbangi komodifikasi dan identifikasi politik yang berbasis identitas yang selama ini menjadi salah satu penyakit dalam politik elektoral.
Sehingga kemudian perlu menempatkan ide dan rencana dari KPU tersebut untuk memperluas arena kampanye. Salah satunya termasuk di dalam kampus yang ada di dalam kerangka itu.
"Artinya format kampanye yang dibawa ke kampus itu harus dengan tujuan untuk memberikan nuansa programatik politik yang lebih kuat," ujarnya.
Menurutnya, ide KPU tersebut justru bagus untuk diterapkan, terlebih KPU sebagai penyelenggara punya tanggung jawab untuk menghadirkan arena-arena dan mekanisme yang kemudian membuat tradisi dan budaya politik yang berbasis pada gagasan itu muncul.
"Nah kampus bisa menjadi salah satu alatnya. Artinya kalau memang itu mau dibuat harus with condition. Kondisinya apa, syaratnya apa," tegasnya.
Kampanye di kampus, kata Wawan, harus digunakan untuk mendorong model-model proses elektoral. Kebijakan tersebut akan sangat bagus sejauh memang masih dalam kerangka itu.
Baca Juga: Anggota KPU Sedang Kuliah Wajib Cuti Dari Aktivitas Kampus
Namun kemudian, rencana itu tidak menjadi bagus jika semata-mata kampus digunakan sebagai arena menggali suara saja, apalagi cuma untuk memanfaatkan jaringan kemahasiswaan di kampus.
"Apalagi yang kita tahu jaringan kemahasiswaan di kampus itu punya afiliasi politik. Nah itu yang kurang bagus. Jadi urut-urutan berpikirnya begitu, jangan langsung dipotong, kampus tempat kampanye, iya lalu idenya apa. Itu yang saya kira perlu diperhatikan," tandasnya.
Sebelumnya Ketua KPU RI Hasyim Asy'ari menjelaskan, kampanye politik boleh dilakukan di lingkungan kampus atau perguruan tinggi sepanjang memenuhi sejumlah ketentuan.
"Boleh saja. Mahasiswa pemilih, dosen pemilih. Kenapa kampanye di kampus tidak boleh? Mestinya boleh," kata Hasyim usai menghadiri Sarasehan Kebangsaan di Universitas Brawijaya, Malang, Selasa (19/7/2022).
Kampanye di lingkungan kampus boleh dilakukan selama memberikan ruang yang sama bagi peserta pemilu lain, tambahnya.
Dalam pelaksanaan kampanye di lingkungan kampus, lanjutnya, ada sejumlah ketentuan yang harus dipenuhi, termasuk memberikan kesempatan yang sama bagi peserta pemilu.
Berita Terkait
-
Anggota KPU Sedang Kuliah Wajib Cuti Dari Aktivitas Kampus
-
Meski Ditetapkan Jadi Tersangka, Mantan Ketua KPU Depok Titik Nurhayati Belum Ditahan, Ini Penjelasannya
-
Duh, Daftar Pemilih Tetap di Bontang Berkurang 1.155 Orang, Kenapa?
-
Sejumlah Catatan PAN Soal KPU Izinkan Kampanye di Kampus
-
Pendaftaran Partai Peserta Pemilu di Mulai 1 Agustus 2022
Terpopuler
- Pratama Arhan dan Azizah Salsha Dikabarkan Rujuk, Ini Penjelasaan Pengadilan Agama Tigaraksa
- Selamat Datang Elkan Baggott Gantikan Mees Hilgers Bela Timnas Indonesia, Peluangnya Sangat Besar
- Hari Pelanggan Nasional 2025: Nikmati Promo Spesial BRI, Diskon Sampai 25%
- Maki-Maki Prabowo dan Ingin Anies Baswedan Jadi Presiden, Ibu Jilbab Pink Viral Disebut Korban AI
- Buktinya Kuat, Pratama Arhan dan Azizah Salsha Rujuk?
Pilihan
-
Nonaktif Hanya Akal-akalan, Tokoh Pergerakan Solo Desak Ahmad Sahroni hingga Eko Patrio Dipecat
-
Paspor Sehari Jadi: Jurus Sat-set untuk yang Kepepet, tapi Siap-siap Dompet Kaget!
-
Kunker Dihapus, Pensiun Jalan Terus: Cek Skema Lengkap Pendapatan Anggota DPR Terbaru!
-
Waktu Rujuk Hampir Habis! Jumat Minggu Depan Pratama Arhan Harus Ikrar Talak ke Azizah Salsha
-
Nadiem Makarim Jadi Menteri Ke-7 Era Jokowi yang Jadi Tersangka Korupsi, Siapa Aja Pendahulunya?
Terkini
-
Swiss-Belhotel Airport Yogyakarta Gelar Perlombaan Sepatu Roda Regional DIY-Jawa Tengah
-
Jogja Siap Bebas Sampah Sungai! 7 Penghadang Baru Segera Dipasang di 4 Sungai Strategis
-
Gunungan Bromo hingga Prajurit Perempuan Hadir, Ratusan Warga Ngalab Berkah Garebeg Maulud di Jogja
-
JPW Desak Polisi Segera Tangkap Pelaku Perusakan Sejumlah Pospol di Jogja
-
Berkah Long Weekend, Wisata Jip Merapi Kembali Melejit Meski Sempat Terimbas Isu Demonstrasi