SuaraJogja.id - Ratusan pedagang dan buruh gendong mengikuti upacara bendera dalam rangka HUT ke-77 Republik Indonesia, Rabu (17/08/2022). Upacara ini baru pertama kali digelar di pasar tersebut sejak Indonesia merdeka.
Selain upacar, dalam rangkaian HUT ke-77 Republik Indonesia ini, para pedagang dan buruh gendong menggelar sedekah bersama. Mereka membagikan berbagai hasil jualan yang dimiliki kepada warga dan orang-orang yang membutuhkan di pasar tersebut.
"Sudah 77 tahun indonesia merdeka, baru sekali ini pedagang beringharjo melaksanakan upacara bendera," ujar sesepuh paguyuban Pasar Beringharjo, Darmastono.
Upacara kali ini pun dirasa cukup istimewa. Sebab mereka berdiri di pasar yang sudah berdiri bahkan sebelum bangsa Indonesia bebas dari penjajahan.
Baca Juga: Nagita Slavina Pakai Daster Rp600 Ribuan, Warganet: Mending Beli di Pasar Beringharjo
Pasar Beringharjo dibangun pada 24 Maret 1925 oleh perusahaan beton dari Hindia Belanda. Interior Pasar Beringharjo merupakan perpaduan antara gaya khas Jawa dan kolonial dan tetap berdiri kokoh hingga saat ini.
Karenanya para pedagang dan buruh gendong yang sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari Pasar Beringharjo untuk ikut melestarikan dan memajukan pasar tradisional tersebut. Apalagi perkembangan teknologi yang memunculkan perdanganan secara online menjadikan persaingan ekonomi yang cukup berat bagi para pedagang di pasar tradisional, termasuk di Beringharjo.
"Jual beli online sekarang sudah membudaya, kalau kita tidak ikut di dalamnya kita akan ketinggalan. Lalu gimana 10 sampai 15 tahun ke depan ketika transaksi online sudah membudaya di masyarakat, kita semua akan terlibas habis karena online ini tidak memerlukan sarpras (sarana dan prasarana-red) sehingga biaya rendah. Ini yang harus kita sikapi," paparnya.
Darmastono berharap pedagang dan Pasar Beringharjo dan pasar tradisional lain tidak hanya memberikan layanan jual beli. Ditengah persaingan yang kian ketat, mereka harus mampu berinteraksi dengan pembeli
"Kami berpesan kepada seluruh pedagang pasar bringharjo, mari kita layani pembeli-pembeli kita dengan baik, dengan sopan santun yang baik. Kita tunjukkan bahwa pedagang beringharjo adalah pedagang DIY yang adiluhung," tandasnya.
Baca Juga: Pasar Beringharjo Yogyakarta Kembali Buka Malam Hari
Sementara Kepala Dinas Perdagangan Kota Yogyakarta, Veronica Ambar Ismuwardani mengungkapkan, keikutsertaan ratusan pedagang dari tiga paguyuban tersebut dalam HUT ke-77 Republik Indonesia ini menunjukkan mereka sebagai pekerja informal juga memiliki rasa kebangsaan dan nasionalisme yang tinggi.
"Mereka meluangkan waktu sejenak dari dagangnya untuk bergembira bersama-sama. Mereka melakukan pengorbanan karena tidak bisa jualan dari pagi," ungkapnya.
Kontributor : Putu Ayu Palupi
Berita Terkait
-
Libatkan Istri jadi Tukang Palak, Preman Pemeras Tukang Sayur di Bekasi Ternyata Budak Narkoba
-
Keluhkan Penjualan Merosot, Pedagang Mainan di Pasar Gembrong: Lebaran Sudah Nggak Berpengaruh
-
Mendak Tirta dan Pradaksina: Makna Mendalam Ritual Umat Hindu di Prambanan Jelang Nyepi
-
Arti Tepung Tawar Perdamaian, Tuntutan Dari Sultan Palembang untuk Willie Salim
-
Pedagang Pasar Khawatir Omzet Bisa Anjlok Gegara Kebijakan Kemasan Rokok Polos
Terpopuler
- Pemilik Chery J6 Keluhkan Kualitas Mobil Baru dari China
- Profil dan Aset Murdaya Poo, Pemilik Pondok Indah Mall dengan Kekayaan Triliunan
- Jadwal Pemutihan Pajak Kendaraan 2025 Jawa Timur, Ada Diskon hingga Bebas Denda!
- Pemain Keturunan Maluku: Berharap Secepat Mungkin Bela Timnas Indonesia
- Jairo Riedewald Belum Jelas, Pemain Keturunan Indonesia Ini Lebih Mudah Diproses Naturalisasi
Pilihan
-
Bodycharge Mematikan Jadi Senjata Rahasia Timnas U-17 di Tangan Nova Arianto
-
Kami Bisa Kalah Lebih Banyak: Bellingham Ungkap Dominasi Arsenal atas Real Madrid
-
Zulkifli Hasan Temui Jokowi di Solo, Akui Ada Pembicaraan Soal Ekonomi Nasional
-
Trump Singgung Toyota Terlalu Nyaman Jualan Mobil di Amerika
-
APBN Kian Tekor, Prabowo Tarik Utang Baru Rp 250 Triliun
Terkini
-
Jogja Hadapi Lonjakan Sampah Pasca Lebaran, Ini Strategi Pemkot Atasi Tumpukan
-
Revitalisasi Stasiun Lempuyangan Diprotes, KAI Ungkap Alasan di Balik Penggusuran Warga
-
Soal Rencana Sekolah Rakyat, Wali Kota Yogyakarta Pertimbangkan Kolaborasi Bersama Tamansiswa
-
Solusi Anti Pesing Malioboro, Wali Kota Jogja Cari Cara Antisipasi Terbaik
-
Praktisi UGM Rilis 2 E-Book Kehumasan: Solusi Jitu Hadapi Krisis Komunikasi di Era Digital