Makan adalah sebuah kebutuhan dasar manusia. Setiap hari kita butuh makan, maka tak salah bila kita dengan sesama teman saling peduli menyoal yang satu itu. Belum lagi, kita tak pernah tahu apa saja yang sudah dilalui orang dalam menjalani hidup mereka.
"Kadang ada justru dari kita malah ceng-cengin (meledek) teman yang belum makan karena tidak punya uang. 'Masak kanggo mangan tok ra nduwe duit! (Masak hanya untuk makan saja tidak punya uang!)'," tuturnya.
"Hey, kamu enggak tahu kondisiku seperti apa," imbuh Dina mengelus dada.
Daripada Jauh-jauh Berdonasi, Lebih Baik Lakukan Tindakan Sama Bagi Sekitarmu
Dina, --perempuan yang dinikahi Miftah ada akhir 2021 itu--, punya prinsip sama dengan Miftah.
Awal mereka membiasakan betul berbagi makan gratis kepada tamu, memang dimulai sekitar Juli 2022. Saat pameran Upajiwa diselenggarakan.
Kala itu setiap tamu yang datang ke galeri, diajak makan bersama. Demikian juga tamu, kenalan baru dari Majid, --salah satu tim galeri--.
Tetapi, yang sesungguhnya jadi motivasi mereka terus untuk sekuat tenaga mengajak banyak orang makan bersama, adalah tradisi Jawa.
Tradisi yang menekankan, setiap tamu harus dijamu. Siapapun yang datang ke rumah akan dihidangkan apapun yang juga dikudap oleh tuan rumah. Tak jarang pula dengan pangan yang justru lebih nikmat, ketimbang yang biasa ditelan tuan rumah.
Baca Juga: Tandang ke PSS Sleman, Pelatih Persib Bandung Wanti-wanti Tekanan Suporter Tuan Rumah
Sependek ingatan Dina, ia punya tamu pameran yang merupakan anak kos. Usai ditawari makan, teman mereka satu itu sempat menolak. Tapi, Dina memberikan pengertian.
"Ayok lah makan bareng, setidaknya nanti di kos kamu tidak usah makan lagi, uang makan kamu bisa diplot makan untuk jadwal berikutnya atau keesokan hari," ucap Dina mengulang.
Tak ada pos tambahan khusus yang ia siapkan untuk jamuan bersama gratis ini, imbuh Dina. Sebab pada prinsipnya mereka menyediakan makan gratis sebagai jamuan biasa. Semampu mereka.
"Ini seperti bila tetangga ke rumah. Apa yang ada, itu yang akan kami hidangkan. Kami tidak memaksakan harus membuat sejumlah sekian porsi, tidak, kami tidak memaksakan diri," kata dia.
Hal itu pula yang membuat pasutri ini menolak donasi, terlebih dalam bentuk uang atau bahan makanan dalam jumlah besar.
"Kalau donasi nanti beban, kalau ditanyain. Jadi ya kami semampunya saja. Orang datang, bertamu ya jamuan biasa saja, tidak berlebihan," ucapnya.
Berita Terkait
-
Demi Pikat Pelanggan, Viral Promo Cium Pasangan 60 Detik Bisa Makan Gratis di Restoran Ini
-
Viral Foto PDIP Bangka Buka Warung Makan Gratis, Publik Penasaran Menunya
-
Taktik Kurir Ini Dapat Minum dan Makan Gratis dari Customer Curi Perhatian
-
Buat yang Bernama Muhammad dan Maria, Rumah Makan di Daerah Ini Promo Makan Gratis
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 7 Rekomendasi HP RAM 12GB Rp2 Jutaan untuk Multitasking dan Streaming
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- BRI Market Outlook 2026: Disiplin Valuasi dan Rotasi Sektor Menjadi Kunci
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
Terkini
-
Batik Malessa Mendapatkan Pendampingan dari BRI untuk Pembekalan Bisnis dan Siap Ekspor
-
Dukung Konektivitas Sumatra Barat, BRI Masuk Sindikasi Pembiayaan Flyover Sitinjau Lauik
-
Hidup dalam Bayang Kejang, Derita Panjang Penderita Epilepsi di Tengah Layanan Terbatas
-
Rayakan Tahun Baru di MORAZEN Yogyakarta, Jelajah Cita Rasa 4 Benua dalam Satu Malam
-
Derita Berubah Asa, Jembatan Kewek Ditutup Justru Jadi Berkah Ratusan Pedagang Menara Kopi