SuaraJogja.id - Pengusaha warung makanan yang menjual kuliner dari mi instan atau Warmindo di Kota Jogja berharap harga komoditas tersebut tidak mengalami kenaikan signifikan seperti yang banyak diinformasikan yaitu naik tiga kali lipat dibanding harga saat ini.
"Iya sudah dengar, kalau harganya bakal naik. Ini saja persiapan mau menaikkan harga," ujar pengusaha warmindo di Jalan Kenari, Umbulharjo, Kota Jogja, Tatang Mulyana (34), Kamis (11/8/2022).
Menurut Tatang harga satu porsi mi instan goreng ataupun rebus saat ini berkisar Rp6 ribu. Dia bersiap menaikkan harga lebih tinggi, jika nantinya pemerintah menaikkan harga mi.
"Itu tanpa telur ya. Kalau pake telur Rp9 ribu. Naiknya bisa lebih dari itu," kata dia.
Tatang berharap bahwa pemerintah mempertimbangkan menaikkan harga mi instan ini. Dirinya juga memperhatikan konsumennya yang kerap datang ke warung miliknya.
"Kalau misal tidak naik, harga akan tetap saya buat normal. Menaikkan harga itu kasihan juga pembelinya," keluh dia.
Pengusaha warmindo lainnya, Listiani menjelaskan jika harga mi instan mengalami kenaikan hingga tiga kali lipat maka harga semangkuk mi rebus atau mi goreng juga otomatis akan mengalami kenaikan sebagai penyesuaian.
"Jika memang nanti harganya tetap akan naik, mudah-mudahan saja tidak terlalu banyak. Kasihan pelanggan karena banyak anak-anak muda," katanya.
Saat ini, lanjut dia, harga jual mi instan di warung yang dikelolanya tak jauh berbeda dengan Tatang. Hingga kini dirinya belum menaikkan harga.
Baca Juga: Mendag Zulhas soal Harga Minyak Goreng Curah: Rata-rata Sudah Rp14 Ribu/Liter
"Dalam sehari, rata-rata terjual sekitar 20 bungkus," katanya.
Jika harga mi instan tetap akan mengalami kenaikan yang mempengaruhi harga jual makanan di warungnya, Listiani mengatakan akan tetap menjalankan usaha warung makan tersebut.
"Makanan utama yang dijual tetap mi instan karena sesuai dengan namanya, Warmindo. Kalau tidak menjual mi instan pasti akan terlihat aneh," katanya.
Sebelumnya, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengatakan harga mi instan tidak akan mengalami kenaikan hingga tiga kali lipat.
Menurut dia, kunjungan Presiden Joko Widodo ke Rusia membawa dampak baik pada pasokan gandum di tanah air dan diharapkan harga gandum turun pada September karena banyak negara penghasil gandum juga akan panen.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 10 Mobil Bekas Rp75 Jutaan yang Serba Bisa untuk Harian, Kerja, dan Perjalanan Jauh
Pilihan
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
-
Agensi Benarkan Hubungan Tiffany Young dan Byun Yo Han, Pernikahan di Depan Mata?
Terkini
-
Dukung Konektivitas Sumatra Barat, BRI Masuk Sindikasi Pembiayaan Flyover Sitinjau Lauik
-
Hidup dalam Bayang Kejang, Derita Panjang Penderita Epilepsi di Tengah Layanan Terbatas
-
Rayakan Tahun Baru di MORAZEN Yogyakarta, Jelajah Cita Rasa 4 Benua dalam Satu Malam
-
Derita Berubah Asa, Jembatan Kewek Ditutup Justru Jadi Berkah Ratusan Pedagang Menara Kopi
-
BRI Perkuat Pemerataan Ekonomi Lewat AgenBRILink di Perbatasan, Seperti Muhammad Yusuf di Sebatik