SuaraJogja.id - Pemerintah Indonesia baru saja secara resmi menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM). Tak sedikit masyarakat yang merasa keberatan dengan keputusan harga terbaru BBM yang ditetapkan pemerintah tersebut.
Pakar kebijakan publik UGM Wahyudi Kumorotomo menyatakan bahwa pemerintah perlu untuk membuat kerangka kebijakan yang lebih komprehensif. Tidak bisa lantas reaktif saja membuat keputusan untuk menaikkan harga BBM.
"Nah sekarang kita perlu buat kerangka kebijakan yang komprehensif. Bahwa pertama perlu diversifikasi energi dan kedua perlu upayakan di sektor transportasi itu, memang betul-betul cara kita menggunakan transportasi itu lebih hemat, lebih tidak tergantung pada energi fosil," ujar Wahyudi saat dihubungi, Minggu (4/9/2022).
Menurutnya semua pihak perlu mempersiapkan diri sebaik-baiknya terhadap krisis energi di masa yang akan datang. Mengingat dampaknya yang akan besar dan sangat dirasakan bagi masyarakat.
Baca Juga: Terimbas BBM, Moda Transportasi Air di Kayong Utara Bakal Naikan Harga Tiket Sampai 23 Persen
Pemerintah dan masyarakat perlu bersinergi untuk memecahkan persoalan energi. Salah satunya dengan persiapan mengambil kebijakan dalam jangka panjang.
"Jangan hanya reaktif seperti yang sekarang ini, karena tiba-tiba mendadak ya ABPN tidak bisa 'nomboki' untuk subsidi energi kita, tiba-tiba menaikkan lalu masyarakat bergejolak," ucapnya.
"Itu karena kita tidak menyiapkan pola dimana kita bisa lebih hemat dengan energi. Pemerintah juga perlu memperhatikan kebutuhan masyarakat dengan menyediakan transportasi publik dan energi alternatif," sambungnya.
Negara disebut terlambat untuk memberikan kesadaran secara kolektif untuk lebih menghemat energi yang tersisa. Misalnya saja bisa dimulai dengan bersepeda untuk jarak pendek hingga menggunakan kendaraan listrik seperti yang telah dilakukan di berbagai negara maju.
Jika tak ada perencanaan yang matang terkait persoalan energi ini, kata Wahyudi, semua pihak akan terus menerus terkaget-kaget seperti saat ini.
Baca Juga: Demo Buruh Tolak Harga BBM Naik Akan Terpusat Di DPR RI
"Jadi kalau tidak ada kerangka kebijakan energi dalam jangka panjang yang komprehensif dimana pemerintah dan masyarakat itu mengantisipasi persoalan energi dalam jangka panjang, kita akan tetap terkaget-kaget terus," tegasnya.
Padahal, dilanjutkan Wahyudi, diketahui bahwa perkiraan minyak di Indonesia akan habis pada tahun 2030-an mendatang. Sehingga mau tidak mau negara harus terus mengimpor.
"Nah kalau kita tidak siapkan masyarakat, kemudian fasilitas transportasi publik, kebiasaan kita juga masih menggunakan pola-pola lama yang menyebabkan polusi. Maka ya kita akan terkaget-kaget lagi kalau andaikan terjadi gejolak harga minyak," terangnya.
Ia menambahkan untuk semua pihak tak hanya bergantung pada minyak saja. Ada banyak sumber energi baru dan terbarukan yang bisa dimanfaatkan.
"Jangan tergantung pada minyak karena jelas minyak itu suatu saat akan habis dari Indonesia dan kita sebenarnya sumber energi alternatif itu banyak selain minyak," kata dia.
Berita Terkait
-
Sri Mulyani Naikkan PPN Menjadi 12%, Pengusaha Kritisi Kebijakan
-
Lebih dari Sekadar Aborsi: Kebijakan Trump Bisa Picu Krisis Kesehatan Global
-
Dukung Perombakan Pejabat di Lingkungan Pemprov DKI, Pengamat: Tingkatkan Sinergitas Antar Birokrasi Dari DKI ke DKJ
-
Berikut daftar Kebijakan Kontroversial Donald Trump yang Bakal Mengguncang Dunia
-
Pro dan Kontra: Kebijakan Cukai untuk Minuman Berpemanis Dalam Kemasan, Benarkah Efektif?
Terpopuler
- Diminta Cetak Uang Kertas Bergambar Jokowi, Reaksi Bank Indonesia di Luar Prediksi: Kalau Gitu...
- Ragnar Oratmangoen Akui Lebih Nyaman di Belanda Ketimbang Indonesia: Saya Tidak Menonjol saat...
- Warga Jakarta Jangan Salah Nyoblos Besok, YLBHI Bongkar 'Dosa-dosa' Cagub Nomor Urut 2 Dharma Pongrekun
- Pelatih Jay Idzes: Saya Tidak Senang, Ini Memalukan!
- Pratiwi Noviyanthi Ditinggal Pengacara Usai Tak Mau Selesaikan Kisruh Donasi Pengobatan Agus Salim
Pilihan
-
Dirut Baru Garuda Langsung Manut Prabowo! Harga Tiket Pesawat Resmi Turun
-
Pandji Pragiwaksono Sindir Sembako 'Bantuan Wapres Gibran' Pencitraan: Malah Branding Sendirian
-
Bansos Beras Berlanjut Hingga 2025, Siapa Saja yang Dapat?
-
Review Jelly Master, Game Mukbang Gratis yang Menggemaskan
-
Tak Ada Muka Jokowi, Ini Daftar Pahlawan di Uang Kertas Rupiah
Terkini
-
Keroyok dan Bacok Orang saat Tawuran, Polisi Amankan 11 Orang Dewasa dan Anak-anak
-
Yuk Dapatkan Diskon Biaya Provisi 50% Sambut HUT ke-129 BRI, Ini Daftar Program Special BRIguna
-
Warga Keluhkan Bau Busuk dari Sejumlah TPST di Sleman, Ini Langkah yang Dilakukan DLH
-
Temui Endah Subekti-Joko, Bupati Petahana Gunungkidul Sunaryanta Akui Kekalahannya
-
Damkar Kota Jogja Evakuasi Buaya Sepanjang 3 Meter, Diduga Peliharaan Warga yang Lepas