SuaraJogja.id - Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Kota Yogyakarta memastikan seluruh SD dan SMP di daerah tersebut telah menjalankan Kurikulum Merdeka mulai tahun ajaran 2022/2023, khususnya untuk kelas 1 dan 4 SD serta kelas 7 SMP.
“Mulai tahun ajaran ini sudah dimulai. Jenjang kelas yang menjalankan pun sesuai dengan arahan dari pusat baik sekolah negeri maupun swasta,” kata Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Kota Yogyakarta Budhi Asrori di Yogyakarta, Jumat.
Jenjang pendidikan yang menerapkan Kurikulum Merdeka tersebut, lanjut dia, tidak hanya terbatas pada lingkup pendidikan formal tetapi juga pendidikan informal.
“Jika memang ada masyarakat yang mengakses layanan pendidikan informal atau penyetaraan dan jenjang kelasnya menerapkan Kurikulum Merdeka, maka mereka pun pasti akan menjalankan kurikulum baru tersebut,” katanya.
Baca Juga: Disdikpora Kota Yogyakarta Terima Ratusan Aduan PPDB Tiap Hari, Didominasi Masalah Kependudukan
Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga atau Disdikpora Kota Yogyakarta mendorong setiap sekolah untuk menjalankan Kurikulum Merdeka tersebut seoptimal mungkin apalagi ada pendampingan yang diberikan.
“Ada semacam pendampingan dari Balai Penjaminan Mutu Pendidikan, ada pula komunitas belajar serta portal Merdeka Belajar yang bisa diakses kapan saja. Harapannya, penerapan kurikulum pun optimal,” katanya.
Dalam implementasi Kurikulum Merdeka, sekolah dapat memilih satu dari skema kurikulum yang ditawarkan, yaitu Merdeka Berbagi, Merdeka Berubah, dan Merdeka Belajar.
“Untuk di Kota Yogyakarta, sekolah lebih banyak memilih Merdeka Berubah,” katanya.
Kurikulum Merdeka ditekankan pada pembelajaran intrakurikuler yang beragam dengan harapan pembelajaran berjalan maksimal karena siswa memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan meningkatkan kompetensi.
Baca Juga: PPKM Turun ke Level 3, Disdikpora Kota Yogyakarta Masih Terapkan PTM 50 Persen
“Untuk kurikulum ini, kembali diterapkan sistem mata pelajaran. Tidak lagi mengacu pada pembelajaran tematik seperti diterapkan pada kurikulum sebelumnya,” katanya.
Di akhir pembelajaran, lanjut Budhi, peserta didik akan membuat semacam proyek yang merangkum ilmu dan kompetensi dari berbagai mata pelajaran yang sudah dipelajari. [ANTARA]
Berita Terkait
-
Mapel Coding dan AI untuk SD, Kebijakan FOMO atau Kebutuhan Pendidikan?
-
Viral Bocah SD Kendarai Pikap Bawa Teman-temannya Bikin Publik Resah
-
Apa Itu Deep Learning? Pengganti Kurikulum Merdeka Nadiem yang Dibocorkan Abdul Muti
-
Deep Learning Jadi Kurikulum Baru Gantikan Meredeka Belajar? Begini Kata Mendikdasmen Abdul Mu'ti
-
Viral Siswa SD Belajar di Ruang Kelas Tak Layak, Atap Ambrol Hingga Lantai Tanah
Terpopuler
- Kini Rekening Ivan Sugianto Diblokir PPATK, Sahroni: Selain Kelakuan Buruk, Dia juga Cari Uang Diduga Ilegal
- Gibran Tinjau Makan Gratis di SMAN 70, Dokter Tifa Sebut Salah Sasaran : Itu Anak Orang Elit
- Tersandung Skandal Wanita Simpanan Vanessa Nabila, Ahmad Luthfi Kenang Wasiat Mendiang Istri
- Dibongkar Ahmad Sahroni, Ini Deretan 'Dosa' Ivan Sugianto sampai Rekening Diblokir PPATK
- Deddy Corbuzier Ngakak Dengar Kronologi Farhat Abbas Didatangi Densu: Om Deddy Lagi Butuh Hiburan
Pilihan
-
AMAN Kaltim: Copot Kapolres Paser, Tuntaskan Kasus Penyerangan di Muara Kate
-
Tragedi di Paser, BEM KM Unmul Tuntut Keadilan dan Perlindungan untuk Masyarakat Adat
-
Ini Alasan Pemerintahan Prabowo Belum Gaspol Bangun Infrastruktur
-
Miris! Ribuan Anggota TNI-Polri Terseret Judi Online, Sinyal Pembenahan?
-
Lapor Mas Wapres ala Gibran: Kebijakan Strategis atau Populis?
Terkini
-
Menteri Lingkungan Hidup Geram Masih Temukan Tumpukan Sampah di Depo Mandala Krida, DLH Kota Jogja Berikan Penjelasan
-
DPR Fit and Proper Test KPK, Busyro Muqoddas Minta Prabowo Gelar Kembali Seleksi Capim
-
Makan Siang Gratis di Sekolah: Muhammadiyah Dukung dan Siap Kolaborasi dengan Pemerintah
-
Konstruksi Tol Jogja-Solo Segmen Klaten-Prambanan Hampir Tuntas, Diproyeksikan Beroperasi Fungsional saat Nataru
-
Pemicu Pembacokan di Jambusari Diungkap Polisi, Senggolan Mobil jadi Penyulutnya