SuaraJogja.id - Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta akan melakukan kajian terhadap usulan lembaga legislatif setempat untuk pengadaan lahan pertanian di luar daerah, sebagai salah satu upaya pemenuhan kebutuhan pangan.
"Apa yang disampaikan dari legislatif baru sebatas usulan saja. Tentunya, ada beberapa aspek yang perlu dipertimbangkan, termasuk melakukan kajian yang detail untuk memastikan apakah usulan tersebut bisa direalisasikan atau tidak," kata Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta, Suyana, Rabu (24/8/2022).
Menurut dia, hingga saat ini tidak ada kendala dalam pemenuhan kebutuhan pangan di Kota Jogja, meskipun luas lahan pertanian di kota tersebut sangat terbatas dan sebagian besar bahan kebutuhan pokok didatangkan dari luar daerah.
"Jika pemerintah daerah terjun langsung mengelola pertanian, maka kami akan bersaing langsung dengan petani dan petani yang nantinya justru dirugikan karena kalah bersaing. Padahal selama ini yang kami lakukan adalah membina petani," katanya.
Baca Juga: ASN Ponorogo Dihukum 6 Tahun Penjara Karena Terbukti Bersalah Korupsi Alat dan Mesin Pertanian
Oleh karenanya, lanjut Suyana, dibutuhkan kajian yang detail agar upaya pemenuhan kebutuhan pangan dapat dilakukan secara efektif dan di sisi lain mampu semakin menyejahterakan petani.
Luas lahan pertanian di Kota Jogja saat ini tersisa sekitar 50 hektare yang dikelola sebagai lahan persawahan oleh petani dan dimungkinkan bisa semakin berkurang karena tidak ada ketentuan mengenai lahan persawahan dalam Perda Nomor 2 Tahun 2021 tentang Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW).
"Di dalam Perda RTRW tidak ada ketentuan lahan sawah dan tidak direncanakan ada lahan sawah sehingga memang di Kota Jogja dimungkinkan tidak ada sawah," katanya.
Dengan kondisi lahan pertanian yang dimungkinkan semakin menyusut, maka Suyana menyebut, salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah mengubah pemanfaatan lahan pertanian untuk kebutuhan produksi benih atau bibit.
"Pemanfaatan lahan pertanian atau sawah bukan ditujukan untuk budidaya menghasilkan produk akhir, tetapi lebih diarahkan untuk penyediaan benih atau bibit sehingga memiliki nilai jual yang lebih efisien," katanya.
Ia pun mencontohkan keberadaan Kebun Plasma Nutfah Yogyakarta yang menghasilkan bibit pisang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
- 1
- 2
Berita Terkait
Terpopuler
- Duet Elkan Baggott dan Jay Idzes, Prediksi Susunan Pemain Timnas Indonesia vs China
- 27 Kode Redeem FF Terbaru 17 Mei: Klaim Diamond, Token, dan Skin Cobra MP40
- Penampilan Syahrini di Cannes Mengejutkan, Dianggap Berbeda dengan yang di Instagram
- 8 Rekomendasi Sunscreen Mengandung Vitamin C, Ampuh Hilangkan Noda Hitam
- Ditegur Dudung Abdurachman, Hercules Akhirnya Minta Maaf ke Gatot Nurmatyo dan Yayat Sudrajat
Pilihan
-
PSSI Bongkar Alasan Tak Panggil Elkan Baggott meski Sudah Sampai di Bali
-
Kurator Didesak Penuhi Hak Karyawan PT Sritex, Tagihan Pembayaran Capai Rp 337 Miliar
-
Menelisik Kinerja Emiten Kongsian Aguan dan Salim
-
Mudah Ditebak, Ini Prediksi Starting XI Timnas Indonesia vs China
-
Muhammadiyah dan BSI Rujuk?
Terkini
-
Bantah Imbas Pilkada, Bupati Sleman Rombak Ratusan Pejabat: Saya Butuh Orang Kompeten
-
Komitmen DIY Genjot Industri Cetak, Jogja Printing Expo 2025 Digelar Ciptakan Persaingan Sehat
-
Hujan Badai Hantam Sleman, Pohon Tumbang Timpa Rumah dan Sekolah, Ini Lokasinya
-
Sri Sultan HB II Layak Jadi Pahlawan Nasional, Akademisi Jogja Ini Ungkap Alasannya
-
Punya 517 Posyandu di Jogja yang Sudah Layani Bayi serta Lansia, Target ILP Capai 83 Persen