SuaraJogja.id - Pemerintah berupaya mendeteksi 90 persen dari kasus penyakit tuberkulosis atau TBC pada 2024, antara lain dengan memperbaiki strategi surveilans penyakit.
"Dari [perhitungan diperkirakan ada] 824 ribu penderita TBC. Saya minta di 2024 sebanyak 90 persen harus sudah terdeteksi by name by adress [berdasar nama dan alamat]," kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin seperti dikutip Antara, Sabtu (10/9/2022).
Kemenkes, kata Budi saat ini berupaya untuk mempertajam strategi surveilan yang lebih baik dan benar.
Budi juga menekankan pentingnya deteksi dan penanganan dini dalam penanggulangan penyakit menular.
"Prinsip penyakit menular adalah kita harus tahu di mana mereka dan kita harus selamatkan mereka, itu adalah tugas pertama yang paling prioritas," katanya.
Dia mengemukakan bahwa prosedur genome sequencing (pengurutan genom) dibutuhkan untuk mengetahui lebih cepat varian bakteri penyebab TBC.
Oleh karena itu, menurut dia, pemerintah berencana menjalankan proyek percontohan pengoperasian genome sequencing mobile guna mendukung pendeteksian varian bakteri penyebab TBC secara cepat.
"Dengan demikian kita bisa memberikan paket pengobatannya itu yang benar-benar cocok dengan pasien," ujarnya.
Sementara itu, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan, Maxi Rein Rondonuwu mengatakan bahwa TBC masih menjadi masalah kesehatan utama di Indonesia maupun di dunia.
Baca Juga: Jadi Narasumber Seminar Internasional, Walikota Arief Berbagi Pengalaman Tangani TBC
Tuberkulosis merupakan satu dari sepuluh penyebab utama kematian di dunia. Indonesia berada di urutan ketiga dalam daftar negara dengan beban akibat TBC tertinggi setelah India dan China.
Pemerintah Indonesia berupaya mengeliminasi TBC pada 2030 dengan target laju insidensi 65 per 100.000 penduduk dan angka kematian enam per 100.000 penduduk.
Menurut Global TB Report 2021, jumlah kasus tuberkulosis di Indonesia diperkirakan mencapai 824.000 kasus. Namun pasien TBC yang berhasil ditemukan, diobati, dan dilaporkan ke dalam sistem informasi nasional hanya 393.323 orang atau 48 persen dari estimasi kasus.
Masih ada sekitar 52 persen kasus TBC yang belum ditemukan atau sudah ditemukan tetapi belum dilaporkan.
Pada tahun 2022, hingga September untuk cakupan penemuan dan pengobatan TBC masih 39 persen (target satu tahun TC 90 persen) dan angka keberhasilan pengobatan TBC mencapai 74 persen (target SR 90 persen). [ANTARA]
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 4 HP Flagship Turun Harga di Penghujung Tahun 2025, Ada iPhone 16 Pro!
- 5 Moisturizer Murah yang Mencerahkan Wajah untuk Ibu Rumah Tangga
Pilihan
-
Bank Sumsel Babel Dorong CSR Berkelanjutan lewat Pemberdayaan UMKM di Sembawa Color Run 2025
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
Terkini
-
Dirut PSIM Yogyakarta Dapat Kesempatan Belajar di NFL, Satu-satunya dari Indonesia
-
Hadirkan Perumahan Mewah di Tengah Kota Yogyakarta, Nirwana Villas Malioboro Pastikan Legalitas Aman
-
Konser "Jogja Hanyengkuyung Sumatra": Kunto Aji hingga Shaggydog Ikut Turun Gunung
-
Danantara dan BP BUMN Siagakan 1.000 Relawan untuk Tanggap Darurat
-
Bantu Korban Sumatera, BRI Juga Berperan Aktif Dukung Proses Pemulihan Pascabencana