Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo
Selasa, 02 Agustus 2022 | 16:57 WIB
Pelari Indonesia Sapto Yogo Purnomo berpose dengan medali perunggu nomor lari 100 meter Paralimpiade Tokyo 2020 di Stadion Nasional Tokyo, jepang, Jumat (27/8/2021). Sapto meraih medali perunggu setelah finish di posisi ketiga dengan catatan waktu 11,31 detik, sementara medali emas diraih pelari Amerika Serikat Mayhugh dan medali perak diraih pelari Rusia Kobesov. ANTARA FOTO/HO-NPC Indonesia/aww.

SuaraJogja.id - Nama Sapto Yogo Purnomo sudah tidak asing lagi di cabang olahraga para atletik karena sarat dengan prestasi dan ternyata demi menjaga performa selain berlatih rutin ia juga menghindari pijat selama turun di sebuah kejuaraan.

"Biasanya saya pijat setelah kejuaraan selesai. Saat masih tanding memang saya hindari," kata Sapto Yogo Purnomo saat ditemui di sela ASEAN Para Games (APG) 2022 di Stadion Manahan, Solo, seperti dikutip dari Antara, Selasa (2/8/2022).

Sapto Yogo Purnomo mengawai keiikutsertaannya di ASEAN Para Games 2022 dengan meraih emas nomor lari 100 meter T37. Pelari berusia 23 tahun itu mencatatkan waktu 11,42 detik, mengungguli Le Van Manh (Vietnam) dan Sakpet Swangworachot dari Thailand.

Memang diakui saat ini ia tidak ada kendala dengan kondisi fisiknya atau bisa dikatakan dalam kondisi terbaik. Apalagi masih ada tiga nomor lagi yang diikuti yakni 200 m, 400 meter dan tim campuran.

Baca Juga: Endi Nurdin Pelari Indonesia Raih Emas 1500 Meter ASEAN Para Games 2022

"Setelah turun di satu nomor, biasanya saya langsung recovery seperti biasa. Saya menilai kalau langsung pijat akan berpengaruh dengan massa otot yang sudah terbentuk selama latihan. Butuh waktu untuk kembali jika langsung pijat," kata salah satu Paralimpian itu.

Dengan mempertahankan performa saat meraih emas nomor 100m, atlet asal Banyumas Jawa Tengah itu sukses menambah pundi-pundi emasnya di ASEAN Para Games 2022 dari nomor 200m. Catatan waktunya juga cukup bagus dengan menembus 23,07 detik.

"Hasil yang cukup bagus. Memang saya sempat mengurangi kecepatan saat tikungan. Tapi saya bersyukur dengan hasil ini," kata atlet yang September nanti genap berusia 24 tahun.

Pijat untuk atlet memang berbeda dengan pada umumnya. Dengan demikian harus menggunakan teknik khusus agar tidak merusak jaringan otot. Pijat khusus atlet sendiri juga harus dilakukan oleh ahli yang sesuai dengan keilmuannya.

"Sebenarnya saya jarang pijat, mungkin setelah kejuaraan akan pijat dan libur sekitar satu pekan," kata atlet yang mengaku sudah mempunyai gadis pujaan itu.

Baca Juga: ASEAN Para Games 2022: Misi Penting David Jacobs Pertahankan Podium dan Medali Emas

Load More