SuaraJogja.id - Sejumlah guru besar dari berbagai perguruan tinggi di Yogyakarta menyerukan pentingnya restorasi kepemimpinan Indonesia. Hal ini didorong oleh keprihatinan atas berbagai persoalan di dalam negeri, yang mengarah pada indikasi adanya krisis kepemimpinan bangsa.
“Kami memiliki keprihatinan mendalam atas krisis kepemimpinan akhir-akhir ini, merujuk pada berbagai kasus hukum para pejabat publik, pelanggaran moral dan etika serta praktik koruptif para pemimpin di berbagai tingkatan. Kami mengingatkan pentingnya kepemimpinan yang amanah, kompeten dan menjunjung tinggi integritas,” ujar Prof. Dr. Suwarsih Madya dari Universitas Negeri Yogyakarta, Minggu (28/8/2022) dalam keterangan tertulisnya.
Para guru besar menilai, kekecewaan publik akibat perilaku dan kinerja pemimpin (yang sebelumnya mungkin dianggap sosok ideal), seharusnya tak perlu terjadi ketika masyarakat dan berbagai lembaga memiliki memiliki kriteria kepemimpinan yang tepat. Kriteria kepemimpinan semacam itu dapat digunakan dalam mempersiapkan maupun memilih kandidat pemimpin.
“Kriteria seseorang yang duduk dalam kepemimpinan tingkat nasional, misalnya, harus memiliki kecakapan dalam mewujudkan keadilan sosial dan kesejahteraan umum. Di samping itu, sebagai bangsa yang memiliki posisi strategis dalam percaturan geopolitik global, amat wajar juga jika kemampuan diplomasi internasional ditempatkan sebagai kompetensi bernilai tinggi,” lanjut Suwarsih.
Baca Juga: Temui 17 Guru Besar Perguruan Tinggi, Surya Paloh: Mereka Tumpuan Harapan
Sepekan sebelumnya, para guru besar itu bertemu dengan sejumlah pimpinan partai politik di Jakarta, diantaranya Ketua Umum Partai Nasdem dan Presiden PKS, untuk menyampaikan aspirasi terkait kepemimpinan bangsa ke depan. Menurut Prof. Dr. Chairil Anwar, Guru Besar UGM, gerakan para guru besar itu merupakan salah satu ikhtiar kalangan akademisi untuk ikut membangun politik kebangsaan melalui sumbangan pemikiran dalam bidang kepemimpinan.
“Para founding fathers memperdebatkan gagasan pendirian negara dan penyatuan bangsa Indonesia secara ilmiah dan demokratis. Kita juga harus terbuka mendiskusikan persoalan kepemimpinan sebagai upaya untuk menumbuhkan ilmu yang berwatak bangsa,” ujarnya.
Sementara itu, Prof. Heru Kurnianto Tjahjono, guru besar dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta menyoroti akutnya praktik politik transaksional saat ini, yang mengakibatkan sirkulasi kepemimpinan hanya menyentuh lingkaran kerabat elit politik serta kroni pengusaha.
“Dialog dan interaksi antara dunia politik dan dunia keilmuan merupakan suatu agenda bangsa yang strategis, mengingat parpol adalah lembaga yang melahirkan para pemimpin publik. Hanya saja, dunia akademik harus tetap berada dalam koridor teknokratik dan independen,” ucapnya.
Prof. Siti Chamamah Soeratno (UGM), yang memungkasi perbicangan sore itu menyampaikan kegelisahan terhadap arah perkembangan bangsa saat ini, dinilainya perlu dijawab dengan langkah-langkah prioritas yang berkelanjutan dari seluruh pemangku kepentingan. Ia menekankan pentingnya inisiatif dari ormas dan parpol untuk rajin menyerap aspirasi serta mencermati kenyataan di tengah kehidupan masyarakat.
Baca Juga: Kemenag Gelar Pelatihan Kepemimpinan Nasional II
“Inisiatif semacam itu relevan untuk menyambungkan pusat-pusat pengambilan kebijakan yang keputusannya berdampak pada nasib ratusan juta rakyat dengan aspirasi sesungguhnya dari rakyat Indonesia,” tandasnya.
Dialog para guru besar dari berbagai perguruan tinggi di Yogyakarta ini dilakukan di University Club Café UGM, Sabtu (27/8/2022).
Berita Terkait
-
Temui Pramono, Petinggi Muhammadiyah Curhat Mau Bangun Kampus Baru di Jakbar
-
Dipermudah Pramono, Mahasiswa Penerima KJMU Hanya Sekali Daftar Sampai Lulus
-
Daftar 10 Prodi Paling Ketat di SNBP 2025: Ilmu Komunikasi UNJ dan Keperawatan UNS Urutan Pertama
-
Komisi X DPR RI soal Disertasi Bahlil Terancam Dicabut: Ini Masalah Serius di Perguruan Tinggi
-
Pengesahan Perubahan UU Minerba Bikin Kampus Jadi 'Boneka' Perusahaan Tambang?
Terpopuler
- Sama-sama Bermesin 250 cc, XMAX Kalah Murah: Intip Pesona Motor Sporty Yamaha Terbaru
- Robby Abbas Pernah Jual Artis Terkenal Senilai Rp400 Juta, Inisial TB dan Tinggal di Bali
- Profil Ditho Sitompul Anak Hotma Sitompul: Pendidikan, Karier, dan Keluarga
- Forum Purnawirawan Prajurit TNI Usul Pergantian Gibran hingga Tuntut Reshuffle Menteri Pro-Jokowi
- Ini Alasan Hotma Sitompul Dimakamkan dengan Upacara Militer
Pilihan
-
Liga Inggris: Kalahkan Ipswich Town, Arsenal Selamatkan MU dari Degradasi
-
Djenahro Nunumete Pemain Keturunan Indonesia Mirip Lionel Messi: Lincah Berkaki Kidal
-
7 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan Layar AMOLED Terbaik April 2025
-
Perbandingan Spesifikasi vivo V50 Lite 4G vs vivo V50 Lite 5G, Serupa Tapi Tak Sama!
-
PT LIB Wajib Tahu! Tangan Dingin Eks Barcelona Bangkitkan Liga Kamboja
Terkini
-
Guru Besar UGM Terlibat Kasus Kekerasan Seksual: Korban Pilih Damai, Ini Alasannya
-
Diikuti Ratusan Kuda Seharga Miliaran Rupiah, Keponakan Presiden Prabowo Gelar Pacuan Kuda di Jogja
-
'Beli Mercy Harga Becak': Mantan PMI Bangkit dari Nol, Kini Kuasai Pasar Kulit Lumpia Nasional
-
Kota Pelajar Punya Solusi, Konsultasi Gratis untuk Kesulitan Belajar dan Pendanaan di Yogyakarta
-
Lebaran Usai, Jangan Sampai Diabetes Mengintai, Ini Cara Jaga Kesehatan Ala Dokter UGM